Hipotesis Tindakan KAJIAN PUSTAKA

51 Pada gambar di atas, tampak di dalamnya bahwa terdapat dua perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Pada pelaksanaan PTK sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung pada selesainya permasalahan yang perlu diselesaikan. Pengertian siklus dalam penelitian ini yaitu setiap putaran kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan observasi, serta refleksi. Kegiatan perencanaan merupakan kegiatan persiapan tentang segala sesuatu yang dibutuhkan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran dan sebelum dilaksanakan tindakan. Pelaksanaan atau tindakan merupakan perwujudan dari perencanaan yang telah dibuat dan dilakukan oleh guru atau peneliti. Pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat yang mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas meliputi perilaku dan sikap siswa pada saat pelaksanaan tindakan, serta penyajian atau pembahasan materi sehingga proses pengamatan dilaksanaan pada waktu yang bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan. Tahapan terakhir yaitu refleksi yang merupakan suatu upaya evaluasi terkait dengan tindakan yang telah dilakukan. Reflesksi dapat ditentukan setelah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi yang telah dibuat maka dapat di tentukan perbaikan tindakan untuk siklus berikutnya.

D. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan berkolaborasi antara guru dan peneliti dengan alasan peneliti belum memiliki wewenang penuh untuk menjadi pengajar. Peran peneliti adalah sebagai pengamat dan terkadang terlibat dalam proses pemberian tindakan. Peran guru adalah 52 sebagai pemberi tindakan. Prosedur penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan tindakan kelas dan diawali dengan pelaksanaan persiapan pra kegiatan: 1. Persiapan pra kegiatan Persiapan pra kegiatan penelitian dilakukan dalam upaya mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan selama proses pelaksanaan penelitian dan pemberian tindakan, berikut adalah persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dilakukan: a. Meminta ijin kepada sekolah tempat pelaksanaan penelitian dengan memberikan surat ijin penelitian. b. Melakukan observasi terhadap kemampuan awal subjek dan keadaan kelas sebagai dasar pelaksanaan tindakan pada saat penelitian. c. Berdiskusi dengan guru mengenai kemampuan siswa dan tindakan yang akan dilakukan. d. Konsultasi kepada dosen pembimbing terkait tindakan yang akan diberikan dalam kelas. e. Membuat Instrument observasi, wawancara, dokumentasi, pre-test, dan post-test. 2. Siklus 1 a. Perencanaan 1 Melakukan observasi di kelas untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa tunarungu kelas 1 Sekolah Dasar Mardi Mulyo Kretek sebelum proses pemberian tindakan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH GERAK DASAR PADA PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK TUNA RUNGU DI SLB B C YAYASAN PEMBINA SEKOLAH LUAR BIASA (YPSLB) KARTASURA TAHUN 2009

4 83 66

GAMBARAN KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI (SELF CARE AGENCY) PADA ANAK DISABILITAS (TUNA GRAHITA DAN TUNA NETRA) DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL

2 7 149

PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNA RUNGU WICARA KELAS II SEKOLAH DASAR LUAR BIASA DI SLB ABCD ‘YPALB ‘ CEP

1 5 7

PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Kasus pada Kelas B Tuna Rungu Pendidikan Karakter Religius Dan Kemandirian Pada Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus pada Kelas B Tuna Rungu Wicara di Sekolah Luar Biasa

0 2 10

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELAS 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Kelas 6 Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Tuna Laras Bhina Putera Banjarsari Surakarta Tahun Ajaran 2013

0 1 18

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELAS 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Kelas 6 Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Tuna Laras Bhina Putera Banjarsari Surakarta Tahun Ajaran 2013/2

0 1 18

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

Analisis deskriptif penggunaan media gambar untuk penguasaan kosa kata benda pada siswa tuna rungu di SLB B Dena Upakara Wonosobo.

0 1 16

PENGGUNAAN AKTIVITAS MELUKIS SEBAGAI POSITIVE REINFORCEMENT UNTUK MENGURANGI PERILAKU INATTENTION PADA ANAK AUTISTIK KELAS II DI SEKOLAH LUAR BIASA MARDI MULYO KRETEK BANTUL.

0 0 191

Pembelajaran matematika di Sekolah Luar Biasa (SLB) Khusus Tuna Rungu Karnnamanohara Tingkat SMP.

0 0 103