PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEER ASSESSMENT (PENILAIAN TEMAN) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010 2011 (Penelitian Tindakan Kelas)

(1)

commit to user

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEER

ASSESSMENT (PENILAIAN TEMAN) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI

KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Oleh:

YOSIE DWETASARI M NIM K 7406165

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEER ASSESSMENT (PENILAIAN TEMAN) PADA MATA PELAJARAN

AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh :

YOSIE DWETASARI M NIM : K 7406165

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Sudiyanto, M.Pd. NIP. 19570217 198109 1 001

Pembimbing II

Sohidin, SE, M.Si, Akt NIP. 19720128 200501 1 001


(4)

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 27 Januari 2011 Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd. ...

Sekretaris : Jaryanto, S.P.d, M.Si ...

Anggota I : Drs. Sudiyanto, M.Pd. ...

Anggota II : Sohidin, SE, M.Si, Akt ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001


(5)

commit to user

ABSTRAK

Yosie Dwetasari M. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI

PENERAPAN PEER ASSESSMENT (PENILAIAN TEMAN) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYARTAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2011.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi melalui penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) pada siswa kelas XI IPS 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat karanganyar. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah : (1) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Karanganyar, (2) untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa melalui penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Karanganyar, (3) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Karanganyar.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat karanganyar sebanyak 36 siswa. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan, angket sederhana, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif komparatif, teknik analisis data kuantitatif, dan teknik analisis data kualitatif.

Berdasarkan penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dalam pembelajaran akuntansi mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukan oleh indikator prestasi belajar siswa yang telah mencapai 75,00% dari kondisi awal sebesar 44,44%. Indikator motivasi belajar siswa sebesar 75,49%, sedangkan kemandirian belajar siswa sebesar 47,22% dari 70% yang ditargetkan. Pada siklus II, hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan

metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dalam pembelajaran akuntansi mampu

meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal. Hal ini ditunjukkan oleh hasil belajar siswa yang telah mencapai 94,44%, disertai adanya peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 80,99%, dan kemandirian belajar siswa sebesar 75,00% dari 36 siswa. Prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 19,44% (siklus I = 75,00% dan siklus II = 94,44%), motivasi belajar siswa meningkat 5,50% (siklus I = 75,49% dan siklus II = 80,99%), dan kemandirian belajar siswa meningkat 27,78% (siklus I = 47,22% dan siklus II = 75,00%).


(6)

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal disertai adanya peningkatan motivasi, dan kemandirian belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat karanganyar setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) pada pokok bahasan akuntansi sebagai system informasi.


(7)

commit to user

ABSTARCT

Yosie Dwetasari M. IMPROVEMENT OF LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH PEER ASSESMENT IMPLEMENTATION AT ACCOUNTANCY LESSON FOR GRADE XI IPS 1 OF SMA N KEBAKKRAMAT KARANGANYAR IN ACADEMIC YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University. January 2011.

The main aim of this research is to improve the learning achievement on accountancy lesson through implementation of Peer Assessment Method to the students of grade XI IPS 1 Junior High School owned ± government, Kebakkramat, Karanganyar. Meanwhile, the specific purposes of this research are first, to improve

WKH VWXGHQW¶V PRWLYDWLRQ WR OHarn through the implementation of Peer Assessment

method at accountancy lesson for XI graders IPS 1 SMA N Kebkkramat .DUDQJDQ\DU VHFRQG WR LPSURYH WKH VWXGHQW¶V OHDUQLQJ LQGHSHQGHQWO\ WURXJK WKH implementation of Peer Assessment method at accountancy lesson for XI graders IPS 60$ 1 .HENNUDPDW .DUDQJDQ\DU WKLUG WR LPSURYH WKH VWXGHQW¶V OHDUQLQJ achievement trough the implementation of Peer Assessment method at accountancy lesson for XI graders IPS 1 SMA N Kebkkramat Karanganyar.

The research method used in this research is Class Action Research. This research was executed cooperatively between the researcher and the class teacher, DQG LW DOVR LQYROYHV VWXGHQW¶V SDUWLFLSDQWV 7KH VXEMHFW RI WKLV UHVHDUFK ZDV students of grade XI IPS 1 SMA N Kebakkramat Karanganyar. The techniques of collecting the data used were observation, simple questionnaire, test, and documentation. The data analysis techniques used were comparative - descriptive, quantitative, and qualitative technique.

The first cycle research showed that the implementation of Peer Assessment PHWKRGLQWKHDFFRXQWDQF\OHDUQLQJZDVDEOHWRLQFUHDVHWKHVWXGHQW¶VDFKLHYHPHQW,W FRXOGEHVHHQLQOHDUQLQJ¶VDFKLHYHPHQWLQGLFDWRUWKDWKDVLQFUHDVHGIURPWKH first condition 44.44%. The indLFDWRURIVWXGHQW¶VOHDUQLQJPRWLYDWLRQZDV DQG WKH VWXGHQW¶V LQGHSHQGHQFH OHDUQLQJ ZDV IURP WKH WDUJHW $W WKH second cycle research showed that the implementation of Peer Assessment method in the accountancy learning was able to increaVHWKHVWXGHQW¶VDFKLHYHPHQWRSWLPDOO\,W ZDVVKRZQE\WKHVWXGHQW¶VOHDUQLQJUHVXOWZKLFKKDVDFKLHYHGIROORZHGE\ VWXGHQW¶VOHDUQLQJPRWLYDWLRQDQGVWXGHQW¶VLQGHSHQGHQFHOHDUQLQJ

IURP VWXGHQWV 7KH VWXGHQW¶V OHDUQLQJ DFKLHYHment of Cycle 1 to Cycle 2 has

LPSURYHG &\FOH DQG &\FOH )RU WKH VWXGHQW¶V learning motivation has increased 5.50% (Cycle 1 = 75.49% and Cycle 2 = 80.99%).

0HDQZKLOHIRUWKHVWXGHQWV¶LQGHSHQGHQFHOHDUQLQJKDVLQFUHDVHG78% (Cycle 1 =

47.22% and Cycle 2 = 75.00%).

The result of this research shows that the implementation Peer Assessment PHWKRGFRXOGLPSURYHWKHVWXGHQW¶VDFKLHYHPHQWRSWLPDOO\DORQJZLWKPRWLYDWLRQ

LPSURYHPHQWDQGVWXGHQW¶VLQGHSHQGHQFHOHDUQLQJ7KHVHFan be seen from the


(8)

Karanganyar after implementing learning process which uses Peer Assessment on the main material of accountancy as information system.


(9)

commit to user

MOTTO

Evaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri. Melalui evaluasi diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk selanjutnya

kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement goal). (Rolheiser dan Ross)

Thousand miles journey must begin with a single step (Lao Tse)

Kesempatan untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa besar kepercayaan anda pada diri sendiri.

(Robert Collier)

Ketekunan adalah bukti watak yang lebih nyata daripada kepahlawanan. (Marden)


(10)

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakanku 2. Adik-adik yang aku kasihi

3. Teman-teman Akuntansi¶6 4. Almamaterku


(11)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas karunia rancangannya yang sempurna sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi ini dengan baik, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin penelitian skripsi kepada penulis.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP-UNS yang telah memberi izin penulisan skripsi kepada penulis. 3. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah

memberikan izin penulisan skripsi.

4. Drs. Wahyu Adi, M.Pd. selaku Ketua Bidang Keahlian Akuntansi yang telah memberikan izin penulisan skripsi.

5. Bapak Sudiyanto, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan arahan dengan sabar hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Sohidin, M.Si, Akt. selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan arahan dengan sabar hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Bapak Sukirman, S.Pd, MM selaku Pembimbing Akademik yang dengan sabar membimbing penulis sejak tahun-tahun awal studi.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang dengan tulus menyampaikan ilmunya kepada penulis.

9. Bapak Drs. Sri Wardoyo, B.Sc, M.T selaku Kepala Sekolah SMA Negeri Kebakkramat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.


(12)

10.Bapak Wahyudi Hary Santosa, selaku guru pengampu Akuntansi kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

11.Siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat yang telah berpartisipasi melaksanakan pembelajaran dalam rangka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penuh keceriaan baik di dalam maupun di luar kelas.

12.Ibu dan Bapak tercinta atas kasih sayang, kesabaran, dan motivasi, serta doa restu yang senantiasa mengiringi langkahku.

13.Adikku Aga atas support dan segala macam bantuan yang aku butuhkan.

14.Sahabatku, Ririn dan Tasnim, yang telah banyak memberi kenangan indah dan tak terlupakan.

15.Sahabatku, Mas Aris untuk waktu bersamamu, bantuan yang tak terduga serta inspirasinya.

16.Sahabat mayaku, Ratna, untuk semua petualangan, ilmu, inspirasi dan semangat untuk menyelesaikan amanah ini.

