2.1. Motif
Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan oleh seseorang yang menyebabkan munculnya suatu tindakan. Motif
akan mengarahkan dan menyeleksi sikap menjadi tindakan atau tujuan sehingga lain dari yang lain.
2.2 Bawaan
Bawaan dapat berupa karakteristik fisik atau kebiasaan seseorang dalam merespon suatu situasi atau informasi tertentu.Contoh kompetensi
bawaan adalah bertindak cepat dan tepat yang diperlukan oleh perawat gawat darurat.Pengendalian emosi diri dan inisiatif yang tinggi
merupakan kebiasaan merespon yang baik untuk perawat jiwa.
2.3. Pengetahuan Akademik
Perawat harus memiliki informasi pada area yang spesifik.Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks.Skor pada tes pengetahuan sering
kali kurang bermanfaat untuk memprediksi kinerja seseorang di tempatnya bekerja karena sulitnya mengukur kebutuhan pengetahuan
dan keahlian yang secara nyata digunakan dalam pekerjaan. Pengetahuan akan dapat memprediksi apa yang dapat dilakukan seseorang, bukan apa
yang akan dilakukan. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan di bawah ini:
• Pengukuran test pengetahuan lebih banyak menghafal jika yang dipentingkan adalah kemampuan untuk mencari informasi. Memori
mengenal fakta spesifik tidak lebih penting dari pada pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
mengenai fakta yang relevan terhadap masalah spesifik dan pengetahuan tentang sumber informasi dimana mencarinya ketika
diperlukan. • Tes pengetahuan bergantung pada situasi responden. Tes tersebut
mengukur kemampuan untuk memilih alternatif pilihan yang merupakan respon yang benar dan bukan untuk mengukur apakah
seseorang dapat bereaksi sesuai dengan pengetahuan dasarnya. Mengetahui sesuatu yang benar tidaklah selalu menjamin akan
melakukan sesuatu yang benar.
2.4. Keahlian
Keahlian skill kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dan mental.Kompetensi keahlian mental atau kognitif meliputi pemikiran
analitis memproses pengetahuan atau data, menentukan sebab dan pengaruh serta mengorganisasi data dan rencana juga pemikiran
konseptual pengenalan pola data yang kompleks Nursalam, 2008. Spencer Spencer 1993:11 mengutarakan beberapa jenis karakteristik
yang membentuk sebuah kompetensi, yakni sebagai berikut: a.
Motives Motives merupakan konsisten berpikir mengenai sesuatu yang diinginkan
atau dikehendaki oleh seseorang sehingga menyebabkan suatu kejadian.Motif tingkah laku dapat dijabarkan dengan istilah tertentu,
seperti mengendalikan, mengarahkan, membimbing, memilih untuk menghadapi kejadian atau tujuan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
b. Traits
Traits adalah karakteristik fisik dan tanggapan yang konsisten terhadap informasi atau situasi tertentu.
c. Self Concept
Self concept merupakan sikap, nilai, atau imajinasi seseorang. d.
Knowledge Knowledge
merupakan informasi seseorang dalam lingkup tertentu.Komponen kompetensi ini sangat kompleks. Nilai dari knowledge
test sering gagal untuk memprediksi kinerja karena terjadi kegagalan dalam mengukur pengetahuan dan kemampuan sesungguhnya yang
diperlakukan dalam pekerjaan. e.
Skills Skills merupakan kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas fisik atau
mental tertentu Fuad, 2009. Terkait dengan hal tersebut, Syaiful F. Prihadi 2004:96 mengemukakan
bahwa kompetensi-kompetensi motive, trait, dan self concept memprediksikan tindakan-tindakan perilaku keterampilan. Pada gilirannya kompetensi-kompetensi
itu akan memprediksikan outcomes kinerja, model causal flow motivestraits, perilaku, dan outcome sebagaimana gambar berikut ini Fuad, 2009:
Universitas Sumatera Utara
“Intent” “Action”
“Outcome”
Motive, Trait, Self-Concept, Knowledge
Skema 1 Model Causal Flow Motive, Perilaku, dan Outcome
Sumber: Syaiful F. Prihadi 2004:96
Kompetensi selalu bermuatan intensimaksud, yang merupakan force motive atau trait yang menyebabkan action menuju sebuah outcome. Prihadi
2004:07 mencontohkan bahwa kompetensi pengetahuan dan keterampilan selalu mencakapi pengetahuan motive, trait, atau self-concept yang memberikan drives
untuk knowledge. Keterampilan itu harus digunakan.Perilaku tanpa intense tidak didefenisikan sebuah kompetensi.Perilaku mencakupi pikiran, saat berpikir
mendahului dan memprediksi perilaku.Contohnya adalah motives yakni berpikir mengenai mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, pikiran-pikiran perencanaan,
atau problem solving Fuad, 2009. Secara lebih elaboratif, Moore dalam Rosyada 2004:140 menyusun level
kecakapan beserta indikator kecakapan itu masing-masing berdasarkan model taksonomi Bloom yang membagi level kecakapan berdasarkan tiga ranah, yakni
kognitif, afektif, dan psikomotorik Fuad, 2009. Job Performance
Behavior Personal Characteristics
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Indikator Kompetensi Setiap Level Kecakapan
Berdasarkan Model Taksonomi Bloom No Ranah
Level Kecakapan Indikator Kecakapan
1. Kognitif
Pengetahuan Knowledge;
Mengetahui dan Mengingat
Menyebutkan, menuliskan, menyatakan, mengurutkan,
mengidentifikasikan, mendefenisikan, mencocokkan,
menamai, dan menggambarkan.
