membagikan karya-karyanya dengan gratis. Seperti yang dilakukan oleh “Naif” dan “The Upstrais” yang membagi-bagikan karya-karyanya secara gratis melalui
situs jejaring sosial www.myspace.com. langkah yang dilakukan oleh musisi Indonesia ini adalah adaptasi dari yang pernah dilakukan oleh band-band luar
negeri seperti Coldplay, Radiohead dan Metallica. Band “Koil” juga melakukan hal seperti ini. Koil bahkan pernah membagikan album ‘Black Shines On’-nya
secara gratis sebagai bonus setiap pembelian majalah Rolling Stone Indonesia. Dalam beberapa waktu belakangan, pesatnya perkembangan musik indie
juga diwarnai oleh kehadiran “White Shoes And The Couple Company”, “Goodnight Electric”, “The Brandals”, “The Adams”, “The SIGIT”, sampai pada
“Efek Rumah Kaca” band indie asal kota Jakarta yang lirik-liriknya berfokus pada realitas sosial. Berkembang pesatnya musik indie di Indonesia, ini dapat
memungkinkan semangat Do It Yourself yang terkandung dalam semangat bermusik indie, menyebar ke seluruh kota-kota di Indonesia, termasuk di kota
Medan.
3.3. Masuknya Musik Indie di Kota Medan
Kota Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Sebagai kota
metropolitan, kota Medan pun tak luput dari pengaruh globalisasi. Pengaruh globalisasi dalam perkembangan musik indie sebagaimana yang telah penulis
gambarkan di atas juga masuk ke tengah-tengah kehidupan masyarakat kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Fenomena perkembangan musik indie ini tak bisa lepas dari kreativitas para musisi indie itu sendiri. Sebagaimana di kota-kota besar lainnya di Indonesia,
fenomena musik indie dan industri rekaman musik indie ini seakan sudah menjadi trend di kalangan musisi. Tren bermusik dan industri musik indie sebagai suatu
bentuk lawan tanding bagi perusahaan rekaman mainstream Indonesia yang selama ini mendominasi, sebut saja seperti Universal Music Group, Sony BMG,
EMI dan Musica Studio’s. Semangat Do It Yourself yang dibawa oleh musik indie ini pulalah yang kemudian menginspirasi anak-anak muda kota Medan.
Band-band indie kota Medan yang berhasil dengan menempuh jalur indie, salah satunya adalah “Street Punk Rock” biasa dikenal dengan SPR. Band yang
bergenre Punk Rock ini berhasil memproduksi ketiga albumnya secara indie. Di samping itu juga ada “Army Clown” band indie bergenre Punk Melodic yang
juga berkarya dan memproduksi album dengan semangat kemandirianindie. Eksistensi band-band indie Medan lebih banyak dengan mengisi acara dari
panggung ke panggung. Seperti yang dilakukan “SPR” dan “Army Clown” tersebut yang hidup dari panggung ke panggung. Band-band indie Medan lainnya
yang ikut berpengaruh terhadap perkembangan musik indie di kota Medan adalah “Sinar Band”, “Beautiful Monday”, “Cherrycola”, dan “Korine Conception” yang
telah membuktikan dengan berkarya, memproduksi dan mendistribusikan albumnya secara indie.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 12. Rizky Pratama Sembiring Kebanyakan dari band-band indie Medan memproduksi karyanya dengan
cara mini album dalam satu album hanya berisi 4 sampai 6 lagu. Seperti yang pernah juga dilakukan oleh “The Oh Good” band indie Medan yang bergenre
Rock n Roll. Kemudian ada “Rizky Pratama Sembiring”, yang pada tanggal 24 April 2011 lalu melakukan launching mini album perdananya di areal Kirana
Studi jalan Darussalam, Medan. Berdasarkan observasi lapangan yang penulis, launching album “Rizky Pratama Sembiring” ini bertepatan dengan bubarnya
pertunjukan musik terakhir band indie “Hairdresser On Fair”. Berikut pendapat Risky Pratama Sembiring yang terbilang masih muda, 18 tahun, yang tahun ini
sebentar lagi akan menyelesaikan bangku sekolah SMA: “Perasaan setelah launching ini ya senang sekali, gak nyangka
juga sih, hehe.. Mengenai ke depan yang mudah-mudahan pendengar suka. Ya gitu aja sih.”
Universitas Sumatera Utara
Gambar 13. Gigs indoor Gambar 14. Penulis foto bersama
Rizky P.Sembiring Di luar band-band indie Medan yang berhasil melakukan launching mini
albumnya, banyak band-band indie Medan lainnya yang berhasil memproduksi atau merekam karya lagunya walaupun belum di launching. Seperti yang
dilakukan oleh “The Cangis”, salah satu single-nya masuk dalam situs www.indiebandung.com. Di samping “The Cangis”, ada juga “Dirty Jacket”, “The
“Williams”, “Rumput Tetangga” yang pada tahun 2008 lalu sempat merekam lagunya yang berjudul ‘Global Warming’. Berikut kutipan wawancara dengan
Fandy Siagian, 23 tahun, vokalis band “Rumput Tetangga”: “Rumput Tetangga belum pernah buat album, pernah ngerekam
single yang berjudul Global Warming. Proses merekam lagu di JG Studio salah satu studio yang terdapat di jalan Jamin Ginting,
Medan dengan dana masing-masing personel band.”
Banyak lagi band-band indie Medan yang berhasil merekam dan mempromosikan karya-karyanya yang ditempuh dengan jalur indie. Pergerakan
musik indie kota Medan ini juga banyak didukung oleh majalah-majalah kota
Universitas Sumatera Utara
Medan seperti Kover Magazine, Applause dan majalah lainnya. Kemudian radio- radio lokal Medan juga banyak memutarkan musik-musik indie kota Medan,
bahkan ada program tersendiri salah satunya dari radio Visi FM. Visi FM memiliki program Memo Mengudara, yang merupakan kerjasama antara pihak
Visi FM dan komunitas musik indie Medan Movement. Memo Mengudara banyak mengundang band-band indie kota Medan dalam wawancara radionya,
program radio yang dibawakan oleh Darren Marruza dan Bimbim Indra Antian Sitompul ini selalu memutarkan single-single band-band indie yang berasal dari
kota Medan.
Gambar 15. Siaran radio Memo Mengudara
Universitas Sumatera Utara
Gambar 16. Memo Mengudara di radio Visi FM Perkembangan musik indie di kota Medan bisa terbilang pesat. Dengan
banyaknya dukungan di luar komunitas-komunitas musik indie itu sendiri. Musik indie lokal Medan sering diputar di stasiun-stasiun lokal Medan, dan juga muncul
di kolom-kolom kecil pada bagian majalah-majalah maupun koran-koran lokal Medan. Meskipun demikian, hal tersebut dapat menunjukkan bahwa, semangat
Do It Yourself dalam bermusik indie juga ada dan berkembang di kota Medan, dan semangat D.I.Y ini yang menginspirasi anak-anak muda kota Medan selaku
musisi indie.
3.4. Lahirnya Komunitas-Komunitas Musik Indie di Kota Medan