17.Temanku, Mas Kiki, atas semua waktu, ilmu, inspirasi, semangat dan keceriaan yang pernah kau tularkan.

18.Teman-teman Akuntansi¶6 atas bantuan, dan kerjasamanya selama ini. 19.Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga amal kebaikan semua pihak yang telah membantu tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Surakarta, 17 Januari 2011


(13)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka ... 8

1. Hakikat Penilaian ... 8

2. Hakikat Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) ... 13

3. Motivasi Belajar ... 18

5. Kemandirian Belajar ... 22

6. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi... 26

7. Hakikat Prestasi Belajar ... 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

C. Kerangka Pemikiran ... 31


(14)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

B. Subyek Penelitian ... 34

C. Metode Penelitian ... 34

D. Teknik Analisis Data ... 39

E. Sumber Data ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Prosedur Penelitian ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 45

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat ... 51

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 55

D. Pembahasan ... 79

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 85

B. Implikasi ... 86

C. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(15)

commit to user DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ... 33

Tabel 2. Indikator Ketercapain Belajar Siswa... 42

Tabel 3. Sarana dan Prasarana Sekolah... 48

Tabel 4. Siswa-Siswi SMK Batik 2 Surakarta ... 49

Tabel 5. Nilai Tes Siswa Kelas X Ak 1 Kondisi Awal ... 52

Tabel 6. Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) ... 61

Tabel 7. Motivasi Belajar Siswa ... 62

Tabel 8.Kemandirian Belajar Siswa ... 62

Tabel 9. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 63

Tabel 10. Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) ... 71

Tabel 11. Motivasi Belajar Siswa ... 72

Tabel 12. Kemandirian Belajar Siswa ... 72

Tabel 13. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 73

Tabel 14. Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) ... 74

Tabel 15. Motivasi Belajar Siswa ... 74

Tabel 16. Kemandirian Belajar Siswa ... 75

Tabel 17. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 75

Tabel 18. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 75

Tabel 19. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Belajar Siswa ... 98

Tabel 20. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) ... 104

Tabel 21. Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat ... 106

Tabel 22. Skor Penilaian Teman Siswa ... 122

Tabel 23. Rekapitulasi Nilai Hasil Penilaian Teman oleh Siswa Kelas XI IPS 1 ... 125

Tabel 24. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) Siklus I ... 142

Tabel 25. Skor Penilaian Teman Siswa ... 159 Tabel 26. Rekapitulasi Nilai Hasil Penilaian Teman oleh Siswa Kelas


(16)

XI IPS 1 ... 163 Tabel 27. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah


(17)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ... 45

Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ... 49

Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Negeri Kebakkramat ... 61

Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian ... 79

Gambar 5. Kondisi Awal Suasana Pembelajaran Akuntansi... 95

Gambar 6. Struktur Organisasi SMA Negeri Kebakkramat ... 107

Gambar 7. Suasana Pembelajaran Siklus I ... 113

Gambar 8. Siswa Melaksanakan Penilaian Teman ... 113

Gambar 9. Suasana Pembelajaran Siklus II ... 148

Gambar 10. Siswa Melaksanakan Penilaian Teman ... 149


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 ... 93

Lampiran 2. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Peer Assessment ... 96

Lampiran 3. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Belajar Siswa ... 98

Lampiran 4. Angket Motivasi Belajar Siswa ... 99

Lampiran 5. Lembar Observasi Penilaian Kemandirian Belajar Siswa ... 101

Lampiran 6. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Penilaian Teman (PeerAssessment) ... 104

Lampiran 7. Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat ... 106

Lampiran 8. Struktur Organisasi Sma Negeri Kebakkramat ... 107

Lampiran 9. Catatan Lapangan 2 ... 108

Lampiran 10. Dokumentasi ... 113

Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 114

Lampiran 12. Lampiran Materi Pembelajaran ... 119

Lampiran 13. Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Penilaian Akuntansi Sebagai Sistem Informasi ... 121

Lampiran 14. Skor Penilaian Teman Siswa ... 122

Lampiran 15. Soal Ulangan (Pelaksanaan Penilaian Teman) ... 123

Lampiran 16. Kunci Jawaban ... 124

Lampiran 17. Rekapitulasi Nilai Hasil Penilaian Teman Oleh Siswa ... 125

Lampiran 18. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Peer Assessment Siklus I ... 126

Lampiran 19. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Peer Assessment Siklus I ... 130

Lampiran 20. Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I ... 134

Lampiran 21. Lembar Observasi Penilaian Kemandirian Belajar Siklus I ... 139

Lampiran 22. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) Siklus I ... 142


(19)

commit to user

Lampiran 23. Catatan Lapangan 3 ... 144

Lampiran 24. Dokumentasi ... 148

Lampiran 25. RPP ... 150

Lampiran 26. Materi pembelajaran... 155

Lampiran 27. Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Penilaian Proses Akuntansi dan Laporan Keuangan ... 158

Lampiran 28. Skor Penilaian Teman Siswa ... 159

Lampiran 29. Soal Ulangan (Pelaksanaan Penilaian Teman) Siklus II ... 160

Lampiran 30. Kunci Jawaban ... 161

Lampiran 31. Rekapitulasi Nilai Hasil Penilaian Teman Oleh Siswa ... 163

Lampiran 32. Lembar Observasi Kualitas Teknik Penilaian Peer Assessment Siklus II ... 164

Lampiran 33. Lembar Observasi Kualitas Teknik Penilaian Peer Assessment Siklus II ... 168

Lampiran 34. Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 172

Lampiran 35. Lembar Obeservasi Kemandirian Belajar Siklus II ... 177

Lampiran 36. Lembar Obeservasi Kemandirian Belajar Siklus II ... 180

Lampiran 37. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Metode Penilaian Teman (Peer Assessment) Siklus II ... 183


(20)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Peningkatan kualitas pendidikan menjadi perhatian bagi pemerintah. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu komponen yang menjadi sasaran peningkatan kualitas pendidikan adalah sistem pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran di kelas bertujuan untuk membantu dan memudahkan siswa agar dapat belajar dengan baik untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, kualitas pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara keduanya. Pembelajaran yang berkualitas juga ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran, meliputi tujuan pembelajaran, pemilihan materi pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi atau kondisi belajar yang kondusif, media pembelajaran yang inovatif, lingkungan belajar yang mendukung KBM, penerapan metode pembelajaran inovatif, serta metode evaluasi yang sesuai dengan kurikulum.

Permasalahan yang terjadi adalah selama ini guru kesulitan menciptakan pembelajaran yang berkualitas, salah satunya pada pembelajaran akuntansi. Berbagai upaya dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi. Pembelajaran akuntansi yang didominasi pemberian soal dari modul, buku panduan, dibuat sendiri oleh guru maupun dari sumber luar yang diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi guna meningkatkan prestasi belajar.


(21)

commit to user

Namun, kenyataannya yang terjadi selama ini guru belum dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari capaian hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM. Rendahnya prestasi belajar siswa diantaranya mungkin disebabkan karena penerapan metode pembelajaran konvensional, penggunaan media belajar yang terbatas, mungkin juga karena kegiatan penilaian yang masih sebatas mengukur aspek kognitif serta sekedar untuk mendapatkan nilai atau angka kelulusan. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat, adalah dalam mengajar guru menggunakan metode ceramah dengan sedikit melakukan interaksi dengan siswa, sehingga siswa menjadi bosan dan tidak tertarik dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Hal ini menyebabkan siswa menjadi mengalihkan perhatiannya ke hal yang lain, seperti tidur, bermain sendiri atau mengobrol bersama teman, hal ini akan mengganggu konsentrasi teman yang ada di sebelahnya, sehingga suasana kelas menjadi gaduh dan tidak kondusif untuk melakukan proses belajar-mengajar. Situasi seperti ini sangat mempengaruhi motivasi dan kemandirian belajar siswa. Pembelajaran akuntansi yang didominasi dengan mengerjakan soal-soal diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa pada materi akuntansi. Namun, kenyataannya hal ini membuat siswa merasa jenuh dan tidak bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengajar, mungkin dikarenakan sumber belajar yang sangat terbatas dan alokasi waktu pembahasan soal yang hanya sebentar. Siswa mengerjakan kemudian dinilai oleh guru tanpa ada pembahasan. Hal ini membuat siswa tidak dapat merenungkan kekuatan dan kelemahan dari kemampuannya, karena dengan mengetahui kelemahan dirinya akan menumbuhkan dorongan untuk melakukan perbaikan guna meningkatkan prestasi belajarnya.

