Kemampuan masyarakat merespon pesan peringatan kebakaran
Pos Simpul Komando POSKO dibawah koordinasi BPBD untuk menanggulangi Kebakaran Hutan dan Lahan. Sumber informasi yang memasok informasi deteksi
dan prediksi kondisi rawan kebakaran adalah selama ini dari BMKG dan Manggala Agni Daerah Daops Operasi Kapuas BKSDA Kalteng. POSKO
mendapat informasi berupa prakiraan musim kemarau dan prakiraan cuaca 3 harian dari BMKG. Informasi lain berupa jumlah dan sebaran hotspot berasal dari
Manggala Agni. Di pihak lain, BLH dan Manggala Agni juga menyediakan peta rawan kebakaran untuk melengkapi data dan informasi di POSKO.
Lembaga penyedia data yaitu BMKG tidak menemukan kendala dalam hal memasok informasi. Sumberdaya manusia yang bertugas dalam tupoksi
peringatan dini kebakaran sudah sangat memadai dalam hal pengetahuan dan keahlian. Dalam hal memasok data, POSKO tidak merasa ada kendala terkait data
dari BMKG. BMKG belum melakukan pembinaan dan pelatihan secara khusus terkait pengumpulan dan pemanfaatan data untuk menanggulangi kebakaran hutan
dan lahan pada tingkat masyarakat,. BMKG saat ini masih memiliki Sekolah Lapang Iklim untuk menunjang kegiatan pertanian secara umum namun belum
mengembangkannya untuk kegiatan khusus penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Hasil diskusi kelompok di kalangan instansi pemerintah Kabupaten Kapuas sebagai pengguna data menyebutkan bahwa informasi peringatan dan
kesiapsiagaan terbaru dari penyedia data dapat dipahami. Kendala yang mereka hadapi adalah informasi peringatan bahaya kebakaran tidak menjangkau semua
tempat yang rawan kebakara. Hal ini disebabkan oleh adanya hambatan diseminasi atau penyebaran informasi khususnya media penyaluran yang terbatas
dan minimnya jaringan telekomunikasi yang tidak menjangkau sampai pelosok desa.
Terkait dengan respon masyarakat menghadapi musim kebakaran, instansi pemerintah di Kabupaten Kapuas berpendapat nahwa masyarakat belum pro-aktif
dan berinisiatif dalam melaporkan aktivitas yang berisiko menyebabkan kebakaran. Masyarakat baru pro-aktif melaporkan hutan dan lahan yang telah
terbakar. Padahal, informasi penting yang dibutuhkan oleh instansi pemerintah agar bisa mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali adalah
rencana lokasi dan waktu pembakaran.
Terkait dengan sumberdaya manusia SDM yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sistem peringatan dini di Kabupaten Kapuas, pihak instansi
pemerintah menghadapi beberapa kendala yaitu konsistensi SDM yang menangani operasional EWS. Posisi staf-staf di instansi pemerintah daerah kabupaten
umumnya bersifat dinamis dalam penempatannya. Staf-staf instansi teknis yang sudah mendapat pelatihan dan memiliki keterampilan pengumpulan dan
pengolahan data deteksi dan prediksi kebakaran seringkali dipindah dan diganti dengan staf lain yang belum terlatih. Hal ini menyebabkan keberkelanjutan
pengelolaan operasional EWS kebakaran menjadi terkendala.