RV Net dan Komunitas Medan Movement

musik indie. Sekitar tahun 2008 awal, remaja-remaja yang tergabung dalam komunitas Tomat sebelumnya, mengalami perpecahan yang disebabkan tidak adanya lagi kesepahaman pada pemilik studio mengenai manajemen baik dalam hal penyelenggaraan gigs ataupun perhatian pemilik studio terhadap kelanggengan komunitas Tomat. Hal ini yang menyebabkan beberapa dari kalangan remaja- remaja komunitas Tomat keluar dan membentuk suatu komunitas baru yang bernama Medan Movement.

2.8.3. RV Net dan Komunitas Medan Movement

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa sebagian dari remaja-remaja yang tergabung dalam komunitas Medan Movement ini adalah berasal dari komunitas Tomat. Remaja-remaja yang sebelumnya di komunitas Tomat inilah yang memotori berdirinya komunitas Medan Movement. Diantaranya ada Bimbim Indra Antian Sitompul, Dadi, Bayoe Asmara, Panjang Indra Fadillah, Ican, Faris dan penulis sendiri, Fauzi Abdullah di komunitas akrab dipanggil dengan sapaan Wo, Loy atau Kebo. Secara organisatoris komunitas, komunitas ini cukup mapan dalam struktur keorganisasian, dengan komposisi pengurusan yang jelas dimana Bimbim Indra Antian Sitompul duduk sebagai ketua komunitas, dan posisi-posisi lainnya diduduki oleh remaja-remaja yang tergabung dalam komunitas Medan Movement. Namun struktur ini bersifat tidak baku, hanya tujuan agar teratur dalam penyelenggaraan gigs dan dalam hal pengaturan dana. Universitas Sumatera Utara Band-band yang bergabung di komunitas ini adalah sebagian besar sebelumnya pernah bernaung di komunitas Tomat. Band-band indie yang bernaung di komunitas Medan Movement yaitu “Just In Case”, “The Oh Good”, “Metronica”, “Row” dan “Rumput Tetangga”. Sebagai tempat berkumpulnya, memang komunitas Medan Movement berbeda dengan komunitas Kirana dan komunitas Tomat yang bisa memilih studio musik sebagai tempat tongkrongannya. Meskipun dalam penyelenggaraan gigs komunitas Medan Movement bekerjasama dengan Mita Studio, namun remaja-remaja komunitas Medan Movement tidak memilih Mita Studio sebagai tempat nongkrong atau tempat berkumpul. Remaja-remaja komunitas Medan Movement lebih memilih rumah dari salah satu anggota komunitas di jalan Kenanga Raya dekat dengan jalan Setia Budi. Di tempat ini juga berdiri suatu warnet warung internet yang termasuk menjadi alasan yang tepat untuk tempat nongkrong. Biasanya, di luar persiapan menyelenggarakan gigs, remaja-remaja komunitas Medan Movement banyak menghabiskan waktu dengan mengobrol di halaman rumah toko tiga pintu tersebut. Selain mengobrol, remaja-remaja tersebut juga sering melewati waktu dengan bermain internet atau bermain game online. Universitas Sumatera Utara Gambar 9. Anggota komunitas Medan Movement sedang makan bersama di halaman RV Net Dari komunitas Medan Movement penulis dapati, Bimbim 24 tahun, ketua komunitas Medan Movement mengemukakan pendapatnya: “Ngumpul di RV Net, itu untuk penggeraknya aja. Kalau secara kesluruhan ngumpulnya di setiap gigs. Karena RV itu rumah teman Isan yang asyik dijadikan tempat ngumpul. Cerita-cerita soal gigs, band-band indie luar negeri, indie Indonesia dan indie lokal. Di luar itu ya curhat-curhat.” Gambar 10. Bimbim bersama anggota komunitas Medan Movement lainnya berfoto bersama di halaman RV Net Universitas Sumatera Utara Darren 21 tahun, selaku anggota komunitas musik indie yang juga selaku MC pembawa acara di setiap gigs-gigs yang diadakan Medan Movement, dia mengemukakan alasannya: “Di situ rumah Isan salah satu anggota komunitas, lagian di situ ada warnet. Abis itu luas, ya cocok aja jadi tempat ngumpul dan strategis.” Isan, 22 tahun, selaku anggota komunitas Medan Movement yang juga sebagai pemilik rumah sekaligus RV Net yang dijadikan tempat berkumpulnya anak-anak muda Komunitas Medan Movement, dia menjelaskan alasannya: “Karena ada tempatnya, warnet, jadi lebih gampang. Kadang ngumpul biasa aja, lebih sering bahas acara, rapat tentang acara.” Bila dilihat dari beberapa data informan masing-masing komunitas tersebut di atas, dapat terlihat sedikit perbedaan. Perbedaan itu antara lain Komunitas Kirana dan Komunitas Tomat lebih memilih studio musik Kirana dan studio musik Tomat sebagai tempat nongkrong atau berkumpul anak-anak muda komunitas, dengan fasilitas studio musik tentunya menjadi tempat pilihan yang cocok untuk berkumpul dengan teman-teman dalam komunitas. Sementara, ada sedikit perbedaan pada komunitas Medan Movement. Kalau komunitas Kirana dan komunitas Tomat lebih memilih tempat berkumpul di lokasi studio masing- masing, anggota-anggota komunitas Medan Movement lebih memilih sering berkumpul di RV Net warung internet sekaligus rumahnya Isan yang juga selaku anggota komunitas Medan Movement. Hal ini dikarenakan beberapa anggota komunitas Medan Movement merupakan pecahan dari komunitas Tomat, dan anggota-anggota komunitas Medan Movement tidak memiliki studio ataupun akses yang dominan ke sebuah rental studio. Maka dari itu, salah satu rumah Universitas Sumatera Utara anggota komunitas dipilih menjadi tempat untuk berkumpul anggota-anggota komunitas Medan Movement. Beberapa keterangan yang telah disebut di atas, merupakan alasan-alasan dan tempat-tempat dimana remaja-remaja komunitas musik indie berkumpul. Tempat dimana remaja-remaja ini melakukan kreativitas, baik perbincangan mengenai musik, membuat suatu hasil karya lagu, dan membicarakan tentang penyelenggaraan musik indie gigs. Universitas Sumatera Utara BAB III MUSIK INDIE

3.1. Sejarah Musik Indie