Dari uraian di atas, nampak bahwa pentingnya penilaian dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dalam proses pembelajaran di samping untuk mendapatkan informasi dan data mengenai tingkat keberhasilan siswa, dapat pula dijadikan alat untuk meningkatkan proses pembelajaran lebih efektif. Penggunaan metode penilaian yang tepat sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penerapan metode


(22)

penilaian dapat menjadi alternatif strategi selain metode pembelajaran. Akan tetapi, penerapan berbagai teknik penilaian untuk meningkatkan hasil belajar siswa kurang mendapat perhatian guru. Permasalahannya adalah kemampuan guru dalam menyiapkan dan melakukan penilaian masih kurang dan bahkan masih banyak guru yang belum memiliki pemahaman yang memadai tentang sistem penilaian yang sesuai dengan penerapan kurikulum yang berlaku. Selama ini, upaya guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa masih berfokus pada implementasi metode pembelajaran. Namun demikian, belum tentu guru menerapkan metode secara efektif. Sehingga prestasi belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan

Rendahnya prestasi belajar siswa ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, baik itu faktor dari dalam diri siswa maupun faktor yang berasal dari luar siwa. Salah satu faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah evaluasi pembelajaran dalam hal ini adalah penilaian.

Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting, karena penilaian adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dan siswa dari serangkaian kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan. Baxter menyatakan beberapa alasan mengenai pentingnya penilaian dalam pembelajaran. pertama, untuk membandingkan siswa satu dengan siswa yang lain. Kedua, untuk mengetahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu. Ketiga, untuk membantu kegiatan pembalajaran siswa. Keempat, untuk mengetahui atau mengontrol apakah program pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya. Penggunaan penilaian yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Akan tetapi, pada kenyataan yang ada saat ini bahwa masih banyak guru yang melakukan penilaian dengan cara yang kurang tepat.

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap guru yang mengajar akuntansi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat, kemampuan guru dalam menyiapkan dan melakukan penilaian masih kurang dan dilakukan seorang diri.


(23)

commit to user

Sedangkan penilaian merupakan salah satu rangkaian kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru. Hal ini menyebabkan siswa jadi mengacuhkan proses penilaian, dan tidak tertarik dengan penilaian, yang di inginkan siswa hanya mendapatkan nilai yang baik tanpa mau tahu bagaimana dia mendapatkan nilai itu. Situasi ini akan mempengaruhi seluruh kegiatan belajar siswa dan menjadikan siswa tidak bertanggung jawab atas proses pembelajaran yang di jalani nya, yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa.

Agar proses penilaian dalam kegiatan belajar-mengajar bisa berjalan sesuai yang diharapkan, maka dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik portofolio, dan penilaian teman (peer assessment).

Ahli evaluasi menyarankan penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dalam pembelajaran. Brown, Gibbs (1994), Zariski (1996), dan Race (1998) menjelaskan beberapa keuntungan potensial dari penilaian teman bagi siswa diantaranya adalah memberikan rasa kepemilikan dari proses penilaian, peningkatan motivasi, mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, mengembangkan mereka sebagai pembelajar mandiri, memperlakukan penilaian sebagai bagian dari pembelajaran, sehingga kesalahan adalah kesempatan daripada kegagalan, mempraktekkan keterampilan yang dibutuhkan untuk belajar, terutama keterampilan evaluasi.

Boud (1991) menyatakan bahwa penilaian teman adalah sebuah proses di mana seorang pelajar menilai hasil belajar teman atau pelajar lainnya yang berada dalam tingkatan kelas yang sama atau subjek pelajaran yang sama. Penilaian teman

dapat digunakan untuk menilai kemampuan yang meliputi dimensi kognitif dan dimensi humanistic.

Dari uraian latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, peneliti merasa perlu mengadakan suatu penelitian yang bertujuan memperbaiki prestasi belajar akuntansi siswa. Hal itulah yang menjadikan peneliti tertarik mengadakan


(24)

penelitian dengan judul ³PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI

PENERAPAN PEER ASSESSMENT (PENILAIAN TEMAN) PADA MATA

PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI

KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011´

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penelitian dapat dirumuskan menjadi rumusan masalah umum dan rumusan masalah khusus. Rumusan masalah umum merupakan rumusan pokok yang menjadi fokus penelitian, sedangkan rumusan masalah khusus dirumuskan dari rumusan masalah umum untuk memudahkan peneliti memecahkan masalah penelitian. Maka penelitian dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

Rumusan masalah umum:

´$SDNDK GHQJDQ PHQHUDSNDQ peer assessment (penilaian teman) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011"´

Rumusan masalah khusus:

1. Apakah dengan menerapkan peer assessment (penilaian teman) dapat menumbuhkan motivasi belajar pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Apakah dengan menerapkan peer assessment (penilaian teman) dapat meningkatkan kemandirian siswa kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011?

3. Apakah dengan menerapkan peer assessment (penilaian diri) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011?


(25)

commit to user C. Tujuan Penelitian

Setiap aktivitas manusia baik lahiriah maupun batiniah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai, untuk itu seorang peneliti harus menentukan tujuan dari penelitiannya, agar arah penelitian lebih jelas dan terarah. Tujuan penelitian ini adalah :

Tujuan umum:

´0HQLQJNDWNDQ SUHVWDVL EHODMDU VLVZD PDWD SHODMDUDQ $NXQWDQVL PHODOXL penerapan peer assessment (penilaian teman) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011´

Tujuan khusus:

a. Mengetahui dan mendeskripsikan penerapan peer assessment (penilaian teman) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011.

b. Mengetahui dan mendeskripsikan penerapan peer assessment (penilaian teman) dalam meningkatkan kemandirian siswa pada pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011.

c. Mengetahui dan mendeskripsikan penerapan peer assessment (penilaian teman) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang penerapan sistem penilaian pada pembelajaran akuntansi melalui berbagai


(26)

teknik penilaian berbasis kelas, khususnya peer assessment dan sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti permasalahan yang berhubungan dengan penilaian hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kelas akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar dalam pembelajaran akuntansi guna meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa yang optimal.

b. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi siswa yang akan mendorong kemandirian siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya akuntansi.

c. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dan menambah referensi bagi guru dalam mengembangkan dan merencanakan kegiatan penilaian secara sistematis sesuai kurikulum yang berlaku.

d. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman peneliti dalam hal pengelolaan kegiatan belajar mengajar.


(27)

commit to user 8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka Model Penilaian Peer Assessment

1. Hakekat Penilaian a. Pengertian

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. 0HQXUXW1DQD6XGMDQD³,QWLSHQLODLDQDGDODKSURVHV PHPEHULNDQ QLODL NHSDGD REMHN WHUWHQWX EHUGDVDUNDQ VXDWX NULWHULD WHUWHQWX´ Penilaian adalah kegiatan untuk megetahui prestasi yang dicapai siswa pada akhir pelajaran sehubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan pada awal pelajaran. Penilaian (assessment) merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok (Mimin Haryati:2007).

Beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian adalah suatu proses yang mencakup semua metode yang dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar sesuai dengan kriteria tertentu guna mengambil keputusan mengenai proses dan hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar siswa, juga sekaligus sebagai umpan balik bagi


(28)

guru agar dapat menyempurnakan strategi dan proses belajar mengajar guna meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dalam proses penilaian, para pelaku penilaian sangat berpengaruh dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian. Pelaku penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik dibagi menjadi dua. Pertama, yaitu pihak internal, merupakan penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung. Kedua, pihak eksternal, penilaian yang dilakukan oleh pihak luar yang tidak melaksanakan proses pembelajaran, biasanya dilakukan oleh suatu institusi/lembaga baik di dalam maupun di luar negeri. Penelitian yang dilakukan institusi/lembaga tersebut dimaksudkan sebagai pengendali mutu proses dan hasil belajar. Kenyataan di lapangan, umumnya penilaian hanya dilakukan oleh guru, yaitu penilaian yang berpusat pada guru.

b. Tujuan Penilaian

Setiap kegiatan atau aktivitas yang terencana pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Begitu pula dengan kegiatan penilaian. Menurut Akhmad Sudrajat, penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya adalah :

1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain.

2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. 3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah

menguasai kompetensi.

4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.

5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan.


(29)

commit to user

6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Sedangkan tujuan penilaian menurut Nana Sudjana (1989:4) mengemukakan beberapan tujuan penilaian, diantaranya:

1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektivannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.

