Aspek-Aspek Intensitas Kajian Tentang Intensitas Penggunaan Instagram

49 2006: 55-56 bahwa istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono 2005:9 yang dimaksud dengan remaja adalah: “Remaja adalah suatu masa ketika: Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual; individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak mencapai dewasa; terjadi peralihan dan ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri”. Berdasarkan pendapat Sarlito Wirawan diketahui bahwa remaja adalah masa dimana individu mencapai kematangan seksual dengan tanda- tanda seksual sekundernya, serta mencapai perkembangan psikologis dan terjadi peralihan dari ketergantungan penuh menuju kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa Sri Rumini dan Siti Sundari, 2004: 53-54 sedangkan menurut Santrock 2003: 26 remaja adolescence diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosio emosional. Berdasarkan pendapat tersebut diketahui bahwa masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi dan perkembangan antara masa anak dengan masa dewasa dan mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosio emosional. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat 50 disimpulkan bahwa istilah remaja sering disebut dengan adolescence, merupakan masa dimana individu mengalami pertumbuhan dan perkembangan antara masa anak dengan masa dewasa mencakup kematangan fisik, perubahan biologis, kognitif, dan sosio emosional.

2. Batasan Usia Remaja

Ada banyak pendapat mengenai batasan usia remaja. WHO Sunarto dan Agung Hartono, 2002: 57 menetapkan batas usia 19-20 tahun sebagai batasan usia remaja. WHO menyatakan walaupun definisi di atas terutama didasarkan pada usia kesuburan fertilitas wanita, batasan tersebut berlaku juga untuk remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Perserikatan Bangsa-Bangsa Sunarto dan Agung Hartono, 2002: 57-58 sendiri menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda youth dalam rangka keputusan mereka untuk menetapkan tahun 1985 sebagai Tahun Pemuda Internasional sedangkan menurut Sri Rumini dan Siti Sundari 2004: 56 membagi masa remaja menjadi 3 bagian yaitu: 1 masa pra remaja kurun waktunya sekitar 11 s.d. 13 tahun bagi wanita dan pria sekitar 12 s.d. 14 tahun, 2 masa remaja awal sekitar 13 s.d. 17 tahun bagi wanita dan bagi pria 14 s.d. 17 tahun 6 bulan, 3 masa remaja akhir sekitar 17 s.d. 21 tahun bagi wanita dan bagi pria sekitar 17 tahun 6 bulan s.d. 22 tahun. 51 Santrock 2003: 26 menyebutkan bahwa masa remaja awal early adolescence kira-kira sama dengan masa sekolah menengah pertama dan mencakup kebanyakan perubahan pubertas. Masa remaja akhir late adolescence menunjuk pada kira—kira setelah usia 15 tahun sedangkan menurut Muhammad Al-Mighwar 2006:62, secara teoritis dan empiris dari segi psikologis, rentangan usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi laki-laki. Jika dibagi atas remaja awal dan remaja akhir, remaja awal berada dalam usia 1213 tahun sampai 1718 tahun. Hal senada juga diungkapkan oleh Hurlock Muhammad Al-Mighwar, 2006:61 membatasi usia remaja antara 13 tahun sampai 21 tahun, dengan pembagian masa remaja awal antara 1314 tahun sampai 17 tahun, dan masa remaja akhir 17 tahun sampai 21 tahun. Berdasarkan beberapa pendapat tentang batasan usia remaja tersebut, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, usianya berkisar antara 12 tahun sampai 22 tahun.

3. Karakteristik Remaja

Menurut Andi Mappiare Maret Tri Kisworo, 2011: 15-18 menggolongkan remaja ke dalam dua kategori yaitu remaja awal dan remaja akhir, dan mengungkapkan karakteristiknya sebagai berikut: a. Karaktertistik remaja awal usia 13 tahun sampai 17 tahun 1 Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi. 52 Masa ini disebut masa yang sangat peka, dimana remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya. Keadaan semacam ini diistilahkan sebagai “storm and stress”. Remaja yang sesekali bergairah dalam bekerja, tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan yang meledak bertukar rasa sedih yang sangat, dan rasa yakin diri berganti rasa ragu diri yang berlebihan. Termasuk dalam ciri ini adalah ketidaktentuan cita-cita. Hal mengenai pendidikan dan lapangan kerja tidak dapat direncanakan dan ditentukannya. Lebih-lebih dalam persahabatan dan “cinta”, rasa bersahabat sering bertukar menjadi senang, ketertarikan pada lain jenis suka “loncat-loncatan” atau “cinta monyet”. 2 Hal sikap dan moral, terutama menonjol menjelang akhir remaja awal. Organ-organ seks yang telah matang menyebabkan remaja mendekati lawan seks. Ada dorongan-dorongan seks dan kecenderungan memenuhi dorongan itu. Remaja menonjolkan kegiatan-kegiatan yang berani menyerempet bahaya, “sex appeal”, perbuatan kurang sopan dan tidak senonoh. 3 Kemampuan berpikir atau mental mulai sempurna. Keadaan ini terjadi dalam kurun waktu 12-16 tahun. Pada usia 12 tahun kemampuan anak untuk mengerti informasi abstrak baru sempurna. Remaja awal suka menolak hal-hal yang tidak masuk akal. Penentangan pendapat sering terjadi dengan orang

Dokumen yang terkait

IDENTITAS DIRI REMAJA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PEMALANG DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

1 7 140

HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL PADA INTERAKSI LANGSUNG SISWA SMA HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL PADA INTERAKSI LANGSUNG SISWA SMA DITINJAU DARI TINGKAT EKONOMI SISWA Studi pada siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakar

0 4 13

PENDAHULUAN HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL PADA INTERAKSI LANGSUNG SISWA SMA DITINJAU DARI TINGKAT EKONOMI SISWA Studi pada siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 4 43

PENUTUP HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL PADA INTERAKSI LANGSUNG SISWA SMA DITINJAU DARI TINGKAT EKONOMI SISWA Studi pada siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 4 23

PENGARUH CITRA TUBUH TERHADAP KEYAKINAN KEMAMPUAN DIRI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 9 YOGYAKARTA.

0 1 126

KEJENUHAN (BURNOUT) BELAJAR DITINJAU DARI TINGKAT KESEPIAN DAN KONTROL DIRI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 9 YOGYAKARTA.

2 5 170

KORELASI ANTARA KEBUTUHAN AFILIASI DAN KETERBUKAAN DIRI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN JEJARING SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA.

25 85 230

MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI PANGGUNG PRESENTASI DIRI PADA SISWA SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

0 0 15

PERILAKU PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TWITTER PADA MAHASISWA DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI - Unika Repository

0 0 17

PENGARUH PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL INSTAGRAM DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWA KELAS XI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA

0 0 140