Siswa aktif Pendekatan Pembelajaran

22 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK a. Pengembangan ranah kognitif atau pengembangan pengetahuan dapat dilakukan dalam bentuk penguasaan materi dan pemberian tugas dengan unjuk kerja; mengetahui, memahami, menganalisis, dan mengevaluasi. b. Pengembangan ranah afektif atau pengembangan sikap sikap sosial dapat dilakukan dengan pemberian tugas belajar dengan beberapa sikap dan unjuk kerja: menerima, menghargai, menghayati, menjalankan dan mengamalkan. c. Pengembangan ranah psikomotorik atau pengembangan keterampilan skill melalui tugas belajar dengan beberapa aktivitas mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyaji dan mencipta. Terkait dengan beberapa aspek pengalaman belajar tersebut maka dalam setiap pembelajaran Sejarah Indonesia di SMAMASMKMAK siswa mampu mengembangkan proses kognitif yang lebih tinggi dari pemahaman sampai dengan metakognitif pendalaman pengetahuan dari sumber belajar yang ada. Pembelajaran diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan: menerapkan konsep, prinsip atau prosedur, menganalisis masalah, serta mengevaluasi sesuatu produk atau mengembangkan keterampilan, seperti: mencoba membuat sesuatu atau mengolah informasi, dan menerapkan prosedur sampai mengamalkan nilai-nilai kesejarahan.

3. Pendekatan Pembelajaran

a. Siswa aktif

Paradigma belajar bagi siswa menurut jiwa Kurikulum 2013 adalah siswa aktif mencari bukan lagi siswa menerima. Oleh karena itu, pembelajaran harus dikembangkan menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif. Di Indonesia ini sebenarnya sudah lama dikembangkan pendekatan pembelajaran yang dikenal dengan Paikem. Pendekatan ini nampaknya sangat relevan dengan kemauan model pembelajaran untuk mendukung pelaksanakan Kurikulum 2013. Pembelajaran Sejarah Indonesia sangat cocok dengan pendekatan Paikem. Paikem adalah singkatan dari prinsip pembelajaran: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. 23 Sejarah Indonesia • Aktif, maksudnya agar guru berusaha menciptakan suasana sedemikian rupa agar siswa aktif melakukan serta mencari pengetahuan dan pengalamannya sendiri. • Inovatif, pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ada, dan tidak monoton. Guru selalu mencari model kontekstual yang dapat menarik siswa. • Kreatif, agak mirip dengan inovatif, guru harus mengembangkan kegiatan belajar yang beragam, menciptakan pembelajaran baru yang penuh tantangan, pembelajaran berbasis masalah sehingga mendorong siswa untuk merumuskan masalah dan cara pemecahannya. • Efektif, guru harus secara tepat memilih model dan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan, materi dan situasi sehingga tujuan dapat tercapai dan bermakna bagi siswa • Menyenangkan, guru harus berusaha dan menciptakan proses pembelajaran Sejarah Indonesia itu menjadi menyenangkan bagi siswa. Apabila suasana menyenangkan siswa akan memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung. Sesuai dengan pendekatan siswa aktif tersebut dewasa ini sedang populer dengan pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning CTL. Pendekatan kontekstual ini memiliki ciri antara lain: 1. Materi pembelajaran dipilih sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan siswa. 2. Materi pembelajaran dikaitkan dengan dunia nyata dan kekinian 3. Materi pembelajaran disesuaikan dengan pengetahuan dan kemampuan siswa. 4. Materi pembelajaran akan menarik dengan mengintegrasikan dengan beberapa cabang ilmu lain. 5. Siswa akan terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. 6. Dalam proses belajar siswa akan lebih banyak untuk menggali informasi, menemukan, memecahkan masalah, berdiskusi, mengerjakan proyek. 24 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK Dalam proses pembelajaran Sejarah Indonesia, setiap siswa perlu juga memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Setiap awal pembelajaran, siswa harus membaca teks yang tersedia di dalam buku teks pelajaran Sejarah Indonesia 2. Siswa perlu memperhatikan beberapa hal yang dipandang penting seperti istilah, konsep atau kejadian penting, bahkan mungkin angka tahun yang memiliki makna atau pengaruh yang sangat kuat dan luas dalam peristiwa sejarah berikutnya. Oleh karena itu, setiap siswa perlu memamahami prinsip sebab akibat dalam peristiwa sejarah. 3. Peserta didik selaku warga belajar perlu memperhatikan dan mencermati beberapa gambar, foto, peta atau ilustrasi lain yang ada pada buku teks. 4. Dalam mengembangkan pembelajaran Sejarah Indonesia ini, guru perlu banyak menambah bacaan atau literatur lain yang relevan dengan materi pembelajaran. Para siswa juga didorong memperbanyak sumber belajar, menambah bacaan buku sejarah lain yang relevan. Kemudian dalam kegiatan pembelajaran Sejarah Indonesia ini siswa perlu banyak melakukan pengamatan objek sejarah dan banyak mempelajari peristiwa sejarah yang ada di lingkungannya. Misalnya kebetulan peristiwa sejarah yang sedang dikaji di daerahnya tidak dapat mengambil contoh lain di daerah lain yang paling dekat. Misalnya apabila daerahnya tidak ada situs atau peristiwa penjajahan VOC, bisa mengambil contoh tempat lain yang ada situs zaman penjajahan VOC.

b. Pembelajaran berbasis nilai