3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

4) Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai sejauh mana siswa telah menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik. Penilaian tersebut digunakan guru sebagai dasar pengambilan keputusan guna merumuskan strategi pelaksanaan pendidikan dan pengajaran bagi siswa yang belum memenuhi kriteria atau standar tertentu. Pengambilan keputusan yang diambil berdasarkan hasil penilaian dapat lebih tepat dibandingkan dengan keputusan yang dilakukan pada perencanaan pembelajaran. Kemudian, hasil penilaian tersebut disusun


(30)

dalam suatu laporan sebagai pertanggungjawaban pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik kepada orang tua, lembaga maupun guru itu sendiri. Pelaporan hasil penilaian harus dapat dan mudah dipahami dan bersifat obyektif dan pada dasarnya harus menggambarkan tingkat pencapaian siswa. Penyusunan laporan tersebut dapat dibedakan atas dua cara, yaitu: (1) dengan menyatakan lulus (tuntas) atau belum lulus (belum tuntas); atau (2) dengan nilai siswa. Laporan tentang hasil belajar siswa yang dibuat setiap akhir suatu program.

c. Prinsip-prinsip Penilaian

Selain tujuan dan fungsi penilaian, guru juga harus memahami prinisp ± prinsip penilaian. Prinsip-prinsip penilaian akan digunakan guru dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar. Prinsip penilaian yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut :

1. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses pembelajaran. Artinya setiap guru melaksanakan proses pembelajaran ia harus melaksanakan kegiatan penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian formatif. Tidak ada proses pembelajaran tanpa penilaian. Dengan demikian maka kemajuan belajar siswa dapat diketahui dan guru dapat selalu memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya.

2. Penilaian hasil belajar hendaknya dirancang dengan jelas kemampuan apa yang harus dinilai, materi atau isi bahan ajar yang diujikan, alat penilaian yang akan digunakan, dan interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan atau rambu-rambu dalam merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku terutama tujuan dan kompetensi mata pelajaran, ruang lingkup isi atau bahan ajar serta pedoman pelaksanaannya.

3. Penilaian harus dilaksanakan secara komprehensif, artinya kemampuan yang diukurnya meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotiris. Dalam aspek kognitif mencakup: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi secara proporsional.

4. Alat penilaian harus valid dan reliabel. Valid artinya mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Reliabel artinya hasil yang diperoleh dari penilaian adaalah konsisten atau ajeg (ketetapan).

5. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tidak lanjutnya. Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru sebagai bahan untuk


(31)

commit to user

menyempurnakan program pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran, dan kegiatan bimbingan belajar pada siswa yang memerlukannya.

6. Penilaian hasil belajar harus obyektif dan adil sehingga bisa mengambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya.

(Depdiknas, 2008)

d. Komponen dan Aspek Penilaian

Menurut M. Chabib Thoha (1990:13) mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan terkait dengan lima komponen utama, yaitu tujuan pendidikan, bahan pengajaran, pendidik, peserta didik, dan proses belajar mengajar. Perencanaan evaluasi harus mempertimbangkan semua komponen tersebut. Mengingat evaluasi merupakan bagian dari proses pendidikan secara menyeluruh dan kontinyu, evaluasi bukan hanya sekedar sekumpulan teknik/metode dalam mengukur hasil belajar siswa.

Selain itu, penentuan teknik/metode penilaian yang akan digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa satu indikator diukur dengan beberapa teknik penilaian, karena memuat domain kognitif, psikomotor, dan afektif. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berlaku saat ini, dalam melakukan penilaian menerapkan sistem penilaian berkelanjutan yang mencakup tiga aspek, yaitu 1) aspek kognitif, 2) aspek psikomotor dan 3) aspek afektif.

1) Aspek kognitif

Aspek kognitif pada umumnya berhubungan dengan pengetahuan, kemampuan berfikir termasuk kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis dan mengevaluasi. Menurut Mimin Haryati (2009:23), aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda, yaitu (1) tingkat pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi.


(32)

Aspek psikomotor berhubungan dengan kecakapan atau ketrampilan yang dikuasai. Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor dilakukan dengan menggunakan tes unjuk kerja, lembar tugas atau lembar pengamatan.

Menurut Leighbody (1968), dalam melakukan penilaian hasil belajar ketrampilan sebaiknya mencakup : Pertama, kemapuan siswa menggunakan alat dan sikap kerja. Kedua, kemampuan siswa menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan pekerjaan. Ketiga, kecepatan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Keempat, kemampuan siswa dalam membaca gambar dan atau symbol. Kelima, keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan.

(Mimin Haryati, 2009: 26) 3) Aspek afektif

Aspek afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Karakteristik ranah afektif yang penting diantaranya: sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral (Mimin Haryati, 2009: 38).

Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pembelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut, sehingga diharapkan akan meningkatkan hasil belajar yang optimal. Walaupun para guru sadar akan hal ini, namun belum banyak tindakan yang guru lakukan secara sistematik untuk meningkatkan minat belajar siswa. Oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal, guru dalam merancang program pembelajaran harus memperhatikan aspek afektif siswa.

2. Hakikat Penilaian Teman (Peer Assesment) a. Pengertian

Peer Assessment adalah salah satu metode penilaian yang diakukan oleh

siswa terhadap hasil belajar teman mereka. Menurut Boud (1991) peer assessment adalah sebuah proses di mana seorang pelajar menilai hasil belajar teman atau pelajar lainnya yang berada dalam tingkatan kelas yang


(33)

commit to user

sama atau subyek pelajaran yang sama. Peer Assessment dapat digunakan untuk menilai kemampuan yang meliputi dimensi kognitif dan dimensi

humanistic.

Peer Assessment merupakan salah satu bentuk penilaian yang inovatif

(Mowl, 1996, McDowell dan Mowl, 1996), yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberdayakan peserta didik, dimana bentuk-bentuk tradisional dapat menjadi jalan pintas kebutuhan pembelajar. Peer Assessment

dapat mencakup keterlibatan siswa tidak hanya dalam penilaian akhir yang terdiri dari pekerjaan siswa, tetapi juga dalam pengaturan sebelum kriteria dan pemilihan bukti prestasi (Biggs, 1999, Brown, karat dan Gibbs, 1994).

Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa Peer Assessment adalah suatu bentuk penilaian yang dilakukan dimana seorang pelajar menilai hasil belajar temannya yang berada dalam satu kelas agar dapat mengetahui hasil belajar teman dan memberikan umpan balik, sehingga bisa dijadikan bahan penialaian bagi guru serta untuk merencanakan program pembelajaran yang lebih baik, agar bisa meningkatkan prestsi belajar siswa.

Peer Assessment merupakan suatu cara penilaian hasil belajar yang berpusat pada siswa. Metode penilaian ini dapat diterapkan untuk menilai kemampuan kognitif, maupun kemampuan non kognitif siswa apabila dilihat dari kemampuan yang ingin diuji. Apabila dilihat dari tujuan penilaian, Peer Assessment dapat di gunakan sebagai alat penilaian formatif dan sumatif. metode ini lebih sering diterapkan sebagai penilaian formatif daripada sumatif.

b. Manfaat Peer Assessment

Peer assessment dapat digunakan untuk membantu siswa dalam

mengembangkan kemampuan bekerjasama, mengkritisi proses dan hasil belajar orang lain (penilaian formatif), menerima umpan balik atau kritik dari orang lain, memberikan pengertian kepada para siswa tentang kriteria yang digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar dan untuk penilaian


(34)

sumatif. Penggunaan Peer Assessment untuk penilaian formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik terhadap hasil belajar teman.

Brown, karat dan Gibbs (1994), Zariski (1996), Race (1998) menyebutkan beberapa keuntungan dari Peer Assessment bagi siswa, diantaranya:

1) Memberikan rasa kepemilikan dari proses penilaian, sehingga meningkatkan motivasi.

2) Mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, mengembangkan mereka sebagai pembelajar mandiri.

3) Memperlakukan penilaian sebagai bagian dari pembelajaran, sehingga kesalahan adalah kesempatan daripada kegagalan.

4) Mempraktekkan keterampilan yang dibutuhkan untuk belajar, terutama keterampilan evaluasi.

5) Menggunakan evaluasi eksternal untuk menyediakan model dan untuk penilaian belajar internal diri siswa (metakognisi).

6) Mendorong siswa dalam belajar lebih baik lagi.

Peer Asesment dapat digunakan sebagai bagian dari Peer Tutoring ( Donaldson dan Topping, 1996). Seperti bentuk-bentuk peer tutoring lain, Peer Assessment

memberikan keuntungan untuk Tutor dan Tutee (Hartley 1998, 135). Topping (1996, 7) menggambarkan potensi keuntungan Peer Tutoring, termasuk pengembangan keterampilan mengevaluasi dan membenarkan, serta menggunakan pengetahuan disiplin, dengan menilai pekerjaan orang lain, siswa memperoleh wawasan ke dalam kinerja mereka sendiri. "Peer and self assessment membantu mengembangkan kemampuan untuk melakukan penilaian, suatu keterampilan yang diperlukan untuk belajar" (Brown, karat dan Gibbs, 1994).

Peer Assessment agar bisa berjalan secara efektif, maka lingkungan belajar di kelas harus mendukung. Siswa harus merasa nyaman dan percaya satu sama lain untuk memberikan umpan balik yang jujur dan konstruktif. Guru yang menggunakan kerja kelompok dan Peer Assessment sering dapat membantu siswa mengembangkan kepercayaan dengan membentuk mereka menjadi kelompok-kelompok kecil di awal semester dan setelah mereka bekerja dalam kelompok yang sama. Hal ini memungkinkan mereka untuk menjadi lebih nyaman dengan satu sama lain dan mengarahkan teman untuk memberikan umpan balik yang lebih baik.


