78
kelas dasar IV di SLB Negeri Pembina Yogyakarta. Praktisi yang dimintai pendapat untuk validasi instrument tes kemampuan menggosok gigi adalah
guru kelas IV di SLB Negeri Pembina Yogyakarta dan dosen pembimbing, dengan mempertimbangkan isi instrument dengan materi, kesuaian dengan
kompetensi yang digunakan dan tingkat kesulitan yang sesuai dengan keadaan anak. Hal ini sejalan dengan pendapat dari E. Mulyasa 2009: 95 yang
menyatakan bahwa guru merupakan orang yang paling berpengaruh dalam pembelajaran yang harus dilibatkan dalam pengembangan kurikulum.
J. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif, yaitu dengan teknik deskriptif kuantitatif. Teknik deskriptif
kuantitatif ini digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan anak tunagrahita kategori sedang dalam meningkatkan keterampilan menggosok
gigi. Hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk persentase, tabel, dan grafik, tindakan yaitu berupa tes kemampuan awal, dan tes setelah
diberikannya tindakan. Tujuan dari analisis data yaitu untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan atau perubahan kemampuan menggosok gigi
sebagaimana yang telah diharapkan.
Data-data kuantitatif diperoleh dari skor tes kemampuan menggosok gigi siswa, skor tersebut diubah menjadi nilai standar dengan menggunakan
rumus menurut Ngalim Purwanto 2006: 102 adalah sebagai berikut:
NP =
79
Keterangan: NP
: Persentasi yang ingin diketahui R : Skor kemampuan siswa dalam kemampuan menggosok gigi
SM : Skor Maksimum yang disesuaikan dengan skor yang diberikan 100 : Bilangan tetap
Selanjutnya untuk mengetahui presentase peningkatan kemampuan menggosok gigi siswa antara pra tindakan siklus I dengan pasca tindakan
siklusII, maka dapat digunakan rumus sebagai berikut: Presentase peningkatan = Nilai Pasca Tindakan-Skor Pra Tindakan X 100
Nilai Pra Tindakan
K. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditandai berdasarkan hasil tes kemampuan menggosok gigi untuk anak tunagrahita kategori sedang
melalui media video animasi di SLB Negei Pembina Yogyakarta sebagai berikut:
1. Nilai Pasca Tindakan Nilai Pra Tindakan
2. Nilai Pasca Tindakan ≥ Prosentase yang ditentukan yaitu 75.
80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri Pembina Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Pramuka No. 224, Desa Giwangan, Kecamatan
Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Letak SLB ini cukup strategis berdekatan dengan terminal bus Giwangan dan pasar tradisional yang cukup terkenal di
Yogyakarta yaitu Pasar Giwangan. Dikatakan strategis karena fasilitas public tersebut bisa menjadi tempat belajar bagi siswa-siswi SLB Negeri Pembina
Yogyakarta. Sarana prasarana yang dimiliki oleh SLB Negeri Pembina ini cukup
lengkap, diantaranya adalah 50 ruang kelas yang digunakan oleh siswa, ada lapangan olahraga bagi siswa, 2 perpustakaan, 9 ruang kerja praktek,
mushola, auditorium, taman bermain, UKS, klinik rehabilitasi, taman bermain, laboratorium computer, laboratorium IPA, laboratorium ICT, ruang
kesenian, dan ruang assesmen.
SLB ini juga sangat luas sehingga cukup nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. Untuk tenaga pendidik, SLB ini dilakukan oleh
tenaga professional. Dari 55 guru, 49 orang sudah menjadi PNS dan 6 orang GTT. Sedangkan tenaga kependidikan ada 25 orang, 10 orang PNS dan 15 orang PTT.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta dilakukan setiap hari Senin- Sabtu. Pada Hari Senin,