2.2.1. Pisang Awak Musa paradisiaca var. Awak
Berdasarkan jenis-jenis pisang yang diuraikan diatas, pisang awak termasuk pada jenis pisang yang pertama yaitu pisang yang dapat dikonsumsi langsung
maupun diolah terlebih dahulu. Pisang jenis ini memiliki panjang sekitar 15 cm dengan diameter 3,7 cm. dalam satu tandan, jumlah sisir ada 18 yang masing-masing
terdiri 11 buah. Bentuk buah lurus dengan pangkal bulat. Warna daging buah putih kekuningan dengan kulit yang tebalnya 0,3 cm. Lamanya buah masak dari saat
berbunga adalah 5 bulan Supriyadi dkk, 2008.
Gambar 2.1. Pisang Awak Masak Musa Paradisiaca var. Awak
Pemberian pisang awak sebagai MP-ASI di daerah Aceh sudah menjadi hal yang umum dilakukan secara turun temurun. Pemberian pisang bisa dilakukan baik
langsung diberikan kepada bayi dengan mengorek bagian dagingnya memakai sendok maupun dicampur dengan buburnasi tim yang dihaluskan.
Menurut hasil penelitian, pisang awak dalam 100 gram kaya akan mineral antara lain: zat besi 0,3 mg, magnesium 29 mg, seng 0,2 mg, fosfor 20 mg, mangan
0,15 mg, tembaga 0,1 mg dan natrium 1 mg. Pisang awak juga kaya akan kandungan
Universitas Sumatera Utara
vitaminnya. Beberapa vitamin tersebut yaitu vitamin A sebesar 8 mg 126 IU, vitamin C sebesar 9 mg, vitamin B1 sebesar 0,05 mg, vitamin B2 sebesar 0,1 mg,
niasin sebesar 0,5 mg, asam folat sebesar 19 mg, vitamin B6 sebesar 0,58 mg, dan asam pantotenat sebesar 0,26 mg Jumirah dkk, 2011.
Tradisi pemberian pisang awak masak sebagai MP-ASI tersebut sangat menarik sebagai upaya melestarikan budaya pemberian MP-ASI menggunakan
pangan lokal.
2.2.2. Tepung Pisang Awak Masak
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang
dan tepung pisang Prihatman, 2000. Pisang sebagai salah satu tanaman buah-buahan mempunyai potensi besar diolah menjadi tepung sebagai subtitusi tepung beras.
Tepung pisang merupakan produk yang cukup prospektif dalam pengembangan sumber pangan lokal. Buah pisang cukup sesuai untuk diproses menjadi tepung
mengingat bahwa komponen utama penyusunnya adalah karbohidrat 17,2-38 Kurniawan, 2009.
Penelitian tentang pemanfaatan pisang awak sebagai bahan MP-ASI yang telah dilakukan menggunakan tepung pisang awak tua 34 masak sebagai campuran
makanan tambahan bayi. Pisang mentah mengandung zat tepung starch lebih tinggi yaitu sekitar 20-25 dibandingkan pisang masak yang mengandung zat tepung
sekitar 1-2 kandungan tepung yang tinggi sulit untuk dicerna, sehingga diyakini dapat mengakibatkan konstipasi, dan pisang masak mengandung zat antioksidan
Universitas Sumatera Utara
lebih tinggi dibandingkan pisang mentah. Namun, selama ini pembuatan tepung pisang secara umum diperoleh dari pisang tua yang belum masak atau masih mentah.
Keuntungan dari tepung pisang yang dibuat dari pisang masak yaitu kandungan gula yang tinggi, cocok untuk bahan dasar produk makanan yang
memerlukan kelarutan, kemanisan, dan kandungan energi yang tinggi seperti makanan untuk bayi Jumirah dkk, 2011.
2.2.3. Pembuatan Campuran Tepung Beras-Pisang Awak Masak