Hasil ini memberikan arti bahwa mayoritas mahasiswa jalur A semester akhir program pendidikan sarjana keperawatan masih perlu dibimbing dalam
memenuhi kompetensi klinik kebutuhan sirkulasi. Kompetensi kebutuhan sirkulasi berkaitan dengan salah satu organ tubuh yang penting yaitu
jantung.Tindakan keperawatan yang diberikan harus tepat karena dapat mempengaruhi pasien, sehingga memerlukan bimbingan untuk melakukan
tindakan-tindakan keperawatan kebutuhan sirkulasi. Selain itu dipengaruhi karena mayoritas mahasiswa jalur A semester akhir program pendidikan sarjana
keperawatan belum adanya pengalaman ataupun pengamatan secara langsung yang dilakukan kepada pasien yang sebenarnya.
2.10 Kompetensi Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Tabel 13 Distribusi Frekuensi Kompetensi Mahasiswa Jalur A Semester Akhir Program Pendidikan Sarjana Berdasarkan Kebutuhan Keamanan dan
Keselamatan No
Tindakan Mampu
dengan mahir
Mampu tapi belum
mahir Mampu
dengan bimbingan
Belum bisa
f f
f f
1 Buangan bahan bekas
12 22.6 3260.4
8 15.1 1 1.9
2 Sarung tangan
3260.4 18 34.0
2 3.8 1 1.9
3 Jas pelindung
21 39.6 21 39.6
8 15.1 3 5.7
4 Melakukan cuci tangan
26 49.1 20 37.7
6 11.3 1 1.9
5 Tutup kepalamasker
30 56.6 14 26.4
6 11.3 3 5.7
6 Teknik pengikatan
13 24.5 15 28.3
16 30.2 917.0
7 Bantal pasie
19 35.8 19 35.8
12 22.6 3 5.7
8 Pengaman tempat tidur
23 43.4 19 35.8
10 18.9 1 1.9
Hasil penelitian kompetensi klinik mahasiswa jalur A semester akhir program pendidikan sarjana keperawatan mengenai kompetensi kebutuhan
keamanan dan keselamatan pada 53 responden ternyata menunjukkan mayoritas
Universitas Sumatera Utara
mampu melakukan dengan mahir dengan rata-rata 22,00 41,5 yaitu untuk tindakan menggunakan sarung tangan, menggunakan jas pelindung, jas operasi
dan aproncelemek, melakukan teknik cuci tangan, menggunakan tutup kepala dan masker, penggunaan bantal pasien, memasang pengaman pada tempat tidur dan
minoritas minoritas belum bisa melakukan dengan rata-rata 2,75 5,2 yaitu untuk tindakan melakukan teknik pengikatan bagi klien gelisah.
Hasil ini memberikan arti bahwa mayoritas mahasiswa jalur A semester akhir program pendidikan sarjana keperawatan telah yakin secara mahir untuk
melakukan kompetensi kebutuhan keamanan dan keselamatan karena didasarkan beberapa tindakan kompetensi kebutuhan keamanan dan keselamatan tidak
memerlukan keterampilan yang khusus.
2.11 Kompetensi Kebutuhan Aktivitas
Tabel 14 Distribusi Frekuensi Kompetensi Mahasiswa Jalur A Semester Akhir Program Pendidikan Sarjana Berdasarkan Kebutuhan Aktivitas
No Tindakan
Mampu dengan
mahir Mampu
tapi belum mahir
Mampu dengan
bimbingan Belum
bisa f
f f
f 1
Memindahkan pasien 6 11.3
34 64.2 10 18.9
3 5.7 2
Posisi fowler semi 20 37.7
3260.4 0 0
1 1.9 3
Mengubah posisi lateral 20 37.7 30 56.6
2 3.8 1 1.9
4 Mengubah posisi Sim
15 28.3 35 66.0
2 3.8 1 1.9
5 Posisi litotomi
20 37.7 30 56.6
2 3.8 1 1.9
6 Posisi orthopnea
11 20.8 3260.4
917.0 1 1.9
7 Posisi trendenlemberg
17 32.1 33 62.3
2 3.8 1 1.9
8 Bantu posisi berbaring
21 39.6 27 50.9
2 3.8 3 5.7
9 Bantu pasien kursi roda
12 22.6 34 64.2
47.5 3 5.7
10 Menggunakn alat bantu
21 39.6 27 50.9
2 3.8 3 5.7
11 Melatih ROM exercise
31 58.5 17 32.1
47.5 1 1.9
12 Melatih ambulasi
12 22.6 33 62.3
7 32.1 1 1.9
13 Penkes aktivitaslatihan
26 49.1 20 37.7
6 11.3 1 1.9
14 Ajarkan body mekanik
0 0 21 39.6
28 52.8 47.5
15 Ajarkan body alignment 0 0
2547.2 24 45.3
47.5
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian kompetensi klinik mahasiswa jalur A semester akhir program pendidikan sarjana keperawatan mengenai kompetensi kebutuhan
aktivitas pada 53 responden ternyata menunjukkan mayoritas mampu melakukan tapi belum mahir dengan rata-rata 28,67 54,1 yaitu untuk tindakan
memindahkan klien dari dan ke tempat tidur, mengubah posisi fowler semi, mengubah posisi lateral, mengubah posisi Sim, mengubah posisi litotomi,
mengubah posisi orthopnea, mengubah posisi trendenlemberg, membantu klien dari posisi berbaring ke posisi duduk di tempat tidur, membantu pasien dari posisi
berbaring ke kursi roda, membantu klien jalan dengan menggunakan alat bantu, membantu dan melatih ambulasi, mengajarkan body alignment yang tepat dan
minoritas belum bisa melakukan dengan rata-rata 1,93 3,6 yaitu untuk tindakan mengajarkan body alignment yang tepat.
Hasil ini memberikan arti bahwa mayoritas mahasiswa jalur A semester akhir program pendidikan sarjana keperawatan telah yakin walaupun belum mahir
untuk melakukan kompetensi kebutuhan aktivitas karena didasarkan beberapa tindakan kompetensi kebutuhan aktivitas telah dipelajari dan dilakukan saat
praktek laboratorium keperawatan. Selain itu, beberapa tindakan kompetensi kebutuhan aktivitas tidak memerlukan keterampilan yang sulit. Akan tetapi,
mahasiswa jalur A semester akhir program pendidikan sarjana keperawatan sebaiknya tetap melatih tindakan yang telah dipelajari agar lebih mahir.
Universitas Sumatera Utara
2.12 Kompetensi Kebutuhan Psikososial dan Spiritual