h. Penggunaan Kalender Berocok Tanam Kalender Bali
Kebiasaan masyarakat Bali dalam memperkirakan musim membuka lahan dan menanam ada yang berpatokan pada Kalender Bali. Di Kalender Bali termuat
keterangan-keterangan yang berhubungan dengan kegiatan pertanian, yakni Sasih Kapat. Sasih kapat adalah istilah dimana bulan sasih ini saat yang tepat untuk
membuka lahan dengan membakar karena merupakan puncak kemarau. Di tahun 2012, Sasih Kapat pada Kalender Bali jatuh pada bulan September. Berdasarkan
data hotspot MODIS pada Bulan September 2012 ditemukan terdeteksi sebanyak 444 hotspot. Jumlah tersebut merupakan jumlah hotspot bulanan terbanyak pada
tahun 2012 dibandingkan bulan lainnya. Data kejadian kebakaran dari Manggala Agni Kapuas dan Disbuthut Kapuas juga menyatakan bahwa pada bulan Septemer
2012, banyak kejadian kebakaran di berbagai wilayah di Kabupaten Kapuas. 6.3.2. Pemantauan, analisis dan peramalam ancaman bahaya
Dari hasil penelitian di sub bab sebelumnya, secara umum, hotspot tersebar sangat rapat di wilayah selatan Kabupaten Kapuas dibandingkan di
wilayah utara. Sejarah kebakaran dari informasi masyarakat menunjukkan bahwa tidak selalu pada tahun-tahun dengan hotspot tinggi terjadi kebakaran yang merata
di semua wilayah. Hasil analisa ini sama dengan apa yang diungkapkan oleh masyarakat bahwa lokasi kebakaran umumnya terjadi di lahan gambut yang
semuanya berada di wilayah selatan Kapuas. Lahan gambut yang mudah terbakar umumnya adalah bekas lahan pertanian yang terlantar dan di hutan rawa sekunder
akibat pembukaan lahan untuk sawah ladang dan kebun karet.
Berdasarkan analisis spasial pada topik Karakteristik Kebakaran Hutan dan Lahan Bab 3, kebakaran umumnya terjadi di areal yang tidak terawat. Areal
tidak terawat diantaranya ditemukan di lahan semak belukar, alang-alang dan hutan galam yang jauh dari pemukiman. Hasil pemantauan masyarakat yang
terungkap dalam kelompok diskusi terarah menyebutkan bahwa semak belukar, alang-alang dan hutan galam dan purun merupakan areal yang sering terbakar.
Aktivitas masyarakat yang menyebabkan kebakaran adalah yaitu aktivitas berburu, kelalaian dari kegiatan merokok, memancing, pembukaan lahan
pertanian dan konversi lahan menjadi perkebunan. Hasil survei dan wawancara di lapangan tersebut tidak berbeda dengan hasil dari diskusi kelompok yang
menyebutkan beberapa penyebab kebakaran hutan yaitu berasal dari pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan, pemburu yang sering berburu yang
membuat perapianapi unggun, api liar dari kegiatan merokok, pembakaran belukar untuk memudahkan memburu binatang buruan, Sisa pembakar ikan oleh
para pemancing yang tidak dipadamkan dan pembakaran purun agar menghasilkan purun yang segar.
Pada hasil analisa tentang penentuan faktor yang berpengaruh pada kebakaran hutan dan lahan di Kapuas, faktor-faktor yang berperan penting dalam
model spasial tingkat kerawanan kebakaran hutan dan lahan adalah kedalaman gambut, tutupan lahan dan jarak dari jalan. Sebaran tingkat kerawanan tinggi
sebagian besar berada di areal lahan gambut sangat dalam sekali tesebar di kelas tutupan lahan hutan rawa sekunder dan semak belukar rawa dan dekat dengan
jalan. Wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi sekali terletak di kecamatan Basarang, Kecamatan Dadahup dan Kecamatan Mantangai.
Hasil analisis tingkat kerawanan diatas sesuai dengan hasil wawancara dan diskusi kelompok dengan masyarakat bahwa kebakaran banyak terjadi di lahan
gambut dari kedalaman sedang hingga sangat dalam. Berdasarkan tutupan lahan, hasil pengamatan masyarakat juga selalu menemukan kebakaran di semak belukar
rawa dan hutan rawa sekunder yang merupakan lahan tidak terkelola.
Masyarakat berpendapat bahwa dari seringnya kejadian kebakaran yang terjadi di Kabupaten Kapuas, sebagian besar terjadi di lahan yang terawat
khususnya di lahan gambut. Hasil FGD berhasil mengungkap tentang lokasi lahan yang biasa terbakar setiap musim kemarau yaitu semak belukar, bekas tebasan
purun di hutan rawa, alang-alang dan bekas lahan pertanian yang terlantar. 6.3.3. Penyebaran Pesan Peringatan Kebakaran
Hasil refleksi masyarakat tentang sumber dan penyebaran pesan peringatan kebakaran hutan dan lahan yang terungkap melalui diskusi kelompok
dan wawancara dengan masyarakat di daerah yang sering terjadi kebakaran diperoleh beberapa sumber pesan dan media atau saluran penyebaran pesan
peringatan kebakaran. Beberapa sumber pesan peringatan bahaya kebakaran disajikan pada Tabel 6.1 sedangkan saluran penyebaran pesan pada Tabel 6.2.
Tabel 6.1. Sumber Informasi yang didapatkan Masyarakat tentang Peringatan
Kebakaran Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Kapuas
No Desa
Kec. Sumber Informasi Peringatan
Radio TV
Penyuluh Petugas
Lapangan Aparat
Desa Aparat
Keama nan
Tokoh Adat
Pengetahu -an Lokal
1. Binajaya
Dadahup v
2. Jangkang
Pasak Talawang
v 3.
Lahei Mangkutub
Mantangai v
v v
4. Katunjung
antangai v
5. Tarung
Manuah Basarang
v v
v 6.
Bungai Jaya Basarang
v 7.
Basuta Raya Basarang
v v
8. Anjir
Serapat Tengah
Kapuas Timur
v v
9. Pujon
Kapuas Tengah
v 10.
Lungkoh Layang
Timpah v
v 11.
Dadahup Dadahup
v 12.
Muara Dadahup
Kapuas Murung
v v
13. Panarung
Basarang v
V 14.
Pulau Telo Selat
v 15.
Trans-B4 Dadahup
v Jumlah
2 4
3 7
1 6
Prosentase 13.3
26.7 20.0
46.7 6.7
40.0 Sumber : hasil wawancara dengan tokoh dan perangkat desa April-September 2012