1. Persamaan substruktur I Dari hasil perhitungan Correlation untuk substuktural I korelasi antar variabel
Technical quality dan Functional quality tidak tinggi, yaitu sebesar 0,434 dan nilai VIF 1,233. Dengan demikian tidak terjadi multikolineritas antar variabel exogenous yang
digunakan dalam model substruktural I. 2. Persamaan substruktur II
Pada model substruktural II multikolineritas dapat dilihat dari korelasi antar variabel bebas dan nilai VIF. Hasil perhitungan Correlation, korelasi antar variabel
exogenous dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 4.11 Matrix Correlation Substruktural II
Technical quality Functional quality Kepuasan Pasien
Technical quality 1
0,434 0,492
Functional quality 0,434
1 0,741
Kepuasan Pasien 0,492
0,741 1
Dari Tabel 4.11 diatas bahwa korelasi antar variabel exogenous, semuanya dibawah 1. Hal ini menunjukan tidak ada problem multikolineritas. Disamping itu, dilihat
nilai VIF antar variabel exogenous. Nilai VIF dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 4.12 Nilai VIF Variance Inflaction Factor
Variabel VIF
Technical quality 1,338
Functional quality 2,252
Kepuasan Pasien 2,409
Tabel 4.12 menunjkan nilai VIF dari masing-masing variabel exogeneous 5, dengan demikian tidak terjadi problem multikolinearitas.
4.5.4 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi digunakan untuk melihat apakah terdapat autokorelasi atau tidak dalam model, ketentuannya ialah: terjadinya autokorelasi jika nilai Durbin-Watson
kurang dari 1dan lebih besar dari 3. Dari hasil perhitungan pada persamaan substuktural I nilai Durbin_Watson ialah 1,489. Sehingga dapat disimpulkan persamaan model
substruktural I tidak terjadi autokorelasi. Sedangkan untuk persamaan substuktural II nilai Durbin_Watson ialah 2,033.
Sehingga dapat disimpulkan persamaan model substruktural II tidak terjadi autokorelasi.
4.5.5 Uji Kesesuaian Model
Uji kesesuain model digunakan untuk mengetahui apakah model sudah benar. Pengujian model dilakukan dengan melihat nilai probabilitasnilai signifikan pada Tabel
keluaran ANOVA. Jika nilai sig0,05 maka model yang sudah dibuat layakbenar. Pada
model substruktural I hasil perhitungan ANOVA nilai signifikansi sebesar 0,0010,05, sehingga model pada substruktural I sudah layakbenar. Sedangkan model pada
substruktural II nilai signifikansi sebesar 0,0010,05 sehingga model pada substruktural II sudah layakbenar.
Kesimpulannya ialah model pada substruktural I dan substruktural II yang sudah dibuat, sudah memenuhi semua persyaratan yang diharuskan, dengan demikian model
tersebut dalam path analysis sudah layak atau benar.
4.6 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode Path analysis. Secara umum Path analysis didefenisikan suatu teknik analisis yang digunakan untuk
menganalisis hubungan sebab akibat antar variabel yang disusun berdasarkan urutan dengan menggunakan koefisien jalur sebagai besaran nilai dalam menentukan besarnya
pengaruh variabel exogenous terhadap variabel endogenous Sarwono, 2012.