3. Kemampuan Konseptual.
Perkembangan kemampuan konseptual atau kognitif anak tunanetra tertinggal di belakang anak-anak awas. Anak tunanetra juga cenderung lebih miskin
dalam mengerjakan tugas-tugas yang memerlukan pemikiran abstrak. Kekurangan tersebut bukan disebabkan karena sifat-sifat pembawaannya,
tetapi karena kurangnya mendapatkan pengalaman-pengalaman pendidikan yang memadai.
4. Penyesuaian Sosial.
Akibat dari hilangnya atau terbatasnya daya penglihatan menyebabkan anak tunanetra menjadi pasif dan hilang keinginannya untuk berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya. Keterbatasan-keterbatasan tersebut secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi proses belajar anak. Salah satu kesulitan anak
tunanetra dalam menguasai keterampilan sosial tertentu misalnya bagaimana menampilkan ekspresi muka yang tepat Ramidjo, 1998:7-9.
II.4 Konseling Individual
II.4.1 Pengertian Konseling
Individual Konseling adalah suatu hubungan antara seseorang dengan orang lain,
dimana seorang berusaha keras untuk membantu orang lain agar memahami masalah dan dapat memecahkan masalahnya dalam rangka penyesuaian dirinya.
Sedangkan Glen E. Smith mendefinisikan konseling yakni suatu proses dimana konselor membantu konseli klien agar ia dapat memahami dan menafsirkan
fakta-fakta yang berhubungan dengan pemilihan perencanaan dan penyesuaian diri sesuai dengan kebutuhan individu Willis, 2004:17.
Universitas Sumatera Utara
Sementara itu, John McLeod 2003:16 menyatakan bahwa konseling adalah sebuah aktivitas yang muncul ketika seseorang yang bermasalah
mengundang dan mengizinkan orang lain untuk memasuki hubungan tertentu di antara mereka.
Shertzer dan Stone dalam bukunya “Fundamental of Counseling” Lubis, 2006:11 mengemukakan konseling ialah berhubungan dengan usaha
untuk mempengaruhi perubahan sebahagian besar tingkah laku klien secara sukarela klien ingin untuk mengubah perilakunya yang bermasalah dan
mendapatkan bantuan dari konselor. Milton E. Hahn mengartikan bahwa konseling adalah suatu proses yang
terjadi dalam hubungan seorang dengan seorang yaitu individu yang mengalami masalah yang tak dapat diatasinya, dengan seorang petugas profesional yang telah
memperoleh pelatihan dan pengalaman untuk membantu agar klien mampu memecahkan kesulitannya Willis, 2004:18.
Selanjutnya, Burks dan Stefflre 1979 mengatakan bahwa konseling mengindikasikan hubungan profesional antara konselor terlatih dengan klien.
Hubungan ini biasanya bersifat individu ke individu, walaupun terkadang melibatkan lebih dari satu orang. Konseling didesain untuk menolong klien untuk
memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap kehidupan, dan untuk membantu mencapai tujuan penentuan diri self-determination mereka melalui
pilihan yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka, dan melalui pemecahan masalah emosional atau karakter interpersonal McLeod,
2003:5.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan definisi-definisi
yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa konseling individual merupakan salah satu teknik dalam
pelayanan bimbingan dimana proses pemberitahuan bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara
konselor dengan klien; dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya serta mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
II.4.2 Ciri-ciri Konseling