Studio Musik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Musik Indie di Kota

musik indie kota Medan, baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pula bagi keeksistensian band-band indie kota Medan. Dalam suatu kesempatan, penulis mewawancarai Zazri Hakam 29 tahun, mantan vokalis band “Marionette”, band yang bergenre Japannesse Rock sekarang band ini sudah bubar. Lelaki yang juga sebagai salah satu pemilik usaha Burger Gaboh cabang jalan Johor, yang pernah mengadakan gigs bertajuk Gaboh Brings The Reunion bagi band-band indie yang sudah bubar untuk bermain kembali ini mengungkapkan apresiasinya terhadap kelangsungan musik indie kota Medan: “Musik indie kita sekarang sudah lumayan maju dibandingkan yang dulu, kualitas musik band-band indie nya pun sudah oke. Sekarang tergantung bagaimana kita menaruh apresiasi yang lebih besar lagi. Gaboh Brings The Reunion selain sebagai promosi burger Gaboh, juga untuk ajang anak-anak indie Medan bisa semakin sering unjuk kebolehan berkreativitas. Burger Gaboh sudah mempunyai rencana besar, untuk membangun suatu tempat Burger Gaboh berdiri dan tempatnya juga biasa dijadiin gigs bagi band-band indie Medan. Jadi bisa semakin sering main, seminggu sekali pun bisa diselenggarain, ini sudah rencana matang dan mudah-mudahan bisa segera terwujud di tahun 2012.”

3.6.2. Studio Musik

Secara umum, studio musik dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu studio musik yang hanya dapat digunakan untuk latihan dan studio musik yang sekaligus dapat dipergunakan sebagai tempat latihan dan rekaman. Di kota Medan, studio musik yang hanya dapat dipergunakan untuk latihan cukup banyak. Namun studio musik yang sekaligus dapat dipergunakan sebagai tempat latihan dan rekaman hanya terdapat di beberapa tempat saja yang menyediakan fasilitas rekaman. Universitas Sumatera Utara Keeksistensian studio-studio musik di kota Medan, yaitu dengan banyaknya remaja-remaja kota Medan yang berkunjung adalah salah satunya dipengaruhi oleh fasilitas yang memuaskan yang ditawarkan oleh studio musik tersebut. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya berupa alat-alat musik yang merupakan kategori bagus untuk dipergunakan, selain itu juga tempat tongkrongan yang nyaman juga seringkali menjadi pertimbangan. Studio-studio musik di kota Medan tersebut diantaranya adalah Mita Enterprise Studio yang terletak di jalan Setia Budi, Progressive Music Studio di jalan Pembangunan, JG 411 Music Studio yang terletak di jalan Jamin Ginting, Kirana Studio di jalan Darussalam, Tomato Studio di jalan Tomat, dan banyak studio lainnya di kota Medan. Di samping itu studio musik yang juga menawarkan fasilitas rekaman adalah Grand Recording Studio, JG 411, Music Room dan Citra Studio. Studio- studio musik yang sekaligus menawarkan fasilitas rekaman ini menerima rekaman secara indie label yang relatif kecil biayanya. Dalam artian disini adalah setelah proses rekaman selesai, tak ada lagi hubungan terikat antara band dan studio recording. Dalam penelitian ini yang fokus kepada tiga komunitas musik indie, remaja-remaja yang tergabung dalam masing-masing komunitas, yaitu remaja- remaja komunitas Kirana lebih suka berkumpul di Kirana Studio di jalan Darussalam, remaja-remaja komunitas Tomat lebih suka berkumpul di studionya sendiri yaitu Tomatoes Studio di jalan Tomat. Dan komunitas Medan Movement yang tidak berbasis kepada studio musik, namun remaja-remaja yang tergabung dalam komunitas Medan Movement ini seringkali berhubungan dengan Mita Universitas Sumatera Utara Enterprise Studio dalam hal berkumpul dan menjalin kerjasama ketika menyelenggarakan gigs atau pertunjukan musik indie.

3.6.3. Media Massa