Pengertian Remaja Kajian Tentang Remaja sebagai Siswa SMA

52 Masa ini disebut masa yang sangat peka, dimana remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya. Keadaan semacam ini diistilahkan sebagai “storm and stress”. Remaja yang sesekali bergairah dalam bekerja, tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan yang meledak bertukar rasa sedih yang sangat, dan rasa yakin diri berganti rasa ragu diri yang berlebihan. Termasuk dalam ciri ini adalah ketidaktentuan cita-cita. Hal mengenai pendidikan dan lapangan kerja tidak dapat direncanakan dan ditentukannya. Lebih-lebih dalam persahabatan dan “cinta”, rasa bersahabat sering bertukar menjadi senang, ketertarikan pada lain jenis suka “loncat-loncatan” atau “cinta monyet”. 2 Hal sikap dan moral, terutama menonjol menjelang akhir remaja awal. Organ-organ seks yang telah matang menyebabkan remaja mendekati lawan seks. Ada dorongan-dorongan seks dan kecenderungan memenuhi dorongan itu. Remaja menonjolkan kegiatan-kegiatan yang berani menyerempet bahaya, “sex appeal”, perbuatan kurang sopan dan tidak senonoh. 3 Kemampuan berpikir atau mental mulai sempurna. Keadaan ini terjadi dalam kurun waktu 12-16 tahun. Pada usia 12 tahun kemampuan anak untuk mengerti informasi abstrak baru sempurna. Remaja awal suka menolak hal-hal yang tidak masuk akal. Penentangan pendapat sering terjadi dengan orang 53 tua, guru maupun orang dewasa lain jika remaja mendapat pemaksaan menerima pendapat tanpa alasan rasional. Tetapi, dengan alasan yang masuk akal, remaja juga cenderung mengikuti pemikiran orang dewasa. 4 Status remaja awal sangat sulit ditentukan. Perlakuan yang diberikan oleh orang dewasa terhadap remaja awal sering berganti-ganti. Ada keraguan orang dewasa untuk member tanggung jawab kepada remaja dengan dalih mereka masih anak-anak. Remaja suatu saat bisa dianggap sebagai orang dewasa, dan disaat lain diperlukan sebagai anak-anak. Akibatnya, remaja awal mendapat sumber kebingungan dan menambah masalahnya. 5 Remaja awal banyak mengalami masalah. Hal ini terutama karena pertentangan sosial yang terjadi antara remaja dan orang tua. Hal ini dikarenakan remaja menganggap bahwa dirinya lebih mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dan orang dewasa disekitarnya terlalu tua untuk dapat mengerti dan memahami perasaan, emosi, sikap dan kemampuan pikir dan status mereka. 6 Merupakan masa yang kritis. Dikatakan kritis sebab remaja awal dihadapkan soal apakah ia dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya atau tidak. Keadaan remaja yang dapat menghadapi masalahnya dengan baik, 54 menjadi modal dasar dalam menghadapi masalah-masalah selanjutnya, sampai ia dewasa. b. Karakteristik remaja akhir Usia 17 tahun sampai 21 tahun Tidak jauh berbeda dengan remaja awal, pada masa ini remaja masih dalam taraf mencari jati diri. Secara khusus pada masa ini remaja telah mengalami: 1 Stabilitas emosi mulai timbul dan mengikat. Dalam masa remaja akhir ini terjadi keseimbangan tubuh dan anggota badan, panjang dan besar berimbang. Demikian pula stabil dalam minat-minatnya; pemilihan sekolah, jabatan, pakaian, pergaulan dengan sesama atau pun jenis lain. Stabilitas itu mengandung pengertian bahwa mereka relatif tetap atau mantap dan tidak mudah berubah pendirian akibat adanya rayuan atau propaganda. 2 Citra diri, sikap dan pendapat lebih realistis. Remaja sering memandang dirinya lebih tinggi ataupun lebih rendah dari keadaan yang sesungguhnya. Akibat yang sangat positif dari keadaan remaja akhir seperti itu adalah timbulnya perasaan puas, menjauhkan mereka dari rasa kecewa. 3 Dapat menghadapi masalahnya dengan matang dan dengan perasaan lebih tenang. Adanya usaha-usaha pemecahan masalah secara lebih matang dan realistis itu merupakan produk dari kemampuan

Dokumen yang terkait

IDENTITAS DIRI REMAJA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PEMALANG DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

1 7 140

HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL PADA INTERAKSI LANGSUNG SISWA SMA HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL PADA INTERAKSI LANGSUNG SISWA SMA DITINJAU DARI TINGKAT EKONOMI SISWA Studi pada siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakar

0 4 13

PENDAHULUAN HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL PADA INTERAKSI LANGSUNG SISWA SMA DITINJAU DARI TINGKAT EKONOMI SISWA Studi pada siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 4 43

PENUTUP HUBUNGAN INTENSITAS MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL PADA INTERAKSI LANGSUNG SISWA SMA DITINJAU DARI TINGKAT EKONOMI SISWA Studi pada siswa di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 4 23

PENGARUH CITRA TUBUH TERHADAP KEYAKINAN KEMAMPUAN DIRI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 9 YOGYAKARTA.

0 1 126

KEJENUHAN (BURNOUT) BELAJAR DITINJAU DARI TINGKAT KESEPIAN DAN KONTROL DIRI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 9 YOGYAKARTA.

2 5 170

KORELASI ANTARA KEBUTUHAN AFILIASI DAN KETERBUKAAN DIRI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN JEJARING SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA.

25 85 230

MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI PANGGUNG PRESENTASI DIRI PADA SISWA SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

0 0 15

PERILAKU PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TWITTER PADA MAHASISWA DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI - Unika Repository

0 0 17

PENGARUH PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL INSTAGRAM DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWA KELAS XI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA

0 0 140