Pemahaman Comprehension
Menerjemahkan, mengubah, menggeneralisasikan, menguraikan
dengan kata-kata sendiri, menulis ulang dengan kalimat sendiri,
meringkas, membedakan diantara dua, mempertahankan,
menyimpulkan, berpendapat, dan menjelaskan.
Penerapan Ide Application
Mengoperasikan, menghasilkan, mengubah, mengatasi,
menggunakan, menunjukkan, mempersiapkan, dan menghitung.
Kemampuan Menguraikan
Analysis Menguraikan satuan menjadi unit-
unit terpisah, membagi satuan menjadi bagian-bagian,
membedakan antara dua yang sama, dan memilih.
Unifikasi Synthesis Merancang, merumuskan,
mengorganisasikan, mengkomplikasikan,
mengkomposisikan, membuat hipotesa, dan merencanakan.
Menilai Evaluation Mengkritisi, menginterpretasi, dan memberikan penilaian.
2. Afektif
Penerimaan Receiving
Mempercayai sesuatu atau seseorang untuk diikuti, memilih
seseorang atau sesuatu untuk diikuti, mengikuti, bertanya untuk
diikuti, dan mengalokasikan.
Universitas Sumatera Utara
Tanggapan Responding
Mengkonfirmasi, memberi jawaban, membaca pesan-pesan, membantu,
melaksanakan, melaporkan, dan menampilkan.
Penanaman Nilai Valuing
Menginisiasi, mengundang orang untuk terlibat, terlibat,
mengusulkan, dan melakukan.
Pengorganisasian Nilai-Nilai
Organization Memverifikasikan nilai-nilai,
menetapkan beberapa pilihan nilai, mensintesiskan antarnilai,
mengintegrasikan antarnilai, menghubungkan antarnilai,
mempengaruhi kehidupan dengan nilai-nilai.
Karakteristik Kehidupan
Characterization Menggunakan nilai-nilai sebagai
pandangan hidup worldview, serta mempertahankan nilai-nilai yang
sudah diyakini.
3. Psikomotorik
Memperhatikan Observing
Mengamati proses, memberi perhatian pada tahap-tahap sebuah
perbuatan, memberi perhatian pada sebuah artikulasi
Peniruan Imitation Melatih, mengubah sebuah bentuk,
membongkar sebuah struktur, membangun kembali sebuah
struktur, dan menggunakan sebuah konstruk, atau model.
Pembiasaan Practising
Membiasakan sebuah model atau perilaku yang sudah dibentuknya,
serta mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.
Penyesuaian Adapting
Menyesuaikan model, membenarkan sebuah model untuk dikembangkan,
dan menyelaraskan model pada kenyataan.
Level kecakapan dan indikator kecakapan setiap ranah dan level kecakapan sebagaimana tabel 1, sangat berguna terutama untuk pembangunan
Universitas Sumatera Utara
model kurikulum berbasis kompetensi. Satu hal yang harus dipahami bahwa pendekatan model level kecakapan sebagaimana model yang dikembangkan oleh
Moore mempunyai suatu asumsi. Moore berasumsi bahwa apabila suatu tahapan indikator kompetensi pada suatu ranah sudah tercapai, tahapan indikator di
bawahnya dianggap sudah dikuasai Fuad, 2009. Sebagai contoh, apabila terdapat seorang karyawan yang memiliki level
kecakapan hingga mampu membuar analisis analysis terhadap permasalahan di tempat kerja beserta cara penanggulangannya, karyawan tersebut dianggap sudah
menguasai kecakapan yang ada di bawahnya, yakni pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, dan penerapan ide application Fuad, 2009.
3. Klasifikasi Kompetensi