mainstream, masyarakat ada masanya jenuh sendiri dengan musik- musik yang ditawarkan oleh mainstream. Seperti dalam dunia
komputer, hal ini dibuktikan oleh Android yang tergolong kategori indie. Dalam hitungan beberapa tahun, Android berhasil
menandingi sistem operasi Windows Mobile dan Symbian yang tergolong kategori mainstream.”
Media massa memang juga merupakan pengaruh penting dalam perebutan ruang publik yang dilakukan oleh komunitas musik indie. Melalui media massa,
masyarakat secara luas dapat mengetahui, menikmati, bahkan mengikuti perkembangan musik indie. Pada akhirnya, bukan menjadi hal yang mustahil
bahwa musik indie dapat bersaing bahkan menandingi musik mainstream yang selama ini lebih mendominasi di kalangan masyarakat. Perebutan ruang publik
yang dilakukan oleh remaja-remaja komunitas musik indie di tengah dominasi musik mainstream, hal ini juga membuktikan adanya jaring distribusi pada
komunitas musik indie.
4.4. Jaring Distribusi Komunitas Musik Indie di Kota Medan
Pencapaian tujuan perebutan ruang publik yang dilakukan oleh remaja- remaja komunitas musik indie terhadap musik mainstream yang mendominasi,
erat kaitannya dengan seberapa luas jaring distribusi yang dilakukan oleh remaja- remaja komunitas musik indie. Perilaku kolektif remaja-remaja komunitas Kirana,
komunitas Tomat, komunitas Medan Movement sudah dijelaskan secara sederhana pada bagian-bagian sebelumnya. Namun disini akan diperjelas secara
lebih rinci bagaimana jaring distribusi pada komunitas musik indie. Jaring distribusi yang dimaksudkan di sini adalah bukan semata-semata
hanya pendistribusian karya-karya komunitas musik indie, namun lebih dari itu
Universitas Sumatera Utara
yaitu persebaran ide dan gagasan yang erat kaitannya dengan jaringan sosial yang dilakukan. Agusyanto 1997:13 mengatakan:
“Jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, dimana ‘ikatan’ yang menghubungkan suatu titik ke titik lain dalam jaringan adalah
hubungan sosial. Berpijak pada jenis ikatan ini, maka secara langsung atau tidak langsung yang menjadi anggota suatu jaringan sosial adalah manusia
person”
Sebagaimana yang sudah diterangkan pada bagian-bagian sebelumnya, remaja-remaja komunitas musik indie melakukan jaringan sosial dengan media
massa, seperti radio, tabloid atau koran-koran lokal, dan badan-badan usaha kecil lokal Medan seperti Distro dan warung internet. Jaringan-jaringan sosial yang
dilakukan untuk mempromosikan karya-karya band indie, dukungan dalam menyelenggarakan gigs, sampai pada mempromosikan gigs yang diselenggarakan
komunitas musik indie. Dalam Hal ini Bimbim mengungkapkan pendapatnya: “Radio atau media-media lokal sangat membantu kita. Apalagi
bisa untuk memutarkan lagu karya-karya anak Medan. Medan Movement menjalin hubungan dengan Visi FM dengan program
Memo Mengudara yang mengundang band-band indie kota Medan dan memutarkan lagu-lagu mereka.”
Remaja-remaja komunitas Medan Movement menjalin jaringan sosial dengan radio lokal, yaitu Visi FM yang terletak di jalan Iskandar Muda, Medan.
Program radio dengan nama Memo Mengudara Medan Movement Mengudara itu dalam penayangannya setiap hari rabu pukul 19.00-21.00 malam berusaha
mengundang band-band indie kota Medan dan memutarkan karya-karya lagu band-band indie kota Medan. Hubungan kerjasama yang sudah dijalin sejak bulan
September 2010 ini juga digunakan untuk mempromosikan gigs-gigs atau me- review gigs-gigs di kota Medan, baik yang diadakan oleh komunitas Medan
Universitas Sumatera Utara
Movement atau komunitas indie kota Medan lainnya. Memo Mengudara juga bahkan tidak hanya menghadirkan band-band indie, tapi juga sesekali pernah
mengundang di luar musik indie, semisal komunitas film indie atau komunitas indie lainnya.
Remaja-remaja komunitas Kirana juga menyadari pentingnya media bagi jaring distribusi. Hal ini diakui Torep dengan penjelasan sebagai berikut:
“Saat ini kami menjalin dengan radio lokal, Kiss FM Medan. Pernah kemarin sekali dengan Prambors Medan. Tapi kami lebih
merasa lebih baik dengan radio lokal saja, karena juga saling mendukung. Radio lokal tentu lebih banyak mendukung segmen-
segmen lokalnya sendiri. Kalau Prambors kan lebih Nasional, jadi lebih baik kami ya memilih Kiss FM. Saat ini masih selalu
dengan Kiss FM.”
Selo, 24 tahun, selaku remaja komunitas Tomat juga berpendapat mengenai hal ini, yaitu:
“Tomat menjalankan acara, promosi juga melalui radio atau facebook atau dari teman ke teman juga.”
Dalam hal jaringan sosial ini, komunitas Tomat memang tidak menjalin kerjasama dengan radio seperti yang dilakukan oleh komunitas Medan Movement
dan komunitas Kirana. Namun di setiap penyelenggaraan acara yang diselenggarakan Tomat, komunitas Tomat selalu melakukan jaringan kepada radio
dan yang lainnya. Selain radio lokal, jaring distribusi ini juga dijalin lewat situs-situs di
internet. Remaja-remaja komunitas indie memanfaatkan secara optimal media online sehingga siapa saja dapat mengunduh secara gratis karya-karya mereka.
Hal ini tentunya menyebabkan ide bermusik indie dapat semakin luas penyebarannya. Meskipun begitu, remaja-remaja komunitas musik indie selalu
Universitas Sumatera Utara
menghargai karya cipta orang lain. Semakin luas dan gratisnya mendapatkan karya-karya remaja-remaja musik indie, tidak membuat mereka menjiplak.
Melainkan, remaja-remaja musik indie lebih suka melakukan aransemen ulang. Semakin luasnya persebaran ide atau gagasan dan eksistensi pada remaja-
remaja komunitas musik indie memang mendapat pengaruh dari seberapa besarnya jaring distribusi yang dijalin. Jaringan-jaringan sosial yang dijalin tentu
saling mendukung dalam hal pencapaian tujuan komunitas musik indie tersebut, yaitu penolakan terhadap mainstream pop.
4.5. Penolakan Terhadap Mainstream Pop