beberapa label lainnya. Selain itu, muncul lagi rental-rental rekaman yang ternyata menjadi peluang tersendiri bagi pengusaha musik di Medan. Salah satu rental
rekaman yang boleh dikatakan memadai itu adalah Music Room Studio yang didirikan oleh T Harris. A. Sinar Riza, 2004:1.
1.6. Metode Penelitian 1.6.1. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode ini digunakan agar mampu menghasilkan data-data deskriptif
mengenai perilaku kolektif komunitas musik indie di kota Medan. Dengan demikian, eksplorasi data secara mendalam tentang aktivitas kolektif remaja-
remaja yang tergabung dalam komunitas musik indie bisa terjaring dengan baik.
1.6.2. Informan Penelitian
Untuk menghasilkan data dengan tingkat akurasi yang baik mengenai komunitas musik indie di kota Medan, maka penulis melakukan pengambilan data
melalui dua kategori informan, yaitu: 1.
Pelaku komunitas musik indie yang merupakan pelaku langsung kegiatan musik maupun pergelaran musik indie di Medan.
2. Penikmat musik indie yang merupakan penonton di setiap pergelaran musik
indie.
Universitas Sumatera Utara
1.6.3. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dibedakan atas data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dijadikan data utama, sedangkan data kuantitatif digunakan untuk
melengkapi data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari
lapangan melalui observasi dan wawancara mendalam. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kepustakaan, dalam hal ini buku-buku,
literatur, jurnal, tesis, laporan penelitian, skripsi, serta bahan-bahan bacaan yang relevan dengan masalah penelitian.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data primer dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu :
1.6.3.1. Wawancara
Pertanyaan-pertanyaan awal hingga informasi yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan kondisi objektif, sangat efektif dengan metode ini. Metode ini
juga dapat lebih mendekatkan diri secara emosional dengan informan. Selain itu, data-data otentik dari sudut pandang masyarakat emic view juga dapat dimulai
dengan wawancara. Menurut Bungin 2007:107 wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di mana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Wawancara yang dilakukan pada praktek penelitian ini bersifat
kondisional. Penulis melakukan wawancara terbuka ataupun tertutup, berencana
Universitas Sumatera Utara
dan tidak berencana, dan wawancara mendalam berdasarkan kondisi yang sesuai dengan keadaan di lapangan. Untuk mendapatkan data tentang pengertian istilah
indie, penulis juga melakukan wawancara melalui surat elektronik email ke email resminya “Pure Saturday” infopuresaturday.com yang dianggap sebagai
pioner band indie di Indonesia. Wawancara berencana dan tidak berencana, penulis lakukan pada informan selaku penikmat musik indie, yaitu informan yang
terbilang sering penulis lihat hadir di setiap acara-acara pertunjukan musik indie di kota Medan, seperti yang penulis lakukan kepada Nola Pohan, Rizki Maghfira,
dan Acid Anwar. Wawancara kepada informan tersebut langsung penulis lakukan dengan cara berbincang di tengah-tengah pertunjukan musik indie gigs.
