2.20 Kompetensi Kebutuhan Post Partum
Tabel 23 Distribusi Frekuensi Kompetensi Mahasiswa Jalur A Semester Akhir Program Pendidikan Sarjana Berdasarkan Kebutuhan Post Partum
No Tindakan
Mampu dengan
mahir Mampu
tapi belum mahir
Mampu dengan
bimbingan Belum
bisa f
f f
f 1
Pemeriksaan post partum 0 0 19 35.8
30 56.6 47.5
2 Mengukur tinggi fundus
917.0 19 35.8
21 39.6 47.5
3 Observasi lokhea
2 3.8 13 24.5
36 67.9 2 3.8
4 Observasi perineum
2 3.8 18 34.0
29 54.7 47.5
5 penkes ibu post partum
10 18.9 19 35.8
22 41.5 2 3.8
6 Perawatan payudara
11 20.8 2547.2
15 28.3 2 3.8
7 Perawatan vulva
12 22.6 24 45.3
17 32.1 0 0
8 Perawatan perineum
10 18.9 22 41.5
19 35.8 2 3.8
9 “post partum blues”
2 3.8 18 34.0
28 52.8 5 9.4
10 penyuluhan tentang KB
11 20.8 13 24.5
22 41.5 7 32.1
11 Berikan kontrasepsi
15 28.3 21 39.6
13 24.5 47.5
12 konsultan post partum
6 11.3 23 43.4
20 37.7 47.5
Hasil penelitian kompetensi klinik mahasiswa jalur A semester akhir program pendidikan sarjana keperawatan mengenai kompetensi kebutuhan post
partum, pada 53 responden ternyata menunjukkan mayoritas mampu melakukan dengan bimbingan dengan rata-rata 22,67 42,8 yaitu untuk tindakan melakukan
pemeriksaan fisik ibu post partum, mengukur tinggi fundus uteri, melakukan observasi lokhea, melakukan observasi perineum, melakukan pendidikan
kesehatan pada ibu post partum, melaksanakan keperawatan “post partum blues”, memberikan penyuluhan kesehatan tentang KB dan minoritas belum bisa
melakukan dengan rata-rata 3,33 6,3 yaitu untuk tindakan melaksanakan keperawatan “post partum blues”, memberikan penyuluhan kesehatan tentang KB.
Hasil ini memberikan arti bahwa mayoritas mahasiswa jalur A semester akhir program pendidikan sarjana keperawatan masih perlu dibimbing dalam
Universitas Sumatera Utara
memenuhi kompetensi klinik kebutuhan post partum karena belum pernah mendapat pengalaman ataupun pengamatan secara langsung kepada pasien yang
sebenarnya.
2.21 Kompetensi Kebutuhan Keperawatan Keluarga
Tabel 24 Distribusi Frekuensi Kompetensi Mahasiswa Jalur A Semester Akhir Program Pendidikan Sarjana Berdasarkan Kebutuhan Keperawatan
Keluarga No
Tindakan Mampu
dengan mahir
Mampu tapi belum
mahir Mampu
dengan bimbingan
Belum bisa
f f
f f
1 Pengkajian keluarga
0 0 1222.6
36 67.9 5 9.4
2 Merumuskan diagnosa
11 20.8 33 62.3
7 32.1 2 3.8
3 Merencanakan keluarga 10 18.9
29 54.7 14 26.4
0 0 4
Pendidikan kesehatan 47.5
3260.4 15 28.3
2 3.8 5
Konsultasi keperawatan 7 32.1 31 58.5
15 28.3 0 0
6 Keperawatan gerontik
8 15.1 27 50.9
16 30.2 2 3.8
7 Evaluasi keluarga
7 32.1 29 54.7
15 28.3 2 3.8
8 Dokumentasi keluarga
5 9.4 33 62.3
13 24.5 2 3.8
Hasil penelitian kompetensi klinik mahasiswa jalur A semester akhir program pendidikan sarjana keperawatan mengenai kompetensi klinik kebutuhan
keperawatan keluarga, pada 53 responden ternyata menunjukkan mayoritas mampu melakukan tapi belum mahir dengan rata-rata 28,25 53,3 yaitu untuk
tindakan melaksanakan analisis data dan merumuskan diagnosa keperawatan keluarga, merencanakan tindakan keperawatan keluarga, melakukan pendidikan
kesehatan pada keluarga, memberikan konsultasi keperawatan, melaksanakan keperawatan gerontik, melakukan evaluasi keperawatan keluarga, melakukan
dokumentasi keperawatan keluarga dan minoritas belum bisa melakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
rata-rata 1,88 3,5 yaitu untuk tindakan melakukan pengkajian keperawatan keluarga.
Hasil ini memberikan arti bahwa mayoritas mahasiswa jalur A semester akhir program pendidikan sarjana keperawatan telah yakin walaupun belum mahir
untuk melakukan kompetensi kebutuhan keluarga. Keluarga adalah lingkungan terdekat pada setiap individu, namun masalah keluarga berbeda-beda dengan
individu lain. Oleh karena itu, mahasiswa perlu lebih memahami dan mempelajari setiap permasalahan keluarga yang dialami oleh setiap individu agar dapat
memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah keluarga tersebut.
2.22 Kompetensi Kebutuhan Keperawatan Komunitas