4.2. Kandungan Zat Gizi pada Tepung Beras-Pisang Awak Masak yang divariasikan dengan Ikan Lele Dumbo dan Tepung Kecambah Kedelai
Kandungan proksimat yang terdapat pada TP, TPLK dan TPL disajikan pada tabel 4.1. berikut.
Tabel 4.1. Kandungan Proksimat Tepung TP, TPLK dan TPL per 100 gram Bahan
No. Zat Gizi
Tepung Bahan Dasar TP
a
TPLK
b
TPL
c
1. Protein
5,65 19,78
18,10 2.
Serat kasar 1,51
3,80 3,49
3. Lemak
1,02 10,06
11,90 4.
Kadar Air 5,90
6,57 18,44
5. Kadar Abu
1,09 1,76
1,84
Sumber:
a
Campuran 100gr pisang awak masak+50gr tepung beras Jumirah dkk, 2011
b
Hasil analisis Laboratorium Kimia FMIPA USU
c
Dewi, 2013
Berdasarkan hasil analisis diatas, secara umum kandungan gizi kedua tepung TPLK dan TPL lebih baik dibandingkan dengan TP. Penambahan ikan lele dan
tepung kecambah kedelai terhadap TP sebagai bahan dasar tepung MP-ASI terbukti dapat meningkatkan kandungan gizi tepung MP-ASI tersebut.
Kandungan gizi dari TPLK dan TPL tidak jauh berbeda. Kandungan protein dan serat kasar lebih dominan terdapat pada TPLK dibadingkan TPL. Namun untuk
kadar lemak, kadar air dan kadar abu lebih dominan terdapat pada TPL dikarenakan komposisi lele yang lebih besar pada tepung TPL dibandingkan TPLK
4.3. Karakteristik Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan Mus muscullus strain swiss webster usia sapih 23 hari dengan karakteristik sehat,
memiliki berat badan 15-21 gram, berbulu putih halus tidak tegak atau rontok, memiliki mata jernih, bersih secara fisik dan bergerak aktif lincah.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum pengelompokan, dilakukan adaptasi mencit selama 7 hari agar mencit terbiasa dengan lingkungan penelitian. Setelah itu dilakukan penimbangan
sebagai berat badan awal H .
Selama 28 hari pengamatan, konsumsi ransum tiap mencit per harinya pada kelompok P1 berkisar 4-5 gram, kelompok P2 berkisar 2-5 gram dan kelompok P3
berkisar 4-5 gram. Penimbangan berat badan mencit dan penggantian pakan dilakukan setiap 2
hari sekali, sedangkan pengumpulan feses dan urin dilakukan setiap hari pagi selama 28 hari pengamatan. Feses dan urin dikumpulkan pada wadah kaca tertutup.
Urin diambil menggunakan spuit berukuran 1 cc. Dari urin yang diperoleh, hanya mencukupi 1 analisis nitrogen untuk 1 kelompok mencit.
4.4. Pola Pertumbuhan Berat Badan Mencit Selama 28 Hari Pengamatan
Pertumbuhan berat badan selama 28 hari pengamatan dari ketiga kelompok perlakuan tersebut disajikan dalam grafik pada gambar 4.2 pada grafik dibawah ini.
Gambar 4.2. Pola Pertumbuhan Mencit
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan tersebut digambarkan berdasarkan peningkatan berat badan dari selisih antara berat badan akhir dengan berat badan awal mencit. Ketiga kelompok
mencit tersebut memiliki berat badan yang bervariasi. Pada kelompok P1, berat badan awal mencit berada pada interval 19-21 gram. Pada kelompok P2, berat badan awal
mencit berada pada interval 10-15 gram dan pada kelompok P3, berat badan awal mencit berada pada interval 16-20 gram.
Variasi berat badan awal tersebut menyebabkan perbedaan peningkatan berat badan pada ketiga perlakuan tersebut. Kecenderungan terjadinya penurunan berat
badan terlihat pada kelompok mencit dengan ransum P1 di awal pengamatan. Sedangkan pada kelompok mencit P2 dan P3 cenderung terjadi peningkatan berat
badan cukup baik.
4.5. Kualitas Protein TPLK dan TPL