sejak dalam kandungan pertumbuhan gizi yang terhambat, pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat, tidak cukup mengandung energi dan zat gizi terutama
mineral, dan tidak berhasil memberikan ASI eksklusif Waluyo, 2010 Perkenalan MP-ASI yang terlalu dini juga dapat meningkatkan reaksi alergi
karena belum sempurnanya saluran cerna, dan mungkin berhubungan dengan peningkatan resiko infeksi dada serta obesitas. Sedangkan jika perkenalan dilakukan
terlambat, fase perkembangan kemampuan mengunyah akan terlewatkan sehingga terjadi kegagalan pertumbuhan akibat tidak terpenuhinya gizi.
Suplemen tetes vitamin yang mengandung vitamin A, C, dan D direkomendasikan untuk semua anak dibawah usia 2 tahun di Inggris. Anak yang
mengikuti persentil pertumbuhannya dan menyukai berbagai jenis makanan adalah indikator yang baik untuk keberhasilan penyapihan Barasi, 2009.
2.1.2. Pola Pemberian MP-ASI Menurut Umur
Pemberian MP-ASI baik jenis, porsi, dan frekuensinya tergantung dari usia dan kemampuan bayi. Sulistyoningsih 2011 menjelaskan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pemberian MP-ASI agar kebutuhan gizi bayi terpenuhi dengan baik yaitu:
1. Memberikan ASI terlebih dahulu kemudian memberikan MP-ASI
2. Makanan padat atau MP-ASI pertama harus bertekstur sangat halus dan licin
3. Bubur nasi diberikan 3 kali sehari dengan porsi disesuaikan menurut umur. Bayi
usia 6 bulan sebanyak 6 sendok makan, bayi usia 7 bulan sebanyak 7 sendok makan, bayi usia 8 bulan sebanyak 8 sendok makan, bayi usia 9 bulan sebanyak
Universitas Sumatera Utara
9 sendok makan, bayi usia 10 bulan sebanyak 10 sendok makan, dan bayi usia 11 bulan sebanyak 11 sendok makan.
4. Berikan makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan, berupa biskuit,
pisang, bubur kacang hijau, nagasari, ataupun sari buah manis yang disaring. 5.
Bubur saring hanya boleh diberikan jika bayi telah tumbuh gigi, sedangkan makanan yang dicincang diberikan setelah bayi pandai mengunyah.
6. Setiap kali makan perkenalkan satu jenis makanan apa saja dalam jumlah kecil.
Jika bayi alergi terhadap jenis makanan tertentu maka hentikan pemberian. 7.
Tambahkan telur ayamikantahutempedaging sapiwortelbayamsantanminyak pada MP-ASI
8. Memperkenalkan sayuran dan buah yang rendah serat seperti bayam, wortel,
tomat, jeruk, pisang, pepaya, alpukat, dan pir. 9.
Makanan sebaiknya tidak dicampur karena bayi harus mempelajari perbedaan tekstur dan rasa makanan.
10. Makanan padat jangan dimasukkan kedalam botol susu atau membuat lubang dot
lebih besar sehingga mengesankan seperti bayi menyusu 11.
Bayi dapat diajari makanan dan minum sendiri dengan sendok dan cangkir 12.
Tetap berikan ASI sampai anak berusia 2 tahun.
2.1.3. Bahan Dasar MP-ASI
Pada umumnya bahan penyusun MP-ASI bubur bayi terbuat dari tepung terigu. Kandungan gizi pada tepung terigu menurut SNI 01-3751-2006 1991 adalah
Universitas Sumatera Utara
kadar air maksimal 14,5, kadar abu 1,83, kadar lemak 2,09, protein 7 - 14,45, pati 78,74, karbohidrat 82,35 dan serat kasar 1,92.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu sebagai bahan dasar pembuatan MP-ASI bubur bayi maka diperlukan komoditi lain yang bisa dipakai
sebagai alternatif. Menurut SK Menkes 2007, MP-ASI bubuk instan terbuat dari campuran beras. Untuk mengoptimalkan kandungan gizi pada bubur bayi sesuai
dengan SK Menkes Tabel 2.1., maka perlu ditambahkan bahan penyusun lain seperti pisang yang merupakan salah satu dari tiga rasa yang disukai oleh bayi.
Pisang juga memiliki aroma khas yang harum dan mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi dari karbohidrat cukup tinggi
dibandingkan buah-buahan lain. Pisang mengandung vitamin dan mineral seperti vitamin C, B kompleks, B6, serotonin, kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium.
Pemanfaatan buah pisang selama ini belum optimal masih terbatas sebagai buah konsumsi segar dan produk olahan tradisional baik dari buah masih mentah
maupun dari buah yang sudah masak. Hal ini perlu diantisipasi adalah lonjakan produksi pada saat panen raya di sentra-sentra produksi pisang sedangkan serapan
pasar yang tidak berimbang menyebabkan banyaknya buah yang terbuang. Pisang terutama yang sudah masak, dapat sebagai penyedia energi dalam makanan dan
minuman Ardhianditto, 2013. Agar kebutuhan protein dalam MP-ASI tercukupi, maka dibutuhkan tambahan
protein dari ikan dan kacang-kacangan seperti ikan lele dumbo dan kecambah kedelai yang bukan hanya berfungsi sebagai penambah jumlah protein yang dikonsumsi,
Universitas Sumatera Utara
tetapi juga sebagai pelengkap mutu protein dalam menu MP-ASI yang disajikan Mervina, 2009.
Tabel 2.1. Komposisi Gizi dalam 100 gram MP-ASI Bubuk Instan
No. Zat Gizi
Satuan Kadar
1 Energi
kkal 400 – 440
2 Protein kualitas protein tidak kurang
dari 70 kualitas kasein g
15 – 22 3
Lemak kadar asam linoleat minimal 300 mg per 100 kkal atau 1,4 gram per
100 gram produk g
10 – 15
4 Karbohidrat
4.1. Gula sukrosa g
maksimum 30 4.2. Serat
g maksimum 5
5 Vitamin A
mcg 250 – 350
6 Vitamin D
mcg 7 – 10
7 Vitamin E
mg 4 – 6
8 Vitamin K
mcg 7 – 10
9 Thiamin
mg 0,3 – 0,4
10 Riboflavin mg
0,3 – 0,5 11 Niasin
mg 2,5 – 4,0
12 Vitamin B12 mcg
0,3 – 0,6 13 Asam Folat
mcg 40 – 100
14 Vitamin B6 mg
0,4 – 0,7 15 Asam Pantetonat
mg 1,3 – 2,1
16 Vitamin C mg
27 – 35 17 Besi
mg 5 – 8
18 Kalsium mg
200 – 400 19 Natirum
mg 240 – 400
20 Seng mg
2,5 – 4,0 21 Iodium
mcg 45 – 70
22 Fosfor mg
Perbandingan Ca:P = 1,2 – 2,0
23 Selenium mcg
10 – 15 24 Air
g maksimal 4
Sumber : SK Menkes RI 2007
2.2. Pisang