Penilaian Perolehan Kosa Kata

28 Selain memperhatikan pengalaman konkret dalam penyajian pembelajaran bagi anak, perlu juga adanya perhatian pada tahap perkembangan bahasa dan kognitif anak. Berdasarkan tabel tahap perkembangan kognitif piaget Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, 2010: 123 tahap pra operasional ada pada usia 2-7 tahun dengan gambaran bahwa anak mulai mempresentasikan dunia nyata dengan kata-kata dan gambar-gambar. Crain 2007: 182 mengemukakan bahwa pikiran anak berkembang cepat ke sebuah tataran baru, yaitu simbol-simbol termasuk citraan dan kata-kata. Tahap konkret operasional ada pada usia 7-11 tahun dengan gambaran pada saat ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda ke dalam bentuk yang berbeda-beda. Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa kedua menurut Abdul Chaer 2009: 251 yaitu: a motivasi, b usia, c penyajian formal, d bahasa pertama, dan e faktor lingkungan. Piaget mengungkapkan bahwa guru tidak semestinya memaksakan pengetahuan kepada anak-anak, melainkan harus menemukan materi-materi pelajaran yang menarik dan menantang anak untuk belajar dan kemudian membiarkan mereka menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dengan cara mereka sendiri Crain, 2007: 209. Berdasarkan uraian beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penguasaan dan perolehan kosa kata pada anak di atas, maka perlu adanya perhatian lebih terhadap beberapa faktor tersebut. Sehingga mencapai hasil 29 yang maksimal dalam mengembangkan kemampuan bahasa seorang anak. Perhatian ini juga sangat penting untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak tunarungu yang hanya memiliki modalitas belajar secara visual. C. Kajian Mengenai Pendekatan Pembelajaran Berbasis Lingkungan 1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Berbasis Lingkungan Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan pembelajaran dimana siswa diajak langsung berhadapan dengan lingkungan di mana fakta atau gejala alam tersebut berada. Pembelajaran di Sekolah Dasar akan efektif bila siswa aktif berpartisipasi atau melibatkan diri dalam proses pembelajaran Maslichah Asy’ari, 2006: 44, 55. Belajar dengan menggunakan pendekatan lingkungan ini berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa yang ada di lingkungan sekitar, baik di lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah E. Mulyasa, 2007: 101. Lingkungan sebagai sumber belajar menurut Dadan Djuanda 2006: 37 dibedakan menjadi: a lingkungan alam seperti: sungai, pantai, gunung, kebun; b lingkungan sosial misalnya keluarga, rukun tetangga, desa, kota, pasar; dan c lingkungan budaya misalnya candi dan adat istiadat. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis lingkungan yaitu peserta didik mendapatkan pemahaman suatu konsep dengan mengajak peserta didik secara langsung berhadapan dan memperoleh pengalaman dari fakta di 30 lingkungan sekitar anak berada. Lingkungan sekitar yang dimaksudkan meliputi lingkungan alam, lingkungan sosial, maupun lingkungan budaya. 2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Lingkungan a. Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Lingkungan Pendekatan pembelajaran berbasis lingkungan merupakan adaptasi dari CTL dan pembelajaran model sains teknologi masyarakat yang pada awalnya diterapkan pada pembelajaran IPA. Pembelajaran menggunakan model sains teknologi masyarakat apabila dirancang dengan baik, memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan model- model lain. Bagi guru tidak mudah untuk mencari isu atau masalah pada tahap pendahuluan yang terkait dengan topik yang akan dibahas atau dikaji, karena hal ini memerlukan adanya wawasan luas dari guru dan melatih tanggap terhadap masalah lingkungan. Guru perlu menguasai materi yang terkait dengan konsep dan proses sains yang dikaji selama pembelajaran Anna Poedjiadi, 2010: 137.

b. Kelebihan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Lingkungan

Prinsip kesaling-bergantungan, diferensiasi, dan mengatur diri sendiri mengelola diri sendiri menunjukkan pada kita bahwa membangun keterkaitan merupakan hal yang alami bagi manusia. Mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan seseorang membuat proses belajar menjadi hidup dan keterkaitan inilah inti dari CTL Johnson, 2007: 90,97. Menurut Dadan Djuanda 2006: 38, pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah

Dokumen yang terkait

PENGARUH GERAK DASAR PADA PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK TUNA RUNGU DI SLB B C YAYASAN PEMBINA SEKOLAH LUAR BIASA (YPSLB) KARTASURA TAHUN 2009

4 83 66

GAMBARAN KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI (SELF CARE AGENCY) PADA ANAK DISABILITAS (TUNA GRAHITA DAN TUNA NETRA) DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL

2 7 149

PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNA RUNGU WICARA KELAS II SEKOLAH DASAR LUAR BIASA DI SLB ABCD ‘YPALB ‘ CEP

1 5 7

PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Kasus pada Kelas B Tuna Rungu Pendidikan Karakter Religius Dan Kemandirian Pada Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus pada Kelas B Tuna Rungu Wicara di Sekolah Luar Biasa

0 2 10

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELAS 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Kelas 6 Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Tuna Laras Bhina Putera Banjarsari Surakarta Tahun Ajaran 2013

0 1 18

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELAS 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) TUNA Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Kelas 6 Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Tuna Laras Bhina Putera Banjarsari Surakarta Tahun Ajaran 2013/2

0 1 18

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA.

0 5 29

Analisis deskriptif penggunaan media gambar untuk penguasaan kosa kata benda pada siswa tuna rungu di SLB B Dena Upakara Wonosobo.

0 1 16

PENGGUNAAN AKTIVITAS MELUKIS SEBAGAI POSITIVE REINFORCEMENT UNTUK MENGURANGI PERILAKU INATTENTION PADA ANAK AUTISTIK KELAS II DI SEKOLAH LUAR BIASA MARDI MULYO KRETEK BANTUL.

0 0 191

Pembelajaran matematika di Sekolah Luar Biasa (SLB) Khusus Tuna Rungu Karnnamanohara Tingkat SMP.

0 0 103