49
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif PTK. Penelitian Tindakan termasuk
penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2012: 9. Jenis penelitian
yang digunakan bertujuan untuk memperoleh hasil dari suatu perlakuan yang berupa penggunaan pendekatan pembelajaran berbasis lingkungan untuk
meningkatkan perolehan kosa kata pada anak tuna rungu kelas 1 Sekolah Dasar Luar Biasa Mardi Mulyo Kretek.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi
pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki pemahaman dan keadilan tentang situasi atau praktik pendidikan, memahami tentang praktik yang
dilakukan, dan situasi-situasi di mana praktik itu dilaksanakan Zainal Arifin, 2012: 98. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diperoleh penjabaran bahwa
selama proses tindakan berlangsung, seorang guru hendaknya melakukan observasi untuk dapat membuat refleksi diri terhadap tindakan yang diberikan.
Apabila hasil tindakan dirasa kurang memuaskan, maka akan dapat dicobakan dengan tindakan kedua sehingga akan didapat hasil yang lebih memuaskan.
50
B. Subjek Penelitian
Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak tunarungu yang memiliki hambatan pendengaran sangat berat, sehingga tidak dapat
memperoleh informasi dari pendengaran dan sangat bergantung pada penglihatannya. Anak tunarungu yang dimaksudkan adalah siswa kelas 1
sekolah dasar luar biasa Mardi Muyo Kretek dengan berjumlah 4 anak.
C. Desain Penelitian
Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2012: 25 untuk melaksanakan PTK, dibutuhkan tahapan sebagai berikut: 1 Perencanaan
planning, 2 Tindakan acting, 3 Pengamatan observing, dan 4 Refleksi reflecting. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan
kelas model Kemmis dan McTaggart. Berikut adalah siklus PTK menurut Kemmis dan McTaggart dalam Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2012:
25:
Gambar 3. Siklus PTK model Kemmis McTaggart dalam Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2012: 25
51
Pada gambar di atas, tampak di dalamnya bahwa terdapat dua perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Pada
pelaksanaan PTK sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung pada selesainya permasalahan yang perlu diselesaikan. Pengertian siklus dalam
penelitian ini yaitu setiap putaran kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan observasi, serta refleksi. Kegiatan perencanaan merupakan
kegiatan persiapan tentang segala sesuatu yang dibutuhkan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran dan sebelum dilaksanakan tindakan. Pelaksanaan
atau tindakan merupakan perwujudan dari perencanaan yang telah dibuat dan dilakukan oleh guru atau peneliti. Pengamatan dilakukan oleh seorang
pengamat yang mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas meliputi perilaku dan sikap siswa pada saat pelaksanaan tindakan, serta
penyajian atau pembahasan materi sehingga proses pengamatan dilaksanaan pada waktu yang bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan. Tahapan
terakhir yaitu refleksi yang merupakan suatu upaya evaluasi terkait dengan tindakan yang telah dilakukan. Reflesksi dapat ditentukan setelah adanya
implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi yang telah dibuat maka dapat di tentukan perbaikan tindakan untuk siklus berikutnya.
D. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan berkolaborasi antara guru dan peneliti dengan alasan peneliti belum memiliki wewenang penuh
untuk menjadi pengajar. Peran peneliti adalah sebagai pengamat dan terkadang terlibat dalam proses pemberian tindakan. Peran guru adalah