(35)

commit to user

Tiga profesor, Lin-Agler, Moore, dan Zabrucky melakukan eksperimen di mana mereka menemukan bahwa siswa mampu menggunakan pengalaman sebelumnya dari mempersiapkan dan melakukan tes untuk membantu mereka membangun hubungan antara alokasi waktu mereka belajar. siswa lebih mampu mengetahui bagaimana belajar untuk ujian setelah berpartisipasi dalam Peer Assessment.

Tetapi meski penerapan peer assessment dapat memberikan berbagai manfaat, namun menurut artikel dari Institute For Interactive Media and Learning, ada beberapa kekurangan yang dapat ditemukan dalam penerapan peer assessment, yakni:

1) Kurangnya kemampuan siswa untuk mengevaluasi satu sama lain.

2) Siswa mungkin tidak menganggap serius, yang memungkinkan persahabatan, nilai hiburan, dll untuk mempengaruhi penilaian mereka. 3) Siswa mungkin tidak menyukai penilaian teman karena kemungkinan

diskriminasi, salah paham, dll

4) Tanpa intervensi dosen, siswa bisa saja salah dalam memberikan keterangan satu sama lain.

c. Langkah-langkah Peer Assessment

Pelaksanaan penilaian Peer assessment membutuhkan persiapan yang baik.

Proses Peer Assessment dimulai dengan mendiskusikan item dan kriteria penilaian oleh guru dan para siswa. Kemudian masing-masing siswa menilai teman mereka yang telah ditunjuk dan juga memberikan umpan balik. Hasil penilaian ini biasanya dicocokkan dengan hasil penilaian guru. Apabila selisih nilai penilaian peer kurang dari 10 % maka penilaian ini dapat diterima ( Zulharman, 2007 ).

Dalam penerapan Peer Assessment ini terdapat berbagai hambatan yang akan dialami, diantaranya adalah sikap pelajar yang masih memandang penilaian merupakan tugas guru, kepercayaan diri pelajar yang masih kurang untuk melakukan penialaian dan ketidak mengertian pelajar terhadap kriteria penilaian. Menurut Zulharman (2007), ada empat langkah dalam perencanaan dan penerapan peer assessmentagar efektif yaitu :


(36)

1 Menentukan kriteria.

Melibatkan siswa dalam menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai kinerja mereka. Mengajak siswa berdiskusi mengenai kriteria penilaian yang akan digunakan. Kriteria yang dipilih tidak harus selalu sama dengan tujuan sekolah, tetapi perlu memperhatikan kemampuan siswa dengan pengarahan guru.

2 Melakukan penilaian dengan cara menerapkan kriteria yang ditentukan.

Mengajarkan pada siswa bagaimana menerapkan kriteria untuk pekerjaan mereka sendiri. Jika siswa telah terlibat dalam diskusi pada tahap 1, kriteria yang hasilnya akan terpadu antara kriteria dari siswa dan tujuan sekolah, karena tidak sepenuhnya tujuan siswa sendiri. Kemudian guru memberikan contoh atau kisi-kisi pekerjaan yang sesuai dengan kriteria penilaian. Kisi-kisi atau contoh ini membantu siswa memahami hasil konkrit dan harapan. Kemudian, siswa mulai memahami dan menginternalisasi langkah yang diperlukan untuk memenuhi tujuan. Pada tahap ini peran guru sangat penting, guru menyediakan contoh yang sesuai dengan kriteria penilaian.

3 Memberikan umpan balik dan pengolahan evaluasi.

Proses ini tidak memerlukan umpan balik tentang apakah sebuah jawaban atau produk sudah benar, tetapi lebih tentang seberapa baik para siswa memahami dan menerapkan kriteria. Diskusi memungkinkan siswa untuk menyelesaikan pertanyaan dan ketidakpastian tentang kriteria. Saran atau masukan harus dengan jelas berhubungan dengan kriteria dan akhirnya, siswa harus mampu melakukan umpan balik terhadap hasil pekerjaan teman mereka.

4 Mengembangkan tujuan, rencana dan strategi untuk belajar lebih lanjut.

Tahap terakhir, melibatkan identifikasi tujuan pembelajaran selanjutnya dan strategi yang dapat mencapai tujuan. Awalnya, guru menentukan tujuan dan strategi, akhirnya siswa menyusun tujuan-tujuan mereka sendiri dan strategi dengan bimbingan guru. Dengan demikian, guru secara penuh


(37)

commit to user

mengintegrasikan Penilaian Teman dalam mengajar di tahap 3 dan 4, ketika siswa dapat memberikan umpan balik terhaap pekerjaan teman mereka.

Peer Assessment dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan menilai, mengkritisi proses dan hasil belajarnya melalui penilaian formatif. Peer Assessment juga membantu pelajar menentukan kriteria yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajarnya, serta sebagai syarat yang diperlukan dalam sebuah proses pembelajaran untuk memutuskan kelulusan melalui penilaian sumatif.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan Peer

Assessment dapat meningkatkan prestasi belajar melalui peningkatan motivasi

belajar dan kemandirian belajar siswa.

3. Motivasi Diri a. Pengertian Motivasi

Manusia adalah makhluk yang aktif, yang snantiasa berusaha untuk mencapai tujuannya. Didalam usaha tersebut manusia di dorong oleh daya penggerak yang disebut dengan motif. Sehingga dapat dikatakan bahwa motif adalah daya penggerak dari dalam diri dan dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas ± aktifitas tertentu demi mencapai tujuan ( Sardiman, 2001 : 71 ). Berawal dari kata motif, maka kata motivasi dapat diartikan sebagai daya yang telah aktif.

0HQXUXW,/3DVDULEXGDQ%6LPDQMXQWDN³0RWLYDVLDGDODK tenaga dari dalam diri manusia yang mendorong bertindak, suatu proses yang EHUODQJVXQJGDODPGLULVHVHRUDQJ´/HELKODQMXW,/3DVDULEXGDQ%6LPDQMXQWDN PHQJHPXNDNDQ ³0RWLYDVL LWX PHUXSDNDQ VXDWX WHQDJD GRURQJDQ alasan kemauan) dari dalam yang menyebabkan kita berbuat/bertindak yang mana WLQGDNDQLWXGLDUDKNDQNHSDGDWXMXDQWHUWHQWX \DQJKHQGDNGLFDSDL´6HGDQJNDQ PHQXUXW0F'RQDOG \DQJGLNXWLS6DUGLPDQ$0 ³0RWLYDVLDGDODK


(38)

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya µIHHOLQJ¶ GDQGLGDKXOXLGHQJDQWDQJJDSDQWHUKDGDSDGDQ\DWXMXDQ´

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah di sebutkan diatas, dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan dengan didorong oleh suatu kekuatan yang disebut motif.

b. Macam-macam Motivasi

Ditinjau dari alasan timbulnya motivasi yang ada pada siswa dalam proses belajar mengajar, motivasi dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu: 1) Motivasi Intrinsik

Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Atau dapat dikatakan sebagai motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang siswa yang belajar karena ingin mendapatkan pengetahuan, nilai dan ketrampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, bukan karena tujuan lainnya. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan dan ahli dalam bidang studi tertentu. 2) Motivasi Ekstrinsik

Yaitu motif-motif yang aktif dan timbul karena adanya dorongan dari luar. Merupakan motivasi yang berasal dari lingkungan. Misalnya, seorang siswa yang belajar karena tahu besok akan ada ulangan dengan harapan mendapatkan nilai baik.

Motivasi intrinsik pada umumnya muncul dari kesadaran sendiri dengan tujuan esensial, bukan sekedar symbol dan pengaruh motivasi ini lebih kuat dalam mendorong seseorang untuk belajar daripada motivasi ekstrinsik (yang berasal dari luar). Namun demikian, karena berasal dari luar individu bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak penting. Motivasi ekstrinsik tetap penting dan juga harus ditumbuhkan karena tidak semua siswa memilliki kesadaran sendiri untuk belajar.


(39)

commit to user

Arden N. Frandsen dalam Sardiman A.M. (2001: 44) menyatakan ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk belajar, yakni:

1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. 2) Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan adanya keinginan

untuk selalu maju.

3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-temannya.Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi.

4) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran

5) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.

c. Karakteristik Motivasi

Tinggi rendahnya motivasi yang ada pada diri seseorang dapat diketahui dari perilakunya. Menurut sardiman AM. (2001: 81) seseorang dikatakan memiliki motivasi apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-PDFDP PDVDODK³XQWXNRUDQJ GHZDVD´ (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak criminal, amoral, dan sebagainya).

