Analisis Data Matriks Kesimpulan Temuan Data Informan II

IV.2.5 Analisis Data Matriks

Untuk memudahkan analisis temuan-temuan data diatas dapat dirangkum dalam tabel matriks berikut: Tabel 5 Rangkuman Temuan Penelitian Informan II Variabel Komunikasi Layanan Konseling Individual dengan Konselor Analisis a. Keikutsertaan dalam berkonseling Kadang-kadang saja bila perlu. Menunjukkan bahwa klien kurang memiliki minat untuk berkonseling. Penyebabnya adalah ada rasa malas dari diri klien untuk menjumpai konselor.

b. Suasana sewaktu berkonseling

Kekeluargaan, rileks serta ada keterbukaan. c. Cara penyampaian pesan Dengan komunikasi lisan pesan verbal yakni sugesti berupa nasehat yang memotivasi. d. Umpan balik Ada hubunganinteraksi yang akrab dengan konselor.

e. Pemahaman akan pesan

Paham akan pesan yang disampaikan. Variabel Pembentukan Konsep Diri Analisis a. Terbuka pada pengalaman Rasa cemas akan masalah sudah semakin berkurang dan ada rasa optimis akan masa depan.

b. Tidak bersikap defensif

Masih bersikap sedikit defensif tertutup. c. Kesadaran yang cermat Memiliki rasa percaya diri akan bakat bermusik yang dimilikinya. d. Penghargaan diri tanpa syarat Memiliki prestasi di dalam maupun di luar kelas. e. Menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain Merasa biasa saja terhadap semua penghuni panti asuhan, namun ada rasa memiliki. Universitas Sumatera Utara

IV.2.6 Kesimpulan Temuan Data Informan II

Jon adalah seorang siswa kelas 2 SLTPLB yang pendiam, suka menyendiri dan lebih sering memendam masalahnya sendiri. Dalam proses komunikasi layanan konseling individual antara Jon dengan Suster Plafiana sebagai konselor, terdapat suasana yang akrab dan kekeluargaan, sehingga si klien tidak malu-malu untuk menceritakan permasalahannya. Menurutnya, suster itu baik dan berempati padanya. Mengenai hal ini dia menuturkan : “ .... suster itu tidak memerintahku dan aku terus dipantaunya. Kami dibiarkan untuk menjalankan kehidupan kami seperti biasa baik di sekolah maupun di panti. Dan bila ada masalah kami boleh kapan saja menjumpainya“. Selanjutnya Jon juga berkata : “ .... tapi kak yang jadi masalah ada dari dalam diriku sendiri. aku merasa malas setiap kali mau menjumpai suster itu untuk berkonseling, entah kenapa”. Nasehat dari suster itu yang masih diingat Jon hingga saat ini adalah sebagai berikut : a selalu memotivasi dirimu sendiri; b bertanya pada orang di atasmu; c kenali dirimu, dan; d belajar sendiri walaupun tidak ada orang yang mengajarimu. Motivasi itu menjadi semangat bagi Jon untuk membuatnya lebih tekun lagi untuk mengasah bakatnya di bidang musik dan tentunya membantunya untuk berpikir lebih baik lagi tentang diri sendiri dan masa depan. Karena di dalam wawancara mendalam, Jon dengan jelas mengatakan kalau dia akan selalu berusaha bersikap optimis akan masa depannya. Universitas Sumatera Utara Dia juga mengakui kalau dalam poin ketiga, yakni dalam mengenal dirinya sendiri masih sulit ia laksanakan dengan baik. Sebenarnya Jon adalah murid yang berprestasi di dalam maupun di luar kelas, tetapi karena kepribadiannya yang memang sedikit tertutup, sehingga ia tidak begitu menonjol dari kebanyakan teman-temannya yang juga memiliki prestasi . Jon mengatakan kalau ia sebenarnya senang untuk berkonseling dan merasakan mendapat banyak manfaat dari layanan ini. Menurutnya, banyak sikapnya yang berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya dimana sewaktu dia pertama kali datang di panti asuhan ini ia merasa sangat sulit bergaul, takut, minder sampai tidak mau belajar selama hampir 6 bulan. Sekarang ia merasa sudah mandiri dan percaya diri untuk berekspresimengaktualisasikan dirinya. Terbukti dari beberapa prestasi yang berhasil ia dapatkan baik di dalam maupun di luar kelas, antara lain : - sejak tingkat SD hingga SLTP dia hampir selalu mendapat rangking 1 di kelas. - di bulan September tahun 2007 lalu, mendapat juara 1 lomba main piano dalam rangka peningkatan mutu anak cacat berprestasi. - juara 3 lomba main keyboard anak-anak cacat dari 33 propinsi se-Indonesia yang diadakan di Jawa Barat. - juga ikut tergabung dalam sebuah paduan suara Karya Murni dan setiap tahunnya diundang untuk memeriahkan perayaan Natal di USU. Universitas Sumatera Utara Ada satu hal yang boleh dibanggakan ketika dalam wawancara mendalam Jon mengatakan kalau ia berusaha untuk bersikap optimis. Katanya : “ .... aku ingin terus melanjutkan pendidikanku sampai ke bangku kuliah. Aku ingin menjadi pemusik, makanya nanti akan mengambil jurusan seni musik kesenian”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan komunikasi layanan konseling individual antara konselor yakni Suster Flaviana dengan Jon memiliki peran yang sangat besar dalam proses membentuk konsep diri Jon. Universitas Sumatera Utara

IV.3 Informan III

Dokumen yang terkait

Peranan Komunikasi Layanan Konseling Individual Dalam Membentuk Konsep Diri (Studi Kasus Layanan Konseling Individual Dengan Konselor Pada Siswa/i Tunanetra Di Panti Asuhan Karya Murni Medan Johor).

11 196 128

Peranan Komunikasi Antarpribadi Dalam Membentuk Konsep Diri (Studi Kasus Tentang Layanan Konseling Individual Konselor Terhadap Pembentukan Konsep Diri Siswa/i Tunarungu Di SLB – B Karya Murni Kota Medan)

2 50 111

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Pengurus Panti Asuhan Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak-Anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan)

6 53 121

Hubungan Intensitas Mengikuti Layanan Bimbingan Dan Konseling Dengan Misbehavior Pada Siswa Sekolah Menengah Di Pulau Bawean

1 8 56

Pemanfaatan Tekonologi Informasi (TI) Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling Sebagai Representasi Berkembangnya Budaya Profesional Konselor Dalam Melayani Siswa Sumarwiyah Edris Zamroni Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Muria Kudus sumarwiy

0 0 14

S trategi Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Pengembangan Nilai

0 0 7

DAFTAR ISI - 13 Juknis Layanan Konseling

0 0 28

Komunikasi Interpersonal Siswa Pengguna Internet dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling

0 2 7

Konsep Diri Remaja pada Masa Pubertas dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling

0 1 7

Pengembangan Instrumen Evaluasi “Self Evaluation” dan “Peer Evaluation” Layanan Konseling Individual di Sekolah bagi K

0 3 8