77 2.
Skala Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial Instagram Skala intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram
mengacu pada aspek intensitas yang diungkapkan oleh Del Barico Yanica, 2014: 83-84 yang mengungkapkan aspek-aspek intensitas
penggunaan media sosial adalah sebagai berikut: a
Attention perhatian adalah ketertarikan seseorang dalam menggunakan jejaring sosial instagram sehingga pengguna dapat
menikmati aktivitas saat mengakses jejaring sosial, menjalin hubungan dengan orang lain melalui jejaring sosial, dan
menggunakan layanan yang terdapat dalam jejaring sosial instagram. b
Comprehention penghayatan adalah pemahaman dan penyerapan informasi, adanya usaha individu untuk memahami, menikmati,
pengalaman untuk memenuhi dan menyimpan informasi, dan pengalaman tersebut diperoleh sebagai pengetahuan individu.
c Duration durasi adalah lamanya individu dalam menjalankan
perilakunya. Lamanya seseorang dalam mengakses jejaring sosial dapat dilihat dari waktu yang dihabiskan individu tersebut untuk
setiap kali menggunakannya. Misalnya, seseorang yang mengakses jejaring sosial dapat menghabiskan 1-2 jam setiap harinya.
d Frequency
frekuensi adalah seringnya atau banyaknya pengulangan perilaku dalam menggunakan jejaring sosial. Frekuensi
menggunakan jejaring sosial dapat dilihat dari seberapa seringnya individu membuka dan mengakses jejaring sosial dalam waktu
78 tertentu, misalnya dalam satu minggu seseorang dapat mengakses
jejaring sosial sebanyak 10 kali, atau dalam satu bulan dapat mengakses jejaring sosial sebanyak 40 kali.
Berdasarkan aspek tersebut, maka dapat dirumuskan indikator dari intensitas masing-masing aspek. Kisi-kisi intensitas penggunaan media
jejaring sosial instagram dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 2. Kisi-Kisi Intensitas Penggunaan Media Jejaring Sosial
Instagram
Variabel Aspek Indikator
Nomor Item
∑ Item
+ -
Intensitas pengguna
an media jejaring
sosial instagram
Attention perhatian
Minat tinggi dalam menggunakan jejaring sosial
instagram 1 2
2 Tujuan tetap menggunakan
jejaring sosial instagram 3,
5, 6, 7
4 5
Comprehen tion
pengha yatan
Perasaan senang ketika menggunakan instagram
8, 9 10
3 Pemahaman konten atau fitur
instagram 11 12 2
Penggunaan fitur instagram 13,
16, 17,
18,
19 14,
15, 20,
21 9
Duration durasi
Lamanya waktu mengakses atau menggunakan instagram
23 22 2 Lamanya waktu setiap
harinya 24 25 2
Lamanya waktu setiap minggunya
27 26 2
Frequency frekuensi
Keseringan setiap waktunya 28,
30, 31,
32, 33,
34 29,
35 8
Keseringan setiap harinya 37
36 2
Keseringan setiap minggunya 38
39 2
Jumlah Item 24
15 39
79
H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2012: 168 instrumen yang baik harus memiliki validitas dan reliabilitas. Pengujian instrumen bertujuan untuk
memperoleh informasi terkait terpenuhinya persyaratan instrumen yang baik. Persyaratan itu setidaknya meliputi validitas dan reliabilitas. Berdasarkan
pendapat tersebut dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan terlebih dahulu diuji cobakan sebelum dipakai sebagai alat untuk
mendapatkan data penelitian yang sesungguhnya. Uji coba instrumen penelitian sangat disarankan dengan jumlah responden minimal 30 orang,
dengan jumlah minimal 30 orang tersebut, maka distribusi skor nilai akan lebih mendekati kurva normal Sofian Effendi dan Tukiran, 2012: 138.
Dalam penelitian ini instrumen diuji cobakan pada 32 siswa untuk uji coba reliabilitas instrumen. Uji validitas menggunakan bantuan expert judgement
dan reliabilitas menggunakan bantuan SPPS 16.