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri tersebut, maka dapat dikatakan seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Oleh karena itu, guru harus berupaya memupuk motivasi belajar siswa, salah satunya dengan menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Diantaranya dapat diciptakan


(40)

melalui penerapan metode pembelajaran yang inovatif, penilaian yang efektif, dan sebagainya.

d. Hubungan Motivasi Diri dengan Peer Assessment

Disadari atau tidak setiap kegiatan manusia pasti didasari adanya motivasi, terutama dalam belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru perlu memberikan suatu saran atau tindakan yang membangkitkan motivasi belajar siswa. Motivasi dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara.

Siswa akan dapat menerima pelajaran dengan mudah apabila siswa senang dan tertarik dengan mata pelajaran yang diajarkan. Namun, jika suasana pembelajaran yang ada berlangsung monoton dan tidak kondusif akan sangat mempengaruhi dorongan siswa mengikuti pembelajaran. Motivasi merupakan faktor intrinsik diri penting yang turut menentukan keberhasilan pencapaian prestasi belajar yang optimal. Selama ini faktor tersebut sering diabaikan oleh guru. Melalui penerapan Peer Assessment dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Penilaian Teman mengajak siswa turut terlibat dalam merancang kriteria penilaian, menerapkan kriteria tersebut, kemudian penilaian teman dilakukan oleh siswa terhadap teman belajarnya. Siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan teman belajarnya pada pokok bahasan yang dipelajarinya, sehingga timbul dorongan untuk memperbaiki kekurangan dirinya dan meningkatkan kemampuannya. Hal ini diperkuat dengan pendapat para ahli, Brown, Zariski (1996), Race (1998), karat dan Gibbs (1994) yang mengatakan bahwa salah satu keuntungan dari penilaian teman adalah memberikan rasa kepemilikan siswa terhadap proses belajar sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing pihak sebenarnya dilatarbelakangi oleh sesuatu yang dinamakan motivasi. Begitu pula kegiatan belajar dan usaha mencapai tujuan pembelajaran sangat diperlukan adanya motivasi diri peserta


(41)

commit to user

didik. Capain tujuan belajar akan optimal jika terdapat motivasi belajar pada diri siswa. Dengan usaha yang tekun dan motivasi belajar yang kuat, maka siswa tersebut akan mencapai prestasi belajar yang baik. Melalui penerapan Peer

Assessment diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

4. Kemandirian Belajar e. Pengertian Kemandirian

Terdapat beberapa istilah yang digunakan oleh para ahli untuk mendefinisikan kemandirian, sepeUWL ´DXWRQRP\ LQGHQSHQGHQF\ VHOI UHOLDQFH´ yaitu mengatasi sesuatu, bertidak secara aktif terhadap lingkungan dan merencanakan serta mewujudkan harapan-KDUDSDQQ\D´ /LQG]H\ *DUGQHU GDQ Hall Calvin, Theories Of Personality).

Menurut Herman Holstein, kemandirian merupakan suatu keadaan yang menandakan suatu kebebasan dari ketergantungan bagi keputusan, penilaian, pendapat dan pertanggung-jawaban. Kemandirian menunjukkan dirinya dalam cara pengambilan sikap dan bukan abstraksi. Menurut Mungin Eddy Wibowo ( ³.HPDQGLULDQ GLDUWLNDQ VHEDJDL WLQJNDW SHUNHPEDQJDQ VHVHRUDQJ dimana ia mampu berdiri sendiri dan mengandalkan kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan berbagai kegiatan dan menyelesaikan berbagai masalah yang GLKDGDSL´

Menurut Smart M.S dan SmDUW5&³,QGHSHQGHQF\LVPDUNHGZLWKVHOI confidence, have own goal and self control, explorative, being able and statisty of KLVMRE´DUWLQ\DNHPDQGLULDQGLWDQGDLROHKDGDQ\DNHSHUFD\DDQGLULPHPSXQ\DL tujuan, dan kontrol diri, ekploratif, mampu dan puas atas pekerjaannya).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah sikap tanggung jawab seseorang terhadap dirinya untuk mengorganisir dirinya dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Seseorang yang memiliki kemandirian tahu bagaimana harus bersikap dalam menyelesaikan permasalahannya tanpa tergantung pada orang lain, dia mampu


(42)

mengorganisir dirinya dalam bersikap. Akan tetapi, bukan berarti orang yang mandiri itu tidak membutuhkan bantuan orang lain, mengingat manusia adalah makhluk sosial.

Kemandirian identik dengan belajar mandiri, belajar mandiri adalah cara yang sebagian strategi belajarnya dilakukan oleh siswa sendiri, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Jika dihubungkan dengan belajar, kemandirian merupakan salah satu faktor internal yang memberikan kontribusi dalam pencapaian prestasi. Pendapat ini diperkuat oleh The Liang Gie bahwa ³.HPDQGLULDQVLVZDGDODPEHODMDUDGDODKVLWXDVL\DQJPHPXQJNLQNDQVHVHRUDQJ siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan atas prakarsa atau inisiatif dan kemampuan sendiri" (The Liang Gie, Kemajuan Studi).

+DULV 0XGMLPDQ PHQ\DWDNDQ EDKZD ³%HODMDU PDQGLUL DGDODK kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal SHQJHWDKXDQ GDQ NRPSHWHQVL \DQJ WHODK GLPLOLNL´ 6HGDQJNDQ PHQXUXW 7LUWDUDKDUMD /D 6XOR EDKZD ³.HPDQGLULDQ GDODP EHODMDU GLDUWLNDQ sebagai aktivitas belajar yang berlangsung lebih didorong oleh kemauan sendiri, SLOLKDQ VHQGLUL GDQ WDQJJXQJ MDZDE VHQGLUL GDDUL SHODMDU´ 'DUL EHEHUDSD pengertian kemandirian belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif yang berlangsungnya lebih karena dorongan internal dan tanggung jawab sendiri dari pelajar untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah.

Pembelajar mandiri bukanlah berarti anak hanya belajar sendiri tanpa membutuhkan guru atau orang lain. Tetapi, pembelajar mandiri selalu memiliki dorongan internal untuk belajar dan bertanggung jawab atas proses belajar yang dijalaninya. Kemandirian belajar adalah termasuk bentuk kreativitas yang dimiliki seseorang bersifat individualistis atau dengan kata lain orang-orang kreatif cenderung memiliki rasa individualistis yang kuat. Mereka memiliki kemampuan membuat keputusan sendiri. Percaya pada daya pikir sendiri dan mempunyai


(43)

commit to user

pendapat sendiri (independent judgement). Oleh karena itu, pada umumnya orang-orang yang memiliki kemandirian yang kuat, mampu berdiri tenang di tengah kekacauan pendapat, tidak mudah terpengaruh isu dan berita yang belum jelas.

f. Ciri-ciri Kemandirian

Sifat kemandirian memiliki ciri-ciri yang nampak pada diri setiap individu yang mempunyai sikap kemandirian. Menurut Sumini dalam Tokol Sumadijono (2003:49), perilaku mandiri memiliki beberapa ciri tertentu diantaranya:

1) Menyadari bahwa dirinya adalah individu yang unik yang berbeda dari yang lain.

2) Pengorbanan tujuan-tujuan material dan sifat kepribadian akan mendorong seseorang mencapai tujuan.

3) Intergrasi diri.

4) Ungkapan yang merupakan ungkapan dari individu.

Belajar mandiri adalah khas belajarnya orang dewasa, meskipun hasil yang optimal akan tercapai kalau sikap belajarnya meniru sikap belajar yang dilakukan dengan suasana gembira dan santai. Laird dalam Haris Mudjiman (2006:14) mengemukakan ciri-ciri belajarnya orang dewasa sebagai berikut:

1) Kegiatan belajar bersifat self directing± mengarahkan diri sendiri, tidak independen.

2) Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses pembelajaran dijawab sendiri atas dasar pengalaman, bukan mengharapkan jawaban dari guru atau orang lain.

3) Tidak mau didekte guru, karena mereka tidak mengharapkan secara terus menerus diberitahu what to do

4) Orang dewasa mengharapkan immediate application dari apa yang dipelajari dan tidak dapat menerima delayed application.

5) Lebih senang problem-centered learning dari pada content-centered learning.

6) Lebih senang dengan partisipasi aktif daripada pasif mendengarkan ceramah guru.

7) Selalu memanfaatkan pengalaman yang dimiliki (konstruktivistik), NDUHQD VHEDJDL RUDQJ GHZDVD PHUHND WLGDN GDWDQJ GHQJDQ µNHSDOD NRVRQJ¶


(44)

8) Lebih menyukai collaborative learning, karena belajar dan tukar pengalaman dengan sama-sama orang dewasa menyenangkan dan bisa

sharing responsibility.

9) Perencanaan dan evaluasi belajar lebih baik dilakukan dalam batas tertentu bersama antara siswa dan gurunya.

