Gambar 16. Memo Mengudara di radio Visi FM Perkembangan musik indie di kota Medan bisa terbilang pesat. Dengan
banyaknya dukungan di luar komunitas-komunitas musik indie itu sendiri. Musik indie lokal Medan sering diputar di stasiun-stasiun lokal Medan, dan juga muncul
di kolom-kolom kecil pada bagian majalah-majalah maupun koran-koran lokal Medan. Meskipun demikian, hal tersebut dapat menunjukkan bahwa, semangat
Do It Yourself dalam bermusik indie juga ada dan berkembang di kota Medan, dan semangat D.I.Y ini yang menginspirasi anak-anak muda kota Medan selaku
musisi indie.
3.4. Lahirnya Komunitas-Komunitas Musik Indie di Kota Medan
Terbentuknya suatu komunitas tentu memiliki latar belakang tersendiri yang dimiliki masing-masing anggotanya. Termasuk dalam komunitas musik
yang bermula dari latar belakang musik yang dimiliki oleh masing-masing
Universitas Sumatera Utara
komunitas musik. Di Medan sendiri, banyak terdapat komunitas-komunitas musik yang terbentuk berdasarkan genre atau aliran musik yang melatarbelakangi
anggota-anggotanya. Seperti komunitas musik rock, komunitas metal, komunitas punk, dan sebagainya sampai pada komunitas emo.
Lahirnya komunitas-komunitas musik berdasarkan aliran musik ini, tentu mempunyai dampak positif bagi remaja-remaja yang tergabung dalam komunitas
tersebut. Diantaranya, remaja-remaja dengan satu selera musik tersebut dapat semakin meluaskan pengetahuannya tentang aliran musik yang digemarinya. Di
samping itu juga, remaja-remaja yang tergabung dapat meluaskan jaringan sosialnya dalam bermusik.
Dalam penelitian ini, penulis tidak berkonsentrasi pada komunitas- komunitas musik yang berdasarkan aliran musik. Namun, secara luas, penulis
memusatkan konsentrasi pada komunitas-komunitas musik indie. Komunitas musik indie yang selalu dengan semangat Do It Yourself yang dimiliki berusaha
untuk tidak mengkotak-kotakkan genre atau aliran musik yang dimiliki anggota- anggotanya. Seperti yang sudah penulis jelaskan pada bagian sebelumnya, penulis
memfokuskan penelitian terhadap tiga komunitas musik indie yang ada di kota Medan, yaitu, komunitas Kirana, komunitas Tomat dan komunitas Medan
Movement. Dari ketiga komunitas indie ini terbukti tidak hanya satu genre atau aliran musik yang dimiliki oleh masing-masing band indie yang tergabung dalam
komunitas, melainkan terdiri dari aliran musik dari rock, metal, emo, brit pop british pop, pop, rock n roll, psychadelic, dan aliran musik lainnya yang bebas
dimiliki oleh masing-masing anggotanya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam ketiga komunitas musik indie tersebut di atas, rata-rata anggota- anggota yang tergabung di dalamnya adalah remaja. Secara spesifik, remaja-
remaja tersebut masih duduk di bangku sekolah SMA, mahasiswa yang masih kuliah dan remaja-remaja yang baru masuk ke dunia kerja. Remaja-remaja yang
tergabung dalam ketiga komunitas ini adalah remaja-remaja yang pada umumnya mempunyai pengetahuan dan semangat D.I.Y dalam bermusik indie yang mereka
dapat dan bersemangat untuk melakukan gerakan semangat indie kota Medan secara bersama. Komunitas musik indie ini merupakan wadah bagi remaja-remaja
bebas mengekspresikan musiknya, mengembangkan pengetahuannya tentang musik indie.
Dari beberapa komunitas musik indie yang terdapat di kota Medan, penulis memilih komunitas Kirana, komunitas Tomat dan komunitas Medan
Movement sebagai fokus penelitian. Pemilihan fokus penelitian terhadap tiga komunitas tersebut di atas berdasarkan eksistensi yang dimiliki ketiga komunitas
tersebut. Hal ini terbukti dengan seringnya ketiga komunitas musik indie ini menyelenggarakan pertunjukan musik indie biasa dikenal dengan istilah gigs.
