Perolehan Bahasa Anak Tuna Rungu
21
yang memiliki satu makna dan terdapat di dalam kalimat. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Achmad HP 2012: 61, 134 yang
mengungkapkan bahwa kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian, atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi
dan mempunyai satu arti. Kata, dilihat dalam sebuah struktur yang lebih besar, merupakan bagian dari kalimat.
Semantik dan makna kata mempunyai peranan penting dalam berbicara. Untuk menambah kosa kata baru seseorang cenderung
mempunyai cara yang berlainan Suhartono, 2005:56. Semantik merupakan studi mengenai arti suatu kata yang memiliki makna berupa
objek yang ditunjuk oleh kata itu. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Samsunuwiyati Mar’at 2005: 20-21, semantik adalah studi mengenai
“arti” suatu perkataan atau kalimat. Menurut Soenjono Dardjowidjojo 2012: 179, makna suatu kata adalah objek yang dirujuk oleh kata itu.
Kata diklasifikasikan dalam beberapa klasifikasi kata. Menurut Achmad HP 2012: 62 para ahli bahasa tradisional menggunakan kriteria
makna dan kriteria fungsi. Kriteria makna digunakan untuk
mengidentifikasikan kelas verbal kata kerja, nomina kata benda dan adjectiva kata sifat; sedangkan kriteria fungsi digunakan untuk
mengidentifikasikan preposisi, konjungsi kata sambung, adverbial kata keterangan, dan pronominal kata ganti. Menurut pendapat Keraf dalam
Suhartono 2005: 194 jenis kata terdiri yaitu kata-kata bahasa Indonesia
22
dibagi menjadi empat jenis, yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata tugas.
Untuk memahami makna sebuah ujaran, banyak faktor yang harus diperhatikan. Menurut Abdul Chaer 2009: 269 dalam studi semantik
faktor-faktor itu tercermin pada yang disebut tingkatan makna, yakni makna leksikal, makna gramatikal, dan makna kontekstual. Tiga tingkatan
makna tersebut dijabarkan dalam tiga tahapan untuk bisa mengerti makna suatu ujaran.
Tahap pertama untuk bisa meresapi makna suatu ujaran adalah memahami makna leksikal setiap butir leksikal kata, leksem yang
digunakan dalam ujaran itu Abdul Chaer, 2009: 270. Makna leksikal merupakan makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda dan atau
peristiwa yang terlepas dari konteks kalimatnya atau disebut juga makna kamus. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Achmad HP 2012: 94,
makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda dan atau peristiwa atau disebut juga makna kamus. Ditambahkan oleh
Abdul Chaer 2009: 269, bahwa makna leksikal juga dapat diartikan sebagai makna kata secara lepas, di luar konteks kalimatnya.
Tahap kedua untuk memahami makna ujaran adalah memahami makna gramatikal. Makna gramatikal adalah makna yang menyangkut
hubungan antrabahasa atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya kata di dalam kalimat Abdul Chaer, 2009: 277. Menurut
Achmad HP 2012: 94, makna gramatikal adalah makna yang
23
menyangkut intrabahasa atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat.
Tahap ketiga yaitu memahami makna kontekstual. Menurut Abdul Chaer 2009: 285, untuk memahami makna suatu ujaran harus pula
diketahui konteks dari terjadinya ujaran itu. Konteks ujaran ini dapat berupa konteks intrakalimat, antarkalimat, bidang ujaran, atau juga situasi
ujaran. Penguasaan arti kosa kata dapat dibedakan menjadi penguasaan
yang bersifat pasif-reseptif dan penguasaan yang bersifat aktif-produktif. Penguasaan pasif-reseptif berupa pemahaman arti kata tanpa disertai
kemampuan untuk menggunakan atas prakarsa sendiri atau hanya mengetahui arti sebuah kata ketika digunakan orang lain atau disediakan
untuk sekadar dipilih. Penguasaan yang bersifat aktif-produktif tidak sekadar berupa pemahaman seseorang terhadap arti kata yang didengar
atau dibaca melainkan secara nyata dan atas prakarsa serta penguasaannya sendiri mampu menggunakan dalam wacana untuk mengungkapkan
pikirannya Soenardi Djiwandono, 2011: 126. Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa kata
merupakan deretan huruf yang membentuk satuan bahasa dan memiliki satu makna serta terdapat dalam kalimat. Untuk memahami makna ujaran
harus memperhatikan faktor tingkatan makna. Faktor tingkatan makna yang dimaksud antara lain, makna leksikal, makna gramatikal, dan makna
kontekstual. Terdapat dua jenis penguasaan kosakata, yang pertama yaitu