komunitas, ataupun menunggu giliran menyewa studio musik. Torep 27 tahun, seorang gitaris band “The Cangis” band yang beraliran Rock n Roll yang
tergabung dalam komunitas Kirana yang sering berkumpul bersama teman-teman sekomunitasnya di studio Kirana jalan Darussalam no.38, menyebutkan alasan
tempat berkumpulnya: “Selalu ngumpul di Kirana, kalau mau makan aja baru ngumpul di
luar atau kalau lagi ada acara. Alasannya, karena kalau makin sering ngumpul jadi makin banyak ide-ide yang bisa di-sharing.
Kalau enggak ya sekedar ngumpul-ngumpul aja sambil cerita sampah gak jelas,hehe”
Seorang anggota komunitas Kirana lainnya, Reza 20 tahun, personil band “90’s Chaotic Robot” dan band “Arsitek Sore” juga mengemukakan alasannya
demikian: “Ngumpul di Kirana, kebanyakan dari kami karena merasa satu
selera, taste, selera musik. Untuk planning-an event, chillout, ngejam-ngejam.”
Beragam alasan remaja-remaja komunitas Kirana dalam hal berkumpul.. Namun, baik mau persiapan meenyelenggarakan gigs yang dinamakan Lost In A
Melodic yang dimiliki oleh komunitas ini ataupun hanya sekedar mengobrol, remaja-remaja selalu meramaikan studio Kirana baik sore hari sampai malam hari.
2.8.2. Studio Musik Tomat dan Komunitas Tomat
Studio musik Tomat atau biasa dituliskan dengan Tomatoes Studio ini terletak di jalan Tomat dekat jalan Iskandar Muda dan jalan Abdullah Lubis,
Medan. Studio musik Tomat ini merentalkan studionya seharga Rp.35.000 per jam. Jalan Tomat ini sempit dan kecil dan hanya biasa dilewati satu mobil secara
Universitas Sumatera Utara
bergantian. Cukup mudah dikenali, bahwa nama studio ini diambil dari nama jalan dimana rumah induk suatu studio berdiri. Tepatnya, studio musik Tomat ini
berdiri memanfaatkan posisi garasi mobil bagian depan sebuah rumah yang bergaya Eropa rumah yang tidak memiliki pagar di bagian depan rumah. Studio
musik Tomat ini dimiliki oleh Dicky, berusia 27 tahun. Seorang mahasiswa fakultas Kedokteran UISU semester akhir ini mengaku mendirikan studio musik
karena hobi musik dan belajar bisnis kecil-kecilan. Studio musik Tomat ini didirikan Dicky sekitar tahun 2006.
Gambar 6. Studio Tomat Pada tahun 2006 itu, tepatnya ketika pertama sekali studio Tomat berdiri
dan siap dipakai belum ada pengurusan yang jelas, termasuk yang menjaga studio belum ada. Hal tersebut juga dikarenakan karena Dicky sibuk kuliah dan tidak ada
Universitas Sumatera Utara
waktu luang untuk mengurusi studi secara intens. Ketika itu Ari yang kenal dengan mas Dicky sapaan yang akrab pada Dicky, menawarkan diri untuk
menjaga studionya. Berawal dari sinilah, teman-teman Ari banyak yang berdatangan ke studio Tomat, termasuk penulis sendiri yang sudah lama kenal
dengan Ari.
Gambar 7. Pintu masuk studio Tomat dan papan pengumuman Ari dan Dicky akhirnya membentuk band bernama “Dirty Jacket”. Band
yang beraliran Britpop British Pop ini juga termasuk band yang produktif menghasilkan karya lagu di komunitas Tomat, dan lagu-lagunya sempat sering
diputar di radio-radio lokal. Selain “Dirty Jacket”, band yang bernanung di komunitas Tomat, band indie lainnya ada “GIZMO”, “Marionette”, “Parksound”,
“Just In Case”, “The Oh Good”, “A Hole In Your Stocking” ALIONG, “Aboutmind” dan “AHIMSA”. Remaja-remaja yang tergabung dalam band-band
tersebut termasuk dalam kumpulan remaja komunitas Tomat yang sering
Universitas Sumatera Utara
berkumpul di studio musik Tomat. Selaku pelaku komunitas Tomat, remaja- remaja tersebut selalu berkumpul di studio musik tersebut hanya untuk sekadar
mengobrol ataupun memakai studio musik.
Gambar 8. Tongkrongan remaja-remaja komunitas Tomat Di studio Tomat dapat dijumpai, Arie, 25 tahun, gitaris band “Dirty
Jacket” menyebutkan alasannya: “Karena satu selera musik, gak jauh-jauh dari classic rock atau
british. Terus tempatnya juga enak, bisa ngejam gratis.”
Sekarang, remaja-remaja komunitas Tomat terbilang jarang menyelenggarakan gigs. Kurang begitu jelas apa yang menjadi alasannya. Yang
jelas, di komunitas Tomat juga telah berdiri sebagai Event Organizer EO yang bernama Tomato Promade. Studio Tomat ini juga sering disewa alatnya dalam
acara-acara besar di kota Medan di luar gigs-gigs yang diselenggarakan komunitas
Universitas Sumatera Utara
musik indie. Sekitar tahun 2008 awal, remaja-remaja yang tergabung dalam komunitas Tomat sebelumnya, mengalami perpecahan yang disebabkan tidak
adanya lagi kesepahaman pada pemilik studio mengenai manajemen baik dalam hal penyelenggaraan gigs ataupun perhatian pemilik studio terhadap kelanggengan
komunitas Tomat. Hal ini yang menyebabkan beberapa dari kalangan remaja- remaja komunitas Tomat keluar dan membentuk suatu komunitas baru yang
bernama Medan Movement.
2.8.3. RV Net dan Komunitas Medan Movement