10)Activities are experiential, not transmitted and absorbed ± belajar harus

dengan berbuat, tidak cukup hanya mendengarkan da menyerap.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku mandiri memiliki ciri adanya tanggung jawab, keputusan yang diambil atas dorongan sendiri (inisiatif), kebebasan kreativitas, self management, integritas dan identitas yang jelas yang semuanya akan menghasilkan ide-ide baru, sehingga bermanfaat bagi diri sendiri, maupun orang lain. Belajar bukanlah kewajiban, tetapi bagi pembelajar mandiri adalah sebuah kebutuhan dan hal yang menyenangkan sekaligus menantang.

g. Hubungan Kemandirian dengan Peer Assessment

Metode Penilaian Teman memainkan peran penting dalam pembelajaran mandiri. Konsep pembelajaran mandiri adalah pusat dari cara siswa menjadi pelajar independen (wenden, 2001). Pembelajar mandiri "memantau kinerja mereka sendiri dan mengevaluasi kemajuan dan prestasi 20DOOH\ 9DOGH] .HWLND VLVZD PHQJDWXU GLUL VHQGLUL ³6LVZD memiliki kendali atas pembelajaran mereka, mereka dapat memutuskan bagaimana menggunakan sumber daya yang tersedia bagi mereka di dalam atau di luar kelas " (O'Malley & Valdez, 1996). Pengaruh Penialaian Teman dengan kemandirian diataranya ditunjukkan pada adanya aktivitas siswa menilai pekerjaan temannya berkaitan dengan status, proses dan pencapaian kompetensi yang dipelajari dengan menggunakan kumpulan catatan hasil belajar siswa belajar melalui pengalaman. Jika hal ini dibiasakan pada pembelajaran, maka siswa akan terlatih bersikap mandiri dalam setiap aktivitas yang mendukung proses belajarnya. Dengan penerapan Peer Assessment dan berbekal motivasi yang tinggi, maka siswa akan terdorong untuk lebih mandiri dalam belajar.


(45)

commit to user

Seorang pembelajar mandiri mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya, serta merasa bertanggungjawab terhadap pendidikanya dan kebutuhan untuk belajar. Dia tahu, dengan metode atau strategi belajar seperti apa yang paling efektif untuk dirinya. Dia pun bisa mengatur jadwal yang paling sesuai untuk dirinya. Termasuk di dalam pengelolaan diri adalah kemampuan melakukan evaluasi atas proses yang dilakukannya dan menyelesaikan proses belajar yang dijalaninya hingga tuntas.

Melalui Peer Assessment dan didukung dengan motivasi belajar yang cukup kuat dan kemandirian belajar siswa dapat meningkatkan kualitas kinerja siswa, sehingga mendorong peningkatan prestasi belajar yang optimal.

5. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi

Menurut American Accounting Assosiation³DNXQWDQVLDGDODKVXDWXSURVHV

pengidentifikasian (pengkajian), pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk membantu para pemakai informasi dalam membuat pendapat-pendapat dan keputusan-NHSXWXVDQ´7HUMemahan dalam buku A Statement of Basic $FFRXQWLQJ 7KHRU\ $62%$7 $NXQWDQVL GLDUWLNDQ VHEDJDL ³3URVHV mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil NHVLPSXODQROHKSDUDSHPDNDLQ\D´6\DIUL

Berdasarkan pendapat pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keutusan dan tanggung jawab di bidang keuangan.

Di sekolah, Akuntansi berperan sebagai suatu mata pelajaran, bagian dari kompetensi yang harus dikuasai dan dituntaskan untuk memenuhi syarat kelulusan. Mata pelajaran tersebut melatih siswa untuk berfikir, menguasai konsep dan berhitung. Selain itu mata pelajaran Akuntansi memiliki karakteristik sebagai berikut:


(46)

a. Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.

b. Materi Akuntansi berupa pokok-pokok bahasan dari pengertian secara umum pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan baik perusahaan jasa, dagang, maupun koperasi sampai pada analisis laporan keuangan tersebut. c. Pokok-pokok bahasan tersebut diurutkan sesuai dengan sekuensial proses

akuntansi dari bukti transaksi sampai menjadi laporan keuangan. (Depdiknas, 2002: 3).

Mempelajari Akuntansi dibutuhkan logika berpikir kreatif dan keterampilan berhitung yang baik. Siswa harus berpikir secara komprehensif dan menyeluruh dalam mempelajari mata pelajaran ini. Oleh karena itu, dalam mempelajari Akuntansi tidak bisa dilakukan hanya ketika menjelang ulangan harian atau ujian saja. Apalagi materi Akuntansi saling berurutan dan berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

6. Hakikat Prestasi Belajar.

a. Pengertian Prestasi Belajar

3RHUZDQWRPHPEHULNDQSHQJHUWLDQSUHVWDVLEHODMDU\DLWX³KDVLO yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan GDODP UDSRUW ´6HODQMXWQ\D :LQNHO PHQJDWDNDQ EDKZD ³SUHVWDVL belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa GDODP PHODNXNDQ NHJLDWDQ EHODMDUQ\D VHVXDL GHQJDQ ERERW \DQJ GLFDSDLQ\D´ Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: ³.HVHPSXUQDDQ \DQJ GLFDSDL VHVHRUDQJ GDODP EHUILNLU PHUDVD GDQ EHUEXDW Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belXPPDPSXPHPHQXKLWDUJHWGDODPNHWLJDNULWHULDWHUVHEXW´:LQNHO (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha


(47)

commit to user

belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diambil kesmpulan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar dapat diukur dengan mengadakan kegiatan penilaian dengan berbagai teknik penilaian secara berkelanjutan, akurat dan konsisten dari pokok bahasan satu ke pokok bahasan selanjutnya baik dalam bentuk angka, simbol maupun huruf yang diperoleh melalui berbagai instrumen penilaian. Prestasi belajar merupakan hasil dari penilaian siswa melalui pengukuran hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan alat penilaian yang relevan. Salah satu alat penilaian dapat berupa tes, tes tersebut dapat berbentuk tes tertulis, lisan, maupun dengan bentuk tes lain. Dengan demikian dapat dikatakan prestasi belajar dapat berupa nilai tes pelajaran.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain adalah dar faktor intern serta faktor ekstern yang berasal dari luar siswa, yakni : .


(48)

1) Faktor Intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu: kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

a) Kecerdasan/intelegensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

b) Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.

c) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan.

d) Motivasi, dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.

2) Faktor Ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa.

a) Keadaan Keluarga, Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

b) Keadaan Sekolah, Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat.

c) Lingkungan Masyarakat, di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap


(49)

commit to user

hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.

c. Hubungan Antara Peer Assessment dengan Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai menurut kemampuan siswa melalui usaha belajar secara maksimal ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperoleh dari belajar. Prestasi belajar seseorang dapat diukur dengan mengadakan penilaian. Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi sejauh mana proses penilaian peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Penilaian yang diselenggarakan secara efektif dapat meningkatkan prestasi belajar.

Penyelenggaraan penilaian bermanfaat untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan dan prestasi belajar semua siswa dengan berbagai teknik dan alat penilaian. Penilaian dapat dilaksanakan melalui beberapa teknik, salah satunya adalah Peer Assessment (penilaian teman). Apabila diterapkan, Penilaian Teman dapat mendorong pelajar untuk memiliki rasa tanggungjawab terhadap proses belajarnya sehingga pelajar dapat mandiri, melatih keterampilan penilaian yang berguna untuk belajar di masa depan dan mendorong untuk belajar lebih baik lagi.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian orang lain yang relevan dijadikan titik tolak penelitian kita dalam mencoba melakukan pengulangan, revisi, modifikasi, dan sebagainya. Penelitian yang relevan dan selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu ³Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Penerapan Peer


(50)

Assessment (Penilaian Teman) Pada Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011´ 7HWDSL VHMDXK LQL SHQHOLWL hanya menemukan penelitian yan dilakukan oleh para ahli dari luar negeri diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Orpen (1982) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan antara penilaian oleh instruktur dengan penilaian oleh

peer. Arnold et al. (1981) melaporkan bahwa Peer Assessment di pendidikan dokter memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Boud (1995) melaporkan bahwa dari penelitian ± penelitian mengenai Peer Assessment yang ia analisa, 17 penelitian melaporkan bahwa pelajar menilai lebih tinggi daripada guru dan 12 penelitian melaporkan bahwa pelajar menilai lebih rendah daripada penilaian guru

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran untuk dapat memberikan jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik, didasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Penyelenggaraan penilaian bermanfaat untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan dan prestasi belajar semua siswa dengan berbagai teknik dan alat penilaian. Penilaian dapat dilaksanakan melalui beberapa teknik, salah satunya adalah Peer Assessment (penilaian teman). Yang apabila diterapkan, penilaian bermanfaat bagi guru untuk bisa merencanakan kegiatan pembelajaran yang akan dijalankan setelah mengetahui hasil belajar siswa. Selain itu penilaian teman dapat mendorong pelajar untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap proses belajarnya sehingga pelajar dapat mandiri, melatih kemampuan penilaian yang berguna untuk belajar di masa depan.