Dalam hal gigs atau pertunjukan musik indie ini, komunitas musik kirana menamakan pertunjukan musik indie-nya dengan nama Lost In A Melodic
LIAM, komunitas Tomat mempunyai Tomatoes Presents, dan komunitas Medan Movement menamakan gigs atau pertunjukan musik indie yang diselenggarakan
sama dengan nama komunitasnya, Medan Movement. Di samping alasan eksistensi ketiga komunitas musik indie tersebut dalam
hal menyelenggarakan pertunjukan musik indie atau gigs, band-band yang
Universitas Sumatera Utara
tergabung dalam masing masing-masing komunitas juga aktif dan terbilang produktif dalam menghasilkan karya-karya dalam bentuk lagu. Band-band indie
yang tergabung di masing-masing komunitas juga terbilang aktif memproduksi dan mendistribusikan album atau mini album melalui proses kreatif yang
diadaptasi dari semangat D.I.Y dalam bermusik indie. Dari beberapa alasan yang telah dikemukakan di atas, hal tersebut dapat lebih mempermudah penulis dalam
mengumpulkan data mengenai strategi pemasaran lagu atau album musik yang dilakukan oleh band-band indie yang tergabung dalam ketiga komunitas musik
indie tersebut. Tabel 3
Perbandingan Band Indie dengan Band Mainstream
No. Hal
Band Mainstream Band Indie
1 Jenis Musik
Ditentukan oleh perusahaan Major Label yang menaungi,
bersifat seragamsatu jenis musik saja yang dianggap
sesuai dengan selera pasar Bebas berdasarkan jenis
musik yang diminati oleh band
indie. Tidak mengikuti selera pasar,
bisa menciptakan pasarnya sendiri
2 Kreativitas
Dalam Menghasilkan
Karya Sesuai dengan permintaan
perusahaan Major Label yang menaungi. Ditangani oleh
perusahaan rekaman Major Label. Lebih mengutamakan
Ditentukan oleh band indie secara mandiri Do
It Yourself. Melalui
pengerjaan rekaman yang secara terpisah dengan
Universitas Sumatera Utara
keuntungan daripada kreativitas dan kepuasan
dalam bermusik. studio rekaman, atau
dengan Indie Label
apabila band indie bekerjasama dengan Indie
Label. Lebih
mengutamakan kreativitas dan kepuasan dalam
bermusik daripada semata mengejar keuntungan.
3 Modal
Sepenuhnya ditangani oleh perusahaan Major Label
Ditangani oleh band indie atau masing-masing
personil band indie. Ditangani oleh band indie
dan Indie Label apabila band
indie tersebut
bekerjasama dengan Indie Label
4 Produksi
Proses produksi diatur dan dikendalikan sepenuhnya
oleh perusahaan Major Label Produksi ditangani secara
mandiri oleh band indie, ditangani oleh Indie label
apabila band indie bekerjasama dengan Indie
Label
Universitas Sumatera Utara
5 Distribusi
Karya Sepenuhnya ditangani dan
dikendalikan oleh perusahaan Major Label
Ditangani secara mandiri oleh band indie melalui
distro ke distro lokal, memanfaatkan media
internet. Atau band indie bekerjasama dengan
perusahaan distribusi seperti demajors
6 Promosi
Melalui media televisi nasional, radio nasional dan
pertunjukan-pertunjukan musik yang diadakan dengan
sponsor perusahaan besar, dan media internet serta
media lainnya. Band
Mainstream lebih dikenal
secara luas, terlebih di pasar musik Indonesia
Melalui pertunjukan- pertunjukan musik indie
gigs lokal, maupun undangan pada gigs di
luar kota. Melalui radio- radio, khususnya radio-
radio lokal. Ada yang menembus pasar
internasional dengan ikut serta dalam gigs dan
promosi karya lagu dan album musik di luar
negeri. Melalui media
internet, seperti www.myspace.com,
Universitas Sumatera Utara
www.youtube.com, dan media lainnya. Band indie
kurang begitu dikenal secara luas, terlebih di
pasar musik Indonesia 7
Eksistensi Mendominasi pasar musik,
terlebih musik di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh
promosi yang dilakukan oleh perusahaan
Major Label dengan media dan lembaga-
lembaga lainnya Berangkat dari komunitas
musik indie
yang dibangun. Eksistensi band
indie berawal dari loyalitas anggota-anggota
komunitas musik indie terhadap band indie
3.5. Proses Pengerjaan Lagu dan Strategi Pemasaran Karya Lagu atau Album