IV.1.3 Analisis Variabel Komunikasi Layanan Konseling Individual a.
Keikutsertaan dalam berkonseling
Melia sangat senang berkonseling. Minatnya sangat tinggi untuk ikut melibatkan diri dalam konseling, karena dengan berkonseling ia semakin terbuka
dan percaya diri. Menurut siswa kelas 2 SLTPLB yang gemar bernyanyi ini, pada awal diadakan program konseling, si konselor Suster Flaviana yang pertama kali
mendatanginya, setelah itu pada jadwal-jadwal berikutnya Melia sebagai klien tunanetra yang mendatangi suster tersebut. Pada awalnya, layanan konseling itu
diadakan setiap les pelajaran agama di sekolah. Pada saat les pelajaran itu, ia dipermisikan oleh guru pembimbingnya. Menurut Melia, dia sudah mengikuti
layanan konseling sebanyak 10 kali. Adapun jadwal berkonseling itu adalah sebagai berikut :
- di sekolah : selama 2 les pelajaran pukul 9.05-10.25 WIB
- di panti asuhan : setiap hari Sabtu dan Minggu sore selama 2-3 jam
b. Suasana sewaktu berkonseling
Suasana sewaktu berkonseling yang dirasakan Melia adalah sangat akrab, bersahabat, dan tercipta rasa kekeluargaan. Bahkan Melia begitu nyaman
menceritakan masalah pribadinya yang paling rahasia sekalipun kepada si konselor. Bahkan Melia sudah menganggap suster itu layaknya seorang kakak
kandung sendiri.
c. Cara penyampaian pesan
Menurut Melia, cara penyampaian pesan dalam konseling adalah dengan komunikasi lisan kata-kata. Si konselor biasanya mengawali konseling dengan
memberikan cerita-cerita lucu yang berfungsi untuk mencairkan suasana.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian baru masuk ke pokok permasalahan. Di akhir konseling, konselor memberikan nasehat-nasehat yang diambil dari ayat-ayat Alkitab, dan biasanya
dihubungkan dengan permasalahan si klien. Selanjutnya si konselor mendorong dan membangkitkan semangat Melia untuk terus maju.
d. Umpan balik
Bagi Melia, terjadi interaksi timbal balik antara suster dan dirinya. Menurutnya, suster itu begitu perhatian dengan permasalahan Melia dan
meresponnya, sehingga tercipta suasana yang rileks. Melia sangat bersemangat dan bersunggh-sungguh mengikuti proses konseling.
e. Pemahaman akan pesan
Bagi Melia, seluruh isi pembicaraan dengan konselor sangat dimengerti, apalagi intonasi suara si konselor sangat ramah dan lembut. Adapun masalah yang
sering menjadi fokus layanan adalah masalah tentang kehidupan, maksudnya bagaimana menghadapi masa depan. Selain itu, masalah yang juga biasanya
dibicarakan antara Melia dan konselor adalah : -
masalah teman -
masalah belajarpelajaran di sekolah -
masalah tentang prestasi -
masalah tentang cita-cita -
masalah dengan suster-suster di panti -
masalah tentang teman hidup
Universitas Sumatera Utara
IV.1.4 Analisis Variabel Pembentukan Konsep Diri a.
Terbuka pada pengalaman
Melia mengungkapkan setiap kali bila selesai mengikuti proses konseling, kecemasan akan masalah-masalah yang sedang dihadapinya sedikit hilang dan
lama kelamaan sudah dapat diatasinya. Menurutnya, hal itu terjadi karena ia sangat senang untuk berkonseling. Ia juga sudah bisa bersikap realistis akan masa
depannya. Mengenai masa depannya ia berkata :
“.... bagi kami kak anak tunanetra, kalo ditanya tentang masa depan, yah... paling kami bekerja sebagai tukang kusuk massage atau menyanyi dan
bermusik, karena itu yang kami pelajari di sini di SLBA Karya Murni. Mana bisa kami bekerja di perusahaan ....”.
b. Tidak bersikap defensif
Setelah mengikuti program konseling, Melia merasa dirinya sudah tidak lagi menutup diri dan minder seperti kali pertama dia tiba di panti asuhan ini.
c. Kesadaran yang cermat
Melia mengatakan kalau ia sudah dapat menerima dirinya apa adanya, seperti
yang diucapkannya : “.... mungkin inilah jalan dari Tuhan”. Ia juga menyadari
bahwa sebagai seorang penyandang cacat, ruang geraknya pasti terbatas, berbeda dengan anak awas. Selain itu, ia juga menyadari ada banyak tantangan di depan
yang mau tidak mau harus dihadapi untuk bisa bertahan hidup. Mengenai rasa percaya diri, sampai sekarang dia sudah merasa percaya diri.
Terbukti kalau dia dapat berprestasi di kelasnya dan ikut melibatkan diri dalam berbagai lomba menyanyi dan paduan suara sesuai dengan bakat dan hobinya
Universitas Sumatera Utara
yakni menyanyi. Dia juga menjadi mandiri untuk mengerjakan apapun yang ia mau tanpa harus menunggu-nunggu bantuan orang lain.
d. Penghargaan diri tanpa syarat