Uji Normalitas Uji Linieritas

2. Persamaan substruktur II Gambar 4.3 Normalitas Persamaan Substruktur II Dari gambar 4.3. untuk model substruktur II meski tidak sempurna data yang digunakan ada kecenderungan membentuk kurva bel, dengan demikian data berdistribusi normal.

4.5.2 Uji Linieritas

Linieritas suatu variabel umumnya dideteksi dengan grafik P-P Plot of Regression standardized Residual. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka memenuhi asumsi Linieritas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak memenuhi asumsi Linieritas. Hasil dari uji lineritas secara grafis tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 1. Persamaan substruktur I Gambar 4.4 Linearitas Persamaan Substruktur I Pada gambar 4.4 P-P Plot of Regression standardized Residual untuk model substruktur I, data sudah membentuk garis lurus dari sisi kiri bawah ke kanan atas, hal ini tampak titik-titik perpaduan antara Observer Cum Prob dengan Expected Cum Prob menyebar disekitar garis diagonal serta penyabarannya mengikuti arah garis diagonal, sesuai dengan teori linieritas dapat disimpulkan dalam model substruktur I sudah terpenuhi. 2. Persamaan substruktur II Gambar 4.5 Linearitas Persamaan Substruktur II Pada gambar 4.5 P-P Plot of Regression standardized Residual untuk model substruktur II, data sudah membentuk garis lurus dari sisi kiri bawah ke kanan atas, hal ini tampak titik-titik perpaduan antara Observer Cum Prob dengan Expected Cum Prob menyebar disekitar garis diagonal serta penyabarannya mengikuti arah garis diagonal, sesuai dengan teori linieritas dapat disimpulkan dalam model substruktur II sudah terpenuhi.

4.5.3 Uji Multikolineritas

Terjadi mutikolineritas pada variabel-variabel exogenous jika korelasi antar variabel bebas sangat tinggi atau mendekati angka 1 dan nilai VIF 5. 1. Persamaan substruktur I Dari hasil perhitungan Correlation untuk substuktural I korelasi antar variabel Technical quality dan Functional quality tidak tinggi, yaitu sebesar 0,434 dan nilai VIF 1,233. Dengan demikian tidak terjadi multikolineritas antar variabel exogenous yang digunakan dalam model substruktural I. 2. Persamaan substruktur II Pada model substruktural II multikolineritas dapat dilihat dari korelasi antar variabel bebas dan nilai VIF. Hasil perhitungan Correlation, korelasi antar variabel exogenous dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 4.11 Matrix Correlation Substruktural II Technical quality Functional quality Kepuasan Pasien Technical quality 1 0,434 0,492 Functional quality 0,434 1 0,741 Kepuasan Pasien 0,492 0,741 1 Dari Tabel 4.11 diatas bahwa korelasi antar variabel exogenous, semuanya dibawah 1. Hal ini menunjukan tidak ada problem multikolineritas. Disamping itu, dilihat nilai VIF antar variabel exogenous. Nilai VIF dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 4.12 Nilai VIF Variance Inflaction Factor Variabel VIF Technical quality 1,338 Functional quality 2,252 Kepuasan Pasien 2,409 Tabel 4.12 menunjkan nilai VIF dari masing-masing variabel exogeneous 5, dengan demikian tidak terjadi problem multikolinearitas.

4.5.4 Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi digunakan untuk melihat apakah terdapat autokorelasi atau tidak dalam model, ketentuannya ialah: terjadinya autokorelasi jika nilai Durbin-Watson