55 berpikir remaja akhir yang telah lebih sempurna dan ditunjang
oleh sikap pandangan yang lebih realistis sehingga diperolehnya perasaan yang lebih tenang.
Menurut Hurlock Rita Eka, dkk., 2008: 124-126 remaja memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan masa sebelum dan
sesudahnya, ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a.
Masa remaja sebagai periode penting. Masa remaja dianggap sebagai periode penting karena
akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perilaku dan akibat jangka panjangnya, juga akibat fisik dan akibat psikologis. Perkembangan
fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat menimbulkan penyesuaian mental dan membentuk
sikap, nilai dan minat baru. b.
Masa remaja sebagai periode peralihan. Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan serta mempelajari pola perilaku dan
sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga
bukan orang dewasa. c.
Masa remaja sebagai periode perubahan. Masa remaja dianggap sebagai periode perubahan karena
selama masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat pesat, juga
56 perubahan perilaku dan sikap yang berlangsung pesat. Sebaliknya jika
perubahan fisik menurun maka diikuti perubahan sikap dan perilaku yang menurun juga. Menurut Hurlock Rita Eka, dkk. 2008: 125, ada
4 macam perubahan yaitu: meningginya emosi, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan, berubahnya minat dan pola perilaku
serta adanya sikap ambivalen terhadap setiap perubahan. d.
Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Pada masa ini remaja mulai mendambakan identitas diri dan
tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti pada masa sebelumnya, namun adanya sifat yang
mendua, dalam beberapa kasus menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan krisis identitas. Pada saat ini remaja berusaha untuk
menunjukkan siapa diri dan peranannya dalam kehidupan masyarakat. e.
Masa remaja merupakan usia bermasalah. Masa remaja dianggap sebagai usia bermasalah karena pada
masa remaja pemecahan masalah sudah tidak seperti pada masa sebelumnya yang dibantu oleh orangtua dan gurunya. Setelah remaja
masalah yang dihadapi akan diselesaikan secara mandiri, mereka menolak bantuan dari orangtua dan guru lagi.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutankesulitan.
Masa remaja dianggap sebagai usia yang menimbulkan ketakutankesulitan karena pada masa remaja sering timbul pandangan
yang kurang baik dan bersifat negatif. Stereotip yang demikian
57 mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya, dengan
demikian menjadikan remaja sulit melakukan peralihan menuju masa dewasa. Pandangan ini juga sering menimbulkan pertentangan antara
remaja dengan orang dewasa. g.
Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Pada masa ini remaja cenderung memandang dirinya dan orang
lain sebagaimana yang diinginkan bukan sebagaimana adanya, lebih- lebih cita-citanya. Hal ini menyebabkan emosi meninggi dan apabila
diinginkan tidak tercapai akan mudah marah, semakin bertambahnya pengalaman pribadi dan sosialnya serta kemampuan berfikir rasional
remaja memandang diri dan orang lain semakin realistik. h.
Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Masa remaja dianggap sebagai ambang masa dewasa karena
menjelang menginjak masa dewasa, remaja merasa gelisah untuk meninggalkan masa belasan tahunnya. Remaja belum cukup untuk
berperilaku sebagai orang dewasa, oleh karena itu mereka mulai berperilaku sebagai status orang dewasa seperti cara berpakaian,
merokok, menggunakan obat-obatan dan lain-lain, yang dipandang dapat memberikan citra seperti yang diinginkan.
Berdasarkan berbagai pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik remaja adalah remaja merupakan usia
dimana periode perubahan dan peralihan terjadi baik itu fisik, psikis, dan kognitif, remaja awal memiliki perasaan dan emosi yang belum stabil,
58 remaja adalah masa mencari identitias, remaja banyak mengalami
masalah, remaja merupakan masa kritis yang menimbulkan ketakutan dan kesulitan.
4. Tugas Perkembangan Remaja
Ada seperangkat hal yang harus dimiliki remaja dalam mempersiapkan diri memasuki kehidupan masa dewasa agar remaja
memiliki keutuhan pribadi dalam arti yang seluas-luasnya. Menurut Robert Y. Havighurst dalam Panut Panuju dan Ida Umami, 2005: 23-26
menyebutkan adanya sepuluh tugas perkembangan remaja yaitu: a.
Mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman-teman sebayanya, baik dengan teman-teman sejenis maupun dengan jenis
kelamin lain, artinya para remaja memandang gadis-gadis sebagai wanita dan laki-laki sebagai pria, menjadi manusia dewasa di antara
orang-orang dewasa. b.
Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing, artinya mempelajari dan menerima peranan masing-
masing sesuai dengan ketentuan-ketentuan atau norma-norma masyarakat.
c. Menerima kenyataan realitas jasmaniah serta menggunakannya
seefektif-efektifnya dengan perasaan puas. d.
Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya. Remaja tidak kekanak-kanakan lagi, yang selalu terikat pada
59 orang tuanya. Remaja membebaskan dirinya dari ketergantungan
terhadap orang tua atau orang lain. e.
