Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

kemudian berkembang semakin banyak. Orang yang dijadikan sampel pertama diminta memilih atau menunjuk orang lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya sampai jumlahnya banyak. Proses ini baru berakhir bila periset merasa data telah jenuh, artinya periset merasa tidak lagi menemukan sesuatu yang baru dari wawancara Kriyantono, 2003:157. Dengan demikian apabila data-data yang diperlukan dalam peneltian dianggap masih belum mencukupi melalui 4 orang subjek penelitian, maka tidak menutup kemungkinan subjek penelitian akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penentuan jumlah informan didasarkan pada kenyataan bahwa tingkat homogenitassifat-sifat populasi yang relatif sama.

I.8.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Kepustakaan Library Research Yaitu teknik mengumpulkan data dengan menghimpun datainformasi dari sumber-sumber bacaaan yang relevan dengan penelitian ini. 2. Penelitian Lapangan Field Research Yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data di lokasi penelitian yang meliputi: a. Pengamatan Observasi Partisipan Peneliti melibatkan diri secara pasif dalam beberapa kegiatan subjek penelitian. Pengamatan ini dilakukan untuk melengkapi data wawancara. Adapun kegiatan observasi itu dilakukan: - pada jam istirahat sekolah, Universitas Sumatera Utara - di setiap hari Sabtu dimana pada hari tersebut siswai panti asuhan melaksanakan program pengembangan diri, - serta pada jam istirahat di panti asuhan yakni setiap jam 15.00 – 16.30 WIB. b. Wawancara Mendalam IndepthQualitative Interview Pada saat wawancara peneliti mengunakan pedoman wawancara Interview Guide untuk mengarahkan penelitian supaya tidak melenceng. Hasil wawancara tersebut direkam dalam pita rekaman kaset dan juga dicatat pada kertas transkrip wawancara. Adapun kegiatan wawancara itu dilakukan: - di setiap hari Sabtu dimana pada hari tersebut siswai panti asuhan melaksanakan program pengembangan diri sehingga peneliti dan subjek penelitian memiliki keleluasaan waktu sehingga tidak mengganggu proses belajar di sekolah, - serta pada jam istirahat di panti asuhan yakni setiap jam 15.00 – 16.30 WIB.

I.8.5 Teknik Analisis Data

Menurut Kriyantono 2006:192, penelitian kualitatif menggunakan cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus fakta empiris menuju hal-hal yang umum tataran konsep. Dalam penelitian kualitatif, interpretasipemaknaan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dilakukan di sepanjang penelitian. Universitas Sumatera Utara Adapun poses analisis dalam penelitian ini terdiri dari tiga fase yaitu: 1 Reduksi data data reduction Reduksi data adalah proses menyeleksi, memfokuskan dan menyederhanakan data yang tercantum dalam catatan lapangan atau transkrip wawancara. Reduksi data ini tidak hanya dimaksudkan agar menjadi padat sehingga mudah dikelola, tetapi juga agar lebih mudah dipahami dari perspektif masalah yang dibahas. 2 Penyajian data data display Fase kedua dari analisis data ini adalah menentukan bagaimana data itu akan disajikan. Sajian data tersebut dimaksudkan untuk mempermudah peneliti membuat ekstrapolasi dari data karena dengan sajian ini peneliti dapat dengan lebih cepat melihat adanya hubungan-hubungan yang sistematik. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk sajian data berupa tabel matriks. 3 Penarikan kesimpulan conclusion Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat kembali data guna mempertimbangkan makna dari data yang sudah dianalisis dengan implikasinya berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dalam perumusan masalah penelitian. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II.1 Komunikasi II.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai proses pengoperan lambang-lambang yang berarti dari seseorang kepada orang lain. Wilbur Schramm mengatakan bahwa kata communication itu berasal dari kata Latin communis yang berarti common sama. Dengan demikian apabila kita akan mengadakan komunikasi, maka kita harus mewujudkan persamaan antara kita dengan orang lain. Sama di sini maksudnya adalah sama makna Effendy, 1996:9. Sedangkan Carl Hovland mengemukakan bahwa komunikasi itu adalah suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk merubah tingkah laku orang lain Soenarjo, 1995:143. Menurut Cherrey, komunikasi adalah menekankan pada proses hubungan, sedangkan Gode berpendapat bahwa komunikasi merupakan proses yang menekankan pada sharing atau pemilikan Liliweri, 1997:5. Devito menegaskan bahwa komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan, dalam suatu konteks, yang menimbulkan efek dan kesempatan arus balik. Oleh karena itu, kegiatan komunikasi meliputi komponen-komponen sebagai berikut: konteks, sumber, penerima, pesan, saluran, gangguan, proses penyampaian atau proses encoding, arus balik dan efek Effendy, 1996:50. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Peranan Komunikasi Layanan Konseling Individual Dalam Membentuk Konsep Diri (Studi Kasus Layanan Konseling Individual Dengan Konselor Pada Siswa/i Tunanetra Di Panti Asuhan Karya Murni Medan Johor).

11 196 128

Peranan Komunikasi Antarpribadi Dalam Membentuk Konsep Diri (Studi Kasus Tentang Layanan Konseling Individual Konselor Terhadap Pembentukan Konsep Diri Siswa/i Tunarungu Di SLB – B Karya Murni Kota Medan)

2 50 111

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Pengurus Panti Asuhan Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak-Anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan)

6 53 121

Hubungan Intensitas Mengikuti Layanan Bimbingan Dan Konseling Dengan Misbehavior Pada Siswa Sekolah Menengah Di Pulau Bawean

1 8 56

Pemanfaatan Tekonologi Informasi (TI) Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling Sebagai Representasi Berkembangnya Budaya Profesional Konselor Dalam Melayani Siswa Sumarwiyah Edris Zamroni Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Muria Kudus sumarwiy

0 0 14

S trategi Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Pengembangan Nilai

0 0 7

DAFTAR ISI - 13 Juknis Layanan Konseling

0 0 28

Komunikasi Interpersonal Siswa Pengguna Internet dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling

0 2 7

Konsep Diri Remaja pada Masa Pubertas dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling

0 1 7

Pengembangan Instrumen Evaluasi “Self Evaluation” dan “Peer Evaluation” Layanan Konseling Individual di Sekolah bagi K

0 3 8