64 digolongkan menjadi tiga, yaitu heavy user pengguna berat adalah siswa
yang mengakses instagram lebih dari 40 jam per bulan. Medium user pengguna sedang adalah mengakses instagram antara 10 jam sampai 40 jam
per bulan. Light user pengguna ringan adalah siswa yang mengakses instagram kurang dari 10 jam per bulan.
Siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta merupakan individu yang tengah memasuki masa remaja. Siswa juga tidak terlepas dari pengaruh
teknologi informasi di bidang komunikasi. Letak SMA N 9 Yogyakarta yang masuk dalam wilayah perkotaan membuat siswanya secara tidak langsung
mudah dalam mengakses jaringan teknologi komunikasi melalui internet, selain itu budaya hedonisme siswa yang berkaitan dengan penggunaan
smarthphone yang tinggi di kalangan siswa memudahkan siswa untuk selalu
aktif dalam bermain media sosial. Media sosial yang sedang populer dan aktif diakses di kalangan siswa adalah media sosial instagram.
Wawancara singkat yang dilakukan terhadap beberapa siswa diketahui bahwa media sosial instagram memungkinkan siswa untuk mengenal dan
mengetahui teman-teman dekatnya, bahkan siswa SMA N 9 Yogyakarta membentuk koneksi saling follow, selain itu siswa juga dapat
memperbaharui atau memposting foto-foto baik foto sendiri, foto ketika jalan- jalan, kegiatan yang tengah dilakukan, foto barang-barang yang dimiliki
berupa aksesoris, pakaian, gadget, dan lain sebagainya. Siswa mengatakan apabila foto yang mereka posting tersebut mendapat tanggapan atau komentar
yang positif, perasaan mereka menjadi senang dan merasa diperhatikan oleh
65 pengguna lainnya sehingga siswa merasa percaya diri berhubungan dengan
teman-teman yang lain karena siswa menganggap apabila sudah aktif di instagram berarti siswa tidak ketinggalan jaman dan selalu update.
Berdasarkan pengamatan tersebut peneliti berasumsi bahwa intensitas penggunaan media sosial instagram yang tengah populer di kalangan siswa
digunakan siswa untuk membentuk, membangun dan menampilkan citra diri. Citra diri siswa dapat dibentuk dan dibangun melalui penggunaan media sosial
instagram karena siswa mudah terpengaruh dengan komentar atau tanggapan untuk foto yang siswa tampilkan. Komentar atau tanggapan yang positif akan
membuat siswa senang dan menjadi percaya diri berhubungan dengan orang- orang di sekitarnya terutama teman-teman di sekolahnya. Rasa senang dan
percaya diri siswa tersebut menjadi dasar bahwa penilaian orang lain tentang diri siswa di media sosial instagram juga mempengaruhi penilaian siswa
terhadap dirinya sendiri. Konsepsi atau penilaian seseorang mengenai orang macam apakah dirinya disebut citra diri. Berdasarkan asumsi tersebut peneliti
menduga bahwa intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram ada pengaruhnya terhadap citra diri, maka perlu diadakan penelitian tentang citra
diri ditinjau dari intensitas penggunaan instagram bagi siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta.
66
F. Paradigma Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang dikemukakan tersebut, maka dapat dilihat hubungan antara variabel bebas yaitu intensitas
penggunaan media jejaring sosial instagram dan variabel terikat citra diri. Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan paradigma yang dapat dilihat
pada gambar 2 di bawah ini:
Gambar 2. Paradigma Penelitian
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan bahwa terdapat hubungan antara intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram
dengan citra diri pada siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan positif dan hubungan negatif. Hubungan positif
ditandai dengan semakin tinggi intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram maka semakin tinggi citra diri, dan sebaliknya semakin rendah
intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram maka semakin rendah pula citra diri. Hubungan negatif ditandai dengan semakin tinggi intensitas
penggunaan media jejaring sosial instagram maka semakin rendah citra diri siswa, dan sebaliknya semakin rendah intensitas penggunaan media jejaring
sosial instagram maka semakin tinggi citra diri siswa.
Intensitas Penggunaan
Media Jejaring Sosial Instagram
CitraDiri
Hipotesis
67
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan
data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin peneliti ketahui Deni Darmawan, 2014: 37. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah menggambarkan atau mendeskripsikan masalah yang
diteliti dan data yang diperoleh berbentuk angka sehingga dalam analisisnya menggunakan analisis statistik Rima, 2013: 34.
Dalam penelitian deskriptif kuantitatif ini, peneliti menggunakan pendekatan survei dan korelasional. Survei adalah penelitian yang dilakukan
untuk memberikan gambaran tentang sesuatu Rima, 2013: 34. Menurut Sanafiah Faisal 2005: 23, survei adalah tipe pendekatan dalam penelitian
yang ditujukan pada individu atau kelompok yang bertujuan menggambarkan karakteristik, sikap, tingkah laku, atau aspek sosial lainnya dari suatu
populasi. Menurut Andi Prastowo 2014: 177 penelitian survei adalah metode penyelidikan tentang perulangan kejadian, peristiwa, atau masalah
dalam berbagai situasi dan lingkungan yang dilakukan untuk memperoleh keterangan-keterangan faktual guna atau sebatas mendapatkan informasi
tentang variabel dengan menggunakan instrumen, seperti kuesioner, wawancara atau kadang observasi. Ciri khas dari penelitian survei adalah
68 penelitian ini tidak melakukan perubahan tindakan atau tidak ada perlakuan
khusus pada variabel yang diteliti dan hanya mengungkap data dari subjek tertentu Ika Ayuningtyas, 2015: 46.
Pendekatan penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Pendekatan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan variasi antar variabel, besar atau tingginya hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi Saifuddin
Azwar, 2010:5. Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dan menggunakan pendekatan survei dan korelasional karena penelitian ini hanya untuk
menyelidiki masalah dan situasi untuk memperoleh data yang faktual berkaitan dengan citra diri ditinjau dari intensitas penggunaan instagram
tanpa melakukan perubahan tindakan atau perlakuan khusus terhadap variabel serta untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara intensitas penggunaan
media jejaring sosial instagram dengan citra diri. Penelitian ini mengungkap atau mendeskripsikan data tentang citra diri ditinjau dari intensitas
penggunaan media jejaring sosial instagram serta ada tidaknya hubungan antara intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram dengan citra diri
pada siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kelas XI di SMA N 9 Yogyakarta yang terletak di Jalan Sagan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2015.
69
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Margono 2005: 118 mengartikan populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu lingkup dan waktu yang ditentukan,
sedangkan sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili
populasinya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 9 Yogyakarta tahun ajaran 20152016 yang menggunakan instagram.
Kelas XI di SMA tersebut terdapat tujuh kelas dengan jumlah keseluruhan sebanyak 191 siswa. Teknik yang akan digunakan dalam pengambilan sampel
adalah proportional random sampling. Alasan menggunakan teknik ini karena yang menjadi populasi dalam penelitian ini hanya siswa kelas XI SMA
N 9 Yogyakarta yang terbagi dalam tujuh kelas, agar semua kelas dapat terwakili, maka sampel diambil dari masing-masing kelas dengan prosentase
sama untuk tiap-tiap kelas. Prosedur pengambilan sampel adalah dengan cara undian. Alasan menggunakan undian karena bagi peneliti cara tersebut cukup
sederhana dan dapat mewakili populasi. Teknik proportional random sampling yaitu sampel yang dihitung