Berdasarkan pada masalah yang dirumuskan serta kajian teori yang sesuai dengan judul penelitian \DQJ GLDPELO SHQHOLWL \DLWX ´ Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Penerapan Peer Assessment (Penilaian Teman) Pada Mata Pelajaran


(51)

commit to user

Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran ´PDNDGDSDWGLEXDWVXDWXNHUDQJNDEHUSLNLU

Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut :

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan yang belum diuji kebenaranya sehingga dapat dipertegas atau ditolak secara empiris. Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka serta kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut:

´'HQJDQ PHQHUDSNDQ peer assesment (penilaian teman) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2010/2011´

Penilaian Kelas

Penilaian Guru Penilaian Teman

Motivasi Belajar Siswa Rendah Motivasi Belajar Siswa Tinggi

KemandirianBelajar Siswa Rendah

Prestasi Belajar Siswa Rendah

Kemandirian Belajar Siswa Tinggi


(1)

commit to user

cukup tinggi. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan metode penilaian Peer Assessment ini tidak terlepas dari hal-hal sebagai berikut :

1. Kegiatan belajar mengajar di kelas yang berpusat pada siswa (student center), baik dalam penyampaian materi maupun pada kegiatan evaluasi menempatkan siswa sebagai subyek pembelajaran. Setiap tahapan dalam pembelajaran yang terdiri dari penentuan tujuan pembelajaran sampai pada perencanaan strategi pengajaran selanjutnya melibatkan siswa, baik melalui kegiatan diskusi, pembahasan soal, penilaian diri, dan tanya jawab. Kegiatan ini dapat melatih siswa dalam berkomunikasi, bekerja sama, dan menumbuhkan kemandirian siswa dalam pembelajaran.

2. Suasana pembelajaran santai, menyenangkan, dan sesuai dengan keinginan siswa

sehingga membuat siswa nyaman dalam belajar. Hal ini terlihat dari semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran terus mengalami peningkatan.

3. Siswa mampu memahami materi yang telah diberikan. Hal ini terjadi karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan oleh guru dapat menanyakannya dengan leluasa dan mendapatkan umpan balik dari guru.


(2)

commit to user

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 1 SMA Negeri Kebakkramat ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan bahwa penerapan metode Penilaian Teman bisa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, yang kemudian berpengaruh dalam meningkatkan kemandirian belajar siwa karena siswa menjadi lebih bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan mereka. Peningkatan motivasi belajar dan kemandirian belajar siswa ini kemudian menjadikan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terefleksi dari beberapa indikator berikut ini:

1. Terdapat peningkatan motivasi belajar setelah penerapan metode Penilaian

Teman dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 5,50% yang semula pada siklus I sebesar 75,49% menjadi 80,49% pada siklus II.

2. Terdapat peningkatan kemandirian belajar setelah penerapan metode Penilaian

Teman dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan kemandirian belajar siswa sebesar 27,78% (siklus I sebesar 47,22% dan siklus II sebesar 75,00%).

3. Terdapat peningkatan prestasi belajar siswa setelah penerapan metode Penilaian Teman dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan rata-rata kelas dari 67,67 pada kondisi awal menjadi 77,50 pada siklus I dan 88,61 pada siklus II, dengan persentase ketuntasan 44,44% pada kondisi awal, 75,00% pada siklus I, dan 94,44% pada siklus II.


(3)

commit to user

B. Implikasi

Berdasarkan pada kesimpulan penelitian di atas, maka implikasi yang dapat dikaji dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, kegiatan belajar mengajar akuntansi dengan menerapkan metode penilaian Peer Assessment dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab siswa dalam belajar, serta berdampak positif terhadap perkembangan kepribadian siswa. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan dan memantabkan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dalam teori pembelajaran. Metode Penilaian Teman mengajarkan pada siswa keterampilan menilai pekerjaan

teman mereka secara mandiri sehingga membantu mereka mengembangkan

kemampuan bekerjasama, memberikan dan menerima umpan balik hasil

belajar mereka (penilaian formatif). Secara tidak langsung metode Peer

Assessment dapat membangkitkan kesadaran dan tanggung jawab siswa terhadap

kualitas kinerja mereka. Hal ini membuktikan bahwa permasalahan dalam pembelajaran bukan hanya dapat diatasi melalui penerapan metode pembelajaran, tetapi juga dapat diatasi dengan menerapkan metode penilaian. Selain itu, faktor guru juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran dalam penelitian ini. Faktor dari guru antara lain: kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang santai dan menyenangkan, kemampuan guru menciptakan persepsi positif dirinya terhadap siswa, kemampuan guru mengarahkan siswa dalam kegiatan diskusi, kemampuan guru mengelola kelas dan menyampaikan materi pelajaran, serta kemampuan guru dalam meningkatkan rasa percaya diri, motivasi, dan kemandirian belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.


(4)

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode ini dapat diterapkan dalam pembelajaran akuntansi pada penilaian formatif untuk meningkatkan prestasi belajar yang optimal. Pembelajaran dengan metode Penilaian Teman (Peer Assessment) akan semakin menarik apabila guru dapat mengkombinasikan metode ini dengan metode pembelajaran maupun metode pengolahan bahan ajar. Guru diharapkan lebih pandai dalam memilih dan menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan kemampuan dan minat siswa, serta kondisi lingkungan yang ada.

C. Saran

Berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Selama pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang pasif. Oleh karena

itu, siswa hendaknya melatih ketrampilan berkomunikasi dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa terutama dalam meningkatkan rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang.

b. Hambatan dalam pelaksanaan Penilaian Teman adalah tingkat validitas dan

reabilitas saat pelaksanaan penilaian oleh siswa. Oleh karena itu, siswa hendaknya berlatih berbuat jujur dan obyektif, demi perbaikan belajar di masa depan dan kemajuan pendidikan mereka.

c. Dalam konsep student centered learning, siswa merupakan subyek

pembelajaran. Oleh karena itu, siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran serta hendaknya membuka diri, tidak segan bertanya dan mengemukakan pendapatnya, serta tidak menganggap pusat informasi adalah guru.


(5)

commit to user

2. Bagi Guru

a. Untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, guru

disarankan mengkombinasikan antara metode penilaian dengan metode lain yang berkaitan dengan unsur pembelajaran, antara lain: unsur media, bahan ajar, dan unsur pembelajaran lainnya.

b. Salah satu kelemahan dalam melaksanakan Penilaian Teman adalah validitas

dan obyektivitas penilaian. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan motivasi melalui kata-kata dan memberikan himbauan yang positif dan mudah diterima oleh siswa.

c. Guru yang belum menerapkan metode Penilaian Teman dapat menerapkan

metode tersebut dalam pembelajaran akuntansi dengan variasi pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan perhatian, motivasi, dan kemandirian siswa dalam proses belajar mengajar untuk mempelajari materi yang disajikan yang akan memberikan manfaat lebih bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar mereka.

d. Selama ini, media pembelajaran di kelas hanya menggunakan papan tulis.

Oleh karena itu, disarankan guru lebih optimal dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah dimiliki oleh pihak sekolah sebagai alat bantu dalam pengembangan media pembelajaran.

e. Kerjasama dan interaksi guru dan siswa selama proses pembelajaran harus

diperhatikan sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Kepala Sekolah lebih memberikan kesempatan kepada guru-guru mata pelajaran

untuk mengikuti workshop yang berhubungan dengan model dan metode

penilaian sehingga guru dapat mengembangkan dan menerapkan metode penilaian dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.


(6)

dalam dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode Penilaian Diri, sedangkan motivasi dari luar dapat diusahakan oleh orang-orang terdekat siswa. oleh karena itu, perhatian dan dukungan dari keluarga, terutama orang tua, sangat membantu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa memiliki motivasi belajar untuk meraih prestasi yang lebih baik.

b. Kemandirian pada anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh pola

asuh orang tua. Oleh karena itu, di dalam keluarga, orang tua yang berperan dalam mengasuh dan membimbing anak hendaknya membantu mengarahkan anak untuk menjadi mandiri.


Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada Mata Pelajaran Ips

0 7 107

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS XI IS 4 SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 2 100

PENDAHULUAN Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Strategi Jigsaw Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sribit Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 7

PENDAHULUAN PENGARUH LINGKUNGAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010-2011.

0 1 9

PENDAHULUAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DALAM MATERI POKOK PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GEDANGALAS 1 TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas).

0 0 6

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 5 CIMAHI.

0 2 39

PENGARUH SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI: Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna Tahun Ajaran 2011/2012.

8 46 69

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE MIND MAPPING BAGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas).

0 0 18

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE PEER ASSESSMENT PADA SISWA KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 18