Kekurangan dan ketidakjelasan data mengenai hal ini, penulis mengatasinya dengan melakukan wawancara kembali kepada informan dalam gigs berikutnya
yang juga dihadiri oleh informan. Wawancara mendalam penulis lakukan seperti kepada Yas Budaya vokalis
“Alone At Last”, band indie asal kota Bandung dalam kesempatan ketika “Alone At Last” diundang konser oleh komunitas Medan Movement. “Alone At Last”
merupakan band indie Indonesia yang sampai saat ini mampu eksis dan produktif dalam menghasilkan karya. “Alone At Last” juga merupakan band indie yang
cukup dikenal oleh remaja-remaja pelaku dan penikmat musik indie, serta mempunyai friends dalam dunia musik secara luas dikenal dengan istilah fans
yang dinamakan ‘Stand Alone Crew’ yang tersebar di seluruh daerah Indonesia. Atas dasar itulah, penulis langsung meminta waktu kepada Yas Budaya ketika
bertemu di Aula Terminal Futsal tempat berlangsungnya konser “Alone At
Universitas Sumatera Utara
Last”. Sebelumnya, penulis tidak menyangka, Yas Budaya sangat merespon dengan baik ajakan penulis untuk berdiskusi wawancara mengenai musik indie
dengannya, “Gue demen banget kayak ginian, gue respect sama lo. Yok kita berbagi cerita” jawab Yas Budaya. Wawancara penulis lakukan dengan Yas
Budaya beberapa jam sebelum “Alone At Last” konser. Wawancara secara mendalam penulis lakukan khususnya bagi informan
kunci pada ketiga komunitas musik indie, yaitu informan selaku pelaku komunitas musik indie yang merupakan anggota yang aktif dan berpengaruh di
komunitasnya seperti penulis mewawancarai Torep, Lutfi Kentung di komunitas Kirana. Di komunitas Tomat ada Dicky dan Ari, dan di komunitas Medan
Movement penulis jumpai Indra Antian Sitompul Bimbim, Fandy dan Darren. Wawancara mendalam ini dilakukan sesuai dengan waktu dan tempat yang
disepakati informan dengan penulis. Tempat wawancara biasa dilakukan di tempat berkumpulnya remaja-remaja komunitas tersebut, dan juga pernah dilakukan pada
malam hari di salah satu warung kopi yang ada di kota Medan. Penulis juga memanfaatkan korespondensi melalui percakapan telepon, pesan singkat sms,
dan BBM BlackBerry Messenger fasilitas pesan singkat yang disediakan BlackBerry smartphone kepada informan apabila ada wawancara yang tidak
begitu jelas ditangkap oleh alat perekam, dan apabila informan sedang berada di luar kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.6.3.2. Observasi Partisipasi
Informasi dan data pada penelitian ini salah satunya didapat dari observasi partisipasi dimana peneliti terlibat aktif di dalam kegiatan remaja-remaja
komunitas musik indie. Selain itu, observasi partisipasi merupakan pilihan yang tepat untuk mendukung akurasi data yang diperoleh dari wawancara. Penulis
terlibat langsung pada komunitas musik indie, lebih tepatnya pada komunitas Tomat sekitar pada akhir tahun 2006 dan kemudian bergabung membentuk
komunitas Medan Movement. Penulis juga berperan aktif sebagai penikmat musik indie sekaligus pelaku komunitas musik indie. Dalam hal bermusik, penulis
bergabung dalam band “Aboutmind”, sebagai additional pemain pengganti bassist pemain bass dalam band “Parksound” dan “Just In Case”. Sebagai pelaku
komunitas musik indie, penulis juga berperan dalam proses penyelenggaran pertunjukan musik indie gigs dan menjalin kerjasama dengan komunitas-
komunitas lainnya. Menurut Danandjaja 1994; 105, penelitian di lapangan fieldwork perlu
dipupuk dahulu hubungan baik serta mendalam dengan para informan sehingga timbul percaya-mempercayai, disebut raport rapport. Rapport atau hubungan
baik yang terjalin dengan remaja-remaja komunitas musik indie tersebut, tentu memiliki manfaat tersendiri bagi penulis dalam melakukan penelitian ini. Tujuan
penelitian yang berusaha menggambarkan perilaku kolektif komunitas musik indie kota Medan, dapat diperoleh dengan keterlibatan langsung penulis.
Keakraban dan hubungan personal yang berhasil penulis jalin dengan remaja- remaja komunitas musik indie kota Medan yang dikaji tanpa kehilangan
Universitas Sumatera Utara
objektivitas penelitian, pada akhirnya keberhasilan dalam memperoleh data dapat dilakukan dengan baik.
1.6.3.3. Literatur
Penelusuran literatur studi pustaka yang berhubungan dengan data-data psikologi remaja, perilaku kolektif, budaya populer, dan teori-teori yang
berhubungan dengan masalah penelitian menghasilkan keterangan yang membantu penulis untuk mempertajam analisis dan melengkapi data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun jenis literatur ini berupa buku-buku teori, laporan penelitian; skripsi, tesis, disertasi, artikel, opini dari surat kabar atau
majalah, serta media online melalui internet.
