Komunikasi Hubungan Manusiawi Tunanetra

I.5.2 Komunikasi Hubungan Manusiawi

Komunikasi hubungan manusiawikomunikasi insani adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih. Goyer mengatakan bahwa komunikasi insani menjadi unik karena kemampuannya yang istimewa untuk menciptakan dan menggunakan lambang-lambang, sehingga dengan kemampuan ini manusia dapat berbagi pengalaman secara tidak langsung maupun memahami pengalaman orang lain Tubbs, 1996:5. Adapun unsur-unsur dalam komunikasi hubungan manusiawi adalah: 1. Komunikator 1 dan komunikator 2 2. Pesan 3. Saluran 4. Gangguan interference 5. Umpan balik 6. Waktu Menurut Rosenberg, komunikasi hubungan manusiawi berkaitan erat dengan konsep diri. Setiap individu memperoleh identitas diri dengan memperhatikan dan diperhatikan orang lain. Lebih jauh lagi, kita menumbuhkan identitas dan nilai diri dengan membandingkannya dengan orang lain Tubbs, 1996:3-4. Adapun karakteristik komunikasi hubungan manusiawi sebagai berikut: a. Kepercayaan dan pengertian. b. Berbagi informasi dan pemilikan bersama atas informasi. Universitas Sumatera Utara c. Konteks, terdiri dari: - situasi atau keadaan setting - lingkungan sosial psikologis di mana komunikasi terjadi dan hubungan berkembang. d. Penegasan konfirmasi dan diskonfirmasi. e. Sikap mendukung dan bertahan. f. Afeksi dan kontrol Tubbs, 1996:206.

I.5.3 Tunanetra

Pengertian tunanetra dilihat dari segi etimologi bahasa yakni: tuna = rugi, netra = mata atau cacat mata. Jadi tunanetra menggambarkan keadaan penderita yang mengalami kelainan indera penglihatan, baik kelainan itu bersifat berat buta total maupun ringan low visionkurang awas. Akibat kekurangan penglihatan atau bahkan kehilangan sama sekali indera penglihatan sebagai yang diderita oleh anak-anak tunanetra, menimbulkan berbagai masalah yang menyebabkan terbatasnya kemampuan-kemampuan berkembang anak tunanetra dibanding dengan kemampuan berkembang yang dialami anak awas. Keterbatasan berkembang tersebut antara lain karena anak tunanetra menderita kemiskinan tanggapan yang sangat parah, yang bagi anak awas tanggapan tersebut sebagian besar diperoleh melalui rangsangan visual. Universitas Sumatera Utara Masalah-masalah yang timbul bagi anak tunanetra antara lain: 1 Mudah curiga terhadap orang lain. 2 Mudah tersinggung perasaannya. 3 Rasa ketergantungan yang berlebihan dengan orang lain Ramidjo, 1998:4-5.

I.5.4 Konseling Individual

Dokumen yang terkait

Peranan Komunikasi Layanan Konseling Individual Dalam Membentuk Konsep Diri (Studi Kasus Layanan Konseling Individual Dengan Konselor Pada Siswa/i Tunanetra Di Panti Asuhan Karya Murni Medan Johor).

11 196 128

Peranan Komunikasi Antarpribadi Dalam Membentuk Konsep Diri (Studi Kasus Tentang Layanan Konseling Individual Konselor Terhadap Pembentukan Konsep Diri Siswa/i Tunarungu Di SLB – B Karya Murni Kota Medan)

2 50 111

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Pengurus Panti Asuhan Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak-Anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan)

6 53 121

Hubungan Intensitas Mengikuti Layanan Bimbingan Dan Konseling Dengan Misbehavior Pada Siswa Sekolah Menengah Di Pulau Bawean

1 8 56

Pemanfaatan Tekonologi Informasi (TI) Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling Sebagai Representasi Berkembangnya Budaya Profesional Konselor Dalam Melayani Siswa Sumarwiyah Edris Zamroni Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Muria Kudus sumarwiy

0 0 14

S trategi Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Pengembangan Nilai

0 0 7

DAFTAR ISI - 13 Juknis Layanan Konseling

0 0 28

Komunikasi Interpersonal Siswa Pengguna Internet dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling

0 2 7

Konsep Diri Remaja pada Masa Pubertas dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling

0 1 7

Pengembangan Instrumen Evaluasi “Self Evaluation” dan “Peer Evaluation” Layanan Konseling Individual di Sekolah bagi K

0 3 8