Bila dilihat dari alasan berkumpulnya tidak jauh berbeda, pada umumnya anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas musik indie kota Medan
memiliki alasan seperti tempat asyik berkumpul dengan teman-teman yang satu selera musik, berbincang-bincang tentang musik indie luar negeri atau band-band
indie Indonesia dan band-band indie lokal Medan, serta obrolan-obrolan lainnya di luar musik. Tempat nongkrong juga dimanfaatkan oleh anak-anak muda
komunitas musik indie untuk membahas atau merancang kegiatan
menyelenggarakan gigs istilah untuk pertunjukan musik. Untuk itu penulis akan menyesuaikan tempat nongkrong remaja-remaja musik indie yang menjadi
informan penelitian.
2.8.1. Studio Musik Kirana dan Komunitas Kirana
Studio musik Kirana ini merupakan sebuah rumah yang terletak di jalan Darussalam dengan salah satu ruangan dijadikan sebagai rental studio. Bila kita
melihat sekilas dari sisi jalan, studio musik ini tidak mencerminkan sebagai studio musik. Karena dari sisi jalan, studio musik Kirana ini seperti rumah yang cukup
besar berlantai dua. Studio musiknya terletak di sisi samping sebelah kiri dari rumah induk.
Studio musik Kirana hanya merentalkan satu musik studio saja. Di bagian depan studio ada meja kerja penjaga studio yang biasa dijaga oleh pekerja remaja
secara bergantian, yaitu dari pagi jam sembilan sampai sore jam tiga dan dari sore jam tiga sampai jam sembilan malam dijaga dengan remaja yang berbeda. Tepat
di sisi bagian depan studio juga ada tempat duduk atau tempat tongkrongan yang
Universitas Sumatera Utara
cukup luas. Tempat tongkrongan tersebut berisi papan informasi yang biasa digunakan untuk menempel brosur event-event ataupun gigs yang diselenggarakan
di kota Medan. Ada poster-poster band ternama yang di pajang di bagian dinding- dindingnya, baik band luar negeri maupun band dalam negeri. Studio ini
menyewakan studio musik per jamnya seharga Rp.35.000.
Gambar 1. Tampak Depan Studio Kirana
Gambar 2. Tongkrongan remaja-remaja Gambar 3. Studio musik Kirana komunitas Kirana
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Papan Pengunguman Gambar 5. Meja penjaga studio Studio musik ini dimiliki oleh Lutfi biasa akrab dengan sapaan Kentung.
Lutfi alias Kentung yang berusia 28 tahun ini sebagai anak dari pemilik rumah di jalan Darussalam tersebut, sekaligus sebagai pemilik studio musik Kirana. Remaja
yang berpostur badan tinggi besar dengan kepala plontos itu mengaku mendirikan studio musik, dikarenakan dia juga hobi bermain musik. Lutfi alias Kentung
sempat mempunyai band bernama Kolam Renang, dimana Lutfi sebagai drummer. Studio musik Kirana berdiri sekitar pada tahun 2002. Pada tahun ini juga,
serentak komunitas Kirana berdiri. Pada awalnya band-band yang bergabung dan sering nongkrong disini ada, “Beautiful Monday”, “90’s”, “Wardoyo” dan
“Kolam Renang”, band Lutfi sendiri. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya banyak band-band indie kota Medan yang bergabung ke Kirana. Diantaranya ada
“The Cangis”, “Korine Conception”, “Hairdresser On Fire”, “The Brengsex”, “90’s Chaotic Robot”, “Cutting Union”, “Arsitek Sore”, “Rizky Pratama
Sembiring”, dan “The Object”. Remaja-remaja yang tergabung dalam band tersebutlah yang sering
berkumpul di studio Kirana. Remaja-remaja selaku pelaku komunitas Kirana tersebut berkumpul sekadar untuk berbincang dengan kawan-kawan satu
Universitas Sumatera Utara
komunitas, ataupun menunggu giliran menyewa studio musik. Torep 27 tahun, seorang gitaris band “The Cangis” band yang beraliran Rock n Roll yang
tergabung dalam komunitas Kirana yang sering berkumpul bersama teman-teman sekomunitasnya di studio Kirana jalan Darussalam no.38, menyebutkan alasan
tempat berkumpulnya: “Selalu ngumpul di Kirana, kalau mau makan aja baru ngumpul di
luar atau kalau lagi ada acara. Alasannya, karena kalau makin sering ngumpul jadi makin banyak ide-ide yang bisa di-sharing.
Kalau enggak ya sekedar ngumpul-ngumpul aja sambil cerita sampah gak jelas,hehe”
Seorang anggota komunitas Kirana lainnya, Reza 20 tahun, personil band “90’s Chaotic Robot” dan band “Arsitek Sore” juga mengemukakan alasannya
demikian: “Ngumpul di Kirana, kebanyakan dari kami karena merasa satu
selera, taste, selera musik. Untuk planning-an event, chillout, ngejam-ngejam.”
Beragam alasan remaja-remaja komunitas Kirana dalam hal berkumpul.. Namun, baik mau persiapan meenyelenggarakan gigs yang dinamakan Lost In A
Melodic yang dimiliki oleh komunitas ini ataupun hanya sekedar mengobrol, remaja-remaja selalu meramaikan studio Kirana baik sore hari sampai malam hari.
2.8.2. Studio Musik Tomat dan Komunitas Tomat