1.6.3.4. Bahan visual
Sebagai bahan informasi sekunder, penulis menggunakan dokumentasi visual untuk lebih menguatkan data dari hasil observasi dan wawancara. Alat
dokumentasi berupa kamera DSLR tipe Nikon D3000 10 Megapixel yang penulis miliki.
1.6.4. Analisis Data
Pengelompokan dari data yang terkumpul digunakan untuk mendeskripsikan komunitas musik indie, perilaku kolektif para remaja komunitas
musik indie. Analisis dan penyajian data kualitatif dilakukan dengan menggunakan deskriptif analisis. Data-data yang telah dikumpulkan termasuk
juga catatan lapangan dikelompokkan atas dasar aktivitas khusus yang diteliti. Kemudian, pengelompokkan data tersebut dikaitkan satu dengan yang lainnya
Universitas Sumatera Utara
sebagai suatu kesatuan kejadian dan fakta yang terintegrasi. Tahap terakhir, kesimpulan diperoleh dari analisa data dan literatur-literatur yang terkait dengan
tujuan penelitian.
1.6.5 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam studi ini adalah di kota Medan yang terletak di Jalan Kenanga Raya, kecamatan Medan Selayang, lokasi sebuah rumah sebagai
tempat berkumpulnya remaja-remaja komunitas Medan Movement. Jalan Darussalam, kecamatan Medan Baru, tempat berdirinya studio musik Kirana dan
sekaligus sebagai tempat berkumpulnya remaja-remaja komunitas Kirana. Dan di Jalan Tomat, kecamatan Medan Baru, tempat berdirinya studio Tomato dan
tempat berkumpulnya remaja-remaja komunitas Tomat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KONTEKS PENELITIAN
Pada bab ini, penulis mencoba untuk menggambarkan lokasi penelitian tempat penelitian dilakukan. Studi mengenai perilaku kolektif komunitas musik
indie kota Medan ini dilakukan dalam ruang lingkup penelitian kota Medan. Secara lebih rinci studi deskriptif penelitian ini dilakukan pada tiga komunitas,
yaitu komunitas Kirana, komunitas Tomat, dan komunitas Medan Movement, yang berada di beberapa lokasi-lokasi atau tempat-tempat dalam lingkup kota
Medan. Lokasi-lokasi yang dimaksud adalah suatu wilayah dimana ketiga
komunitas tersebut biasa berkumpul yang nantinya dapat digunakan sebagai latar dalam mendeskripsikan keberadaan ketiga komunitas. Melalui observasi lapangan
yang dilakukan, hasilnya akan ditetapkan lokasi mana yang menjadi tempat berkumpulnya masing-masing komunitas. Beberapa lokasi yang didapat juga
dijabarkan batasan wilayah kota Medan secara administratif yang dapat mempertegas bahwa lokasi-lokasi tersebut masih merupakan bagian dari kota
Medan. Sebagai sebuah penelitian etnografi, pada bab mengenai gambaran umum lokasi penelitian ini juga tercantum pendeskripsian kota Medan secara umum,
yaitu secara geografis, demografis, kependudukan, sampai pada pendeskripsian kota Medan secara historis dan kultural. Dan untuk menunjukkan beberapa tempat
di kota Medan sebagai lokasi penelitian yang terpilih akan dijabarkan pada bagian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Berikut penulis sertakan data-data mengenai kota Medan yang penulis peroleh langsung dari situs www.pemkomedan.go.id
2.1. Kota Medan Secara Geografis
Secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar barangjasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya
yang relatif besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor
tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regionalnasional.
Secara umum ada 3 tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja pembangunan kota, 1 faktor geografis, 2 faktor demografis dan 3 faktor
sosial ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan lainnya, yang secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota
termasuk pilihan-pilihan penanaman modal investasi. Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi
Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951,
yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul
keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66IIIPSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.
Melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota
Universitas Sumatera Utara