Refleksi Tindakan Siklus I

106 termasuk dalam kriteria cukup, sedangkan subyek BGS memperoleh nilai 67,5 dan termasuk ke dalam kriteria baik. Nilai yang diperoleh kedua subyek tersebut belum memenuhi KKM sehingga dibutuhkan tindakan pada siklus II.

F. Refleksi Tindakan Siklus I

Refleksi merupakan satu tahapan terakhir yang harus dilalui pada penelitian tindakan. Refleksi dilaksanakan untuk mengkaji dan menganalisis data yang sudah diperoleh dalam penelitian. Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan selama pelaksanaan tindakan. Berdasarkan hasil observasi, guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik meskipun ada bagian yang guru masih belum melaksanakannya, namun secara keseluruhan guru sudah mampu melaksanakan proses pembelajaran bina diri melalui media video animasi dengan baik. Peneliti dan guru kelas melakukan evaluasi terkait pembelajaran peningkatan keterampilan bina diri menggosok gigi melalui media video animasi. Siswa dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai KKM 75 yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan pada pemberian tindakan siklus I masing-masing siswa mengalami peningkatan keterampilan bina diri menggosok gigi, namun peningkatan tersebut belum optimal mengingat nilai yang diperoleh siswa belum mencapai KKM sebesar 75. Pada pelaksanaan tindakan siklus I terdapat kendala-kendala yang dialami pada proses kegiatan peningkatan keterampilan bina diri menggosok gigi. Beberapa aspek yang dinilai masih 107 kurang, aspek-aspek tersebut antara lain: a. Sikap salah satu subyek yang jahil dan suka menggangu teman, yang mengakibatkan praktik menggosok gigi menjadi terganggu. b. Salah satu siswa yang memiliki sifat pemarah dan sering berubah mood ketika pembelajaran berlangsung mengakibatkan terganggunya pelaksanaan praktik menggosok gigi. c. Siswa yang mudah lupa akan arahan atau pentujuk yang diberikan oleh guru. d. Penggunaan media video animasi mengundang perhatian siswa dari kelas lain untuk ikut menonton, karena tempat yang digunakan adalah taman sekolah. Sehingga suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif. Selain beberapa aspek yang menjadi kendala tersebut, ada beberapa hal positif dalam penerapan media video animasi untuk meningkatkan keterampilan bina diri menggosok gigi, yaitu: a. Siswa tampak antusias saat mengikuti pembelajaran menggosok gigi menggunakan media video animasi. b. Siswa tidak merasa bosan karena pembelajaran yang dilakukan berada di luar kelas. c. Siswa mendapatkan pengetahuan mengenai makanan-makanan yang dapat merusak gigi dan membuat gigi menjadi sakit. Berdasarkan hasil refleksi, pengamatan, dan evaluasi yang telah dilaksanakan, hasil yang diperoleh kurang optimal. oleh karena itu, peneliti 108 dan guru memutuskan untuk melaksanakan siklus II. Tujuan dari pelaksanaan siklus II adalah melakukan perbaikan pada siklus I. Tindakan evaluasi tersebut meliputi: a. Pembelajaran bina diri menggosok gigi tidak diselingi permainan untuk menambah antusias anak. b. Guru belum menyampaikan materi menggosok gigi kepada saat pembelajaran berlangsung. c. Guru belum memberi kesempatan anak-anak untuk mempraktikkan kegiatan menggosok gigi secara individual atau satu per satu. d. Guru belum memberikan kesimpulan dan pesan kepada siswa agar siswa sering melakukan kegiatan menggosok gigi. hal tersebut dikarenakan siswa yang sudah tidak bisa dikondisikan dan pembelajaran sudah tidak kondusif. e. Tidak diberikannya reward kepada siswa sehingga siswa kurang berpartisipatif.

G. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN DIRI MENGGOSOK GIGI UNTUK ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB NEGERI CILEUNYI, KABUPATEN BANDUNG.

0 9 27

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI MELALUI MEDIA BONEKA GIGI PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SLB-C RINDANG KASIH SECANG.

3 56 225

KEEFEKTIFAN MEDIA POP UP TERHADAPA PEMAHAMAN KONSEP HEWAN DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV SDLB DI SLB N 1 SLEMAN.

1 11 183

KEMAMPUAN BINA DIRI MAKAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III SDLB DI SLB TUNAS BAKTI PLERET BANTUL.

1 6 113

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS V B DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PEMBERIAN REWARD DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 263

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA BOLA WARNA TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA DASAR PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III SDLB DI SLB N 1 YOGYAKARTA.

1 6 205

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 275

PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 9 186

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SDLB DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 141