Mencapai kebebasan ekonomi. Remaja merasa sanggup untuk hidup berdasarkan usaha sendiri, ini terutama sangat penting bagi laki-laki,
akan tetapi dewasa ini bagi kaum wanita pun tugas ini berangsur- angsur menjadi tambah penting.
f. Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan artinya
belajar memilih satu jenis pekerjaan sesuai dengan bakat dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan tersebut.
g. Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah
tangga, mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan keluarga dan memiliki anak.
h. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang
diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat, maksudnya ialah bahwa untuk menjadi warga negara yang baik perlu memiliki
pengetahuan tentang hukum, pemerintah, ekonomi, politik geografi, tentang hakikat manusia dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.
i. Memperlihatkan tingakah laku yang secara sosial dapat
dipertanggungjawabkan, artinya ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab, menghormati
serta mentaati nilai-nilai sosial yang berlaku dalam lingkungannya, baik regional maupun nasional.
60 j.
Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam tindakan- tindakannya dan sebagai pandangan hidup.
Berdasarkan pendapat Robert Y. Havighurst tersebut, tugas perkembangan remaja ialah mencapai hubungan sosial yang matang
dengan teman sebayanya, dapat menjalankan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin masing-masing, menerima kenyataan jasmaniah dan
memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya, mencapai kebebasan ekonomi,
memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan, mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan, mengembangkan kecakapan intelektual,
memperlihatkan tingkah laku yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial, dan memperoleh norma-norma sebagai pedoman tindakannya.
E. Citra Diri Ditinjau dari Penggunaan Media Sosial Instagram
pada Siswa Kelas XI SMA N 9 Yogyakarta
Salah satu kegiatan manusia adalah komunikasi. Sifat komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi langsung dan tidak langsung.
Komunikasi tidak langsung melibatkan perantara media dan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi. Komunikasi melalui teknologi
informasi internet menggunakan media disebut dengan media sosial atau layanan jejaring sosial Social Networking Service. Pengguna media sosial di
Indonesia tidak hanya terbatas pada kalangan orang dewasa saja. Para remaja juga telah memanfaatkan jejaring sosial sebagai sarana komunikasi, anak-
61 anak sekolah dasar juga telah mengenal dan menggunakan jejaring sosial
tersebut. Kepopuleran situs jejaring sosial harus dipergunakan secara cerdas
untuk membangun self image citra diri maupun interaksi yang sehat. Jejaring sosial dijadikan sebagai media penggambaran diri individu, melalui fasilitas
yang diberikan oleh jejaring sosial tersebut remaja bisa menyimpan atau mengubah foto-foto pribadi, catatan pribadi, status pribadi dan yang bisa
dikomentari oleh sesama pengguna, dengan demikian remaja bisa menampilkan keberadaan dirinya. Aktivitas tersebut dapat dijadikan tanda
bahwa pengguna ingin mengungkapkan siapa dirinya dan apa yang remaja tersebut bayangkan terhadap dirinya. Cara seseorang memandang dirinya
sendiri dalam psikologi disebut citra diri. Citra diri adalah konsepsi manusia mengenai orang macam apakah
dirinya. Citra diri merupakan bagian dari konsep diri yang berkaitan dengan penerimaan terhadap dirinya baik secara fisik, psikologis, ataupun sosial. Citra
diri terbentuk karena pengalaman masa lalu, lingkungan, baik keluarga, masyarakat atau pergaulan. Aspek dari citra diri ada tiga yaitu aspek fisik,
psikis, dan sosial. Aspek fisik adalah penilaian individu terhadap penampilan dirinya, seperti bentuk tubuh, pakaian atau benda yang melekat pada dirinya.
Aspek psikis adalah penilaian dari dalam diri individu terhadap karakteristiknya seperti kemampuan, kecakapan, kekurangan dan keterbatasan
dirinya. Aspek sosial adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang didapatkan dari teman atau orang lain, penilaian tersebut berupa pikiran dan
62 perasaan seseorang mengenai dirinya, status dan pandangan terhadap orang
lain. Salah satu aspek citra diri adalah social self yaitu pengenalan atau
tanggapan individu yang didapatkan dari teman atau lingkungan sosialnya akan berpengaruh terhadap bagaimana individu tersebut memandang dirinya
sendiri. Siswa mudah terpengaruh dengan tanggapan atau komentar yang diberikan pengikut follower di instagram, terutama apabila follower tersebut
masih sama-sama satu sekolah. Komentar atau tanggapan yang positif akan membuat siswa senang, sedangkan komentar atau tanggapan yang negatif
akan membuat siswa sedih, down, dan krisis percaya diri, akan tetapi apabila komentar atau tanggapan yang diberikan selalu positif hal tersebut juga akan
membuat siswa ingin terus menerus bermain media sosial instagram sehingga siswa akan menjadi malas dalam belajar, persaingan kehidupan mewah, dan
tidak mau menatap realita atau kenyataan. Kegiatan bermain di instagram dapat membentuk citra diri siswa,
apabila komentar atau tanggapan yang didapatkan siswa tersebut positif maka tidak menutup kemungkinan citra dirinya menjadi positif, demikian juga
sebaliknya. Selain itu, penggunaan instagram tak hanya dapat membentuk citra diri siswa tetapi juga sebaliknya, siswa menggunakan instagram untuk
menampilkan citra dirinya, sebisa mungkin siswa menampilkan citra diri yang positif agar orang lain memandangnya baik dan positif. Siswa yang memiliki
citra diri positif berpikiran optimis, baik, serta menghargai dirinya sendiri apa