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid, berarti memiliki kevalidan yang rendah Suharsimi Arikunto,
2012: 144. Suharsimi Arikunto 2010: 21 menyatakan bahwa terdapat dua
macam validitas yakni validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis sendiri dibagi menjadi dua yakni validitas kontruk dan validitas isi. Dalam
80 penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas logis, karena
instrumen penelitian yang disusun berdasarkan teori yang relevan dan dirancang dengan menggunakan kisi-kisi instrumen yang dikonsultasikan
dengan pendapat ahli expert judgement. Menurut Sukardi 2003: 123 pertimbangan para ahli tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Para ahli, pertama diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi, kemudian mereka diminta untuk
mengoreksi semua item-item yang telah dibuat, dan pada akhir perbaikan mereka juga diminta untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana
tes tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur. Pertimbangan ahli tersebut biasanya juga menyangkut apakah semua aspek
yang hendak diukur telah dicakup melalui item pertanyaan dalam tes atau dengan kata lain perbandingan dibuat antara apa yang harus dimasukkan
dengan apa yang ingin diukur telah direfleksikan menjadi tujuan tes. Berdasarkan hasil uji validitas konstruk atau isi yang
dikonsultasikan dengan pendapat ahli expert judgement, dalam hal ini skala citra diri dan intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram
yang akan digunakan diuji oleh Ibu Eva Imania Eliasa, M.Pd. yang menguasai materi secara teori tentang citra diri dan intensitas penggunaan
media jejaring sosial instagram, setelah 3 kali uji ahli dan beberapa item dikoreksi dan beberapa kalimat dibenahi diketahui bahwa untuk skala citra
diri item nomor 7 dihilangkan atau tidak perlu digunakan, selanjutnya
81 untuk skala intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram item
nomor 22 dan 23 juga dihilangkan atau tidak digunakan.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 154 reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik, sedangkan menurut Saifuddin Azwar 2006: 83 reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang
angkanya berkisar antara 0 sampai 1,00 semakin tinggi reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya
jika koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya.
Purwanto 2006: 161 menjelaskan suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memberikan hasil pengukuran yang relatif
konsisten. Syarat kualifikasi instrumen pengukur adalah konsisten, keajegan, atau tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu. Terdapat tiga
macam prosedur pengajuan reliabilitas untuk mempertimbangkan kualifikasi instrumen penelitian, antara lain stabilitas, konsistensi internal
dan equivalen. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik internal concistency
yang dilakukan dengan mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis agar dapat digunakan untuk
memprediksi reliabilitas instrumen yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam penelitian ini untuk menguji instrumen menggunakan rumus
koefisien alpha cronbach, karena rumus alpha cronbach, dapat digunakan
82 pada tes atau angket yang jawabannya berupa pilihan dan pilihannya
tersebut dapat terdiri dari dua pilihan atau lebih. Selain itu juga digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0,
misalnya angket atau soal bentuk uraian Suharsimi Arikunto, 2006: 100. Untuk mencari reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan
rumus sebagai berikut:
⎪⎭ ⎪
⎬ ⎫
⎪⎩ ⎪
⎨ ⎧
− ⎭
⎬ ⎫
⎩ ⎨
⎧ −
=
∑
σ σ
2 2
11
1 1
t b
k k
r
Keterangan
:
= Realibilitas Instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan item
σ ∑
2 b
= Jumlah variabel butir
σ
2 t
= Variabel total
Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows Seri 20. Sugiyono 2010: 257
memberikan pedoman interpretasi koefisien korelasi dari reliabilitas instrumen yang telah diketahui validitasnya. Interpretasinya tersebut yaitu:
Tabel 3. Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisian r
hitung
Interpretasi
0,80 - 1,000 Reliabilitas sangat kuat
0,60 – 0,799 Reliabilitas kuat
0,49 – 0,5999 Reliabilitas sedang
0,20 – 0,399 Reliabilitas rendah
0,00 – 0, 199 Reliabilitas sangat rendah
Hasil uji reliabilitas dengan program SPSS 16,0 for Windows untuk
skala citra diri diperoleh koefisien nilai sebesar 0,779. Angka tersebut
83 menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas instrumen citra diri adalah kuat.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas skala intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram diketahui atau diperoleh koefisien nilai sebesar
0,864, angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas instrumen intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram tergolong sangat
kuat.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh pada penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dengan analisis
data kuantitatif deskriptif, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik prosentase. Kriteria predikat pada skala diperoleh melalui deskripsi
data berbentuk tabel distribusi frekuensi. Statistik deskriptif merupakan cara untuk mendeskripsikan data dalam penelitian ini, yaitu mengukur harga mean
M, rentang nilai range, dan simpangan baku atau standar deviasi SD. Menurut Sugiyono 2008: 42, Mean M merupakan teknik
penjelasan yang didasarkan atas nilai rata-rata kelompok tersebut. Mean adalah nilai rata-rata suatu kelompok tersebut. Mean adalah nilai rata-rata
suatu kelompok yang diteliti dan perhitungannya dapat menggunakan rumus: 晦
∑
Keterangan: M = Mean atau rata-rata
Xi = Nilai X ke i sampai ke n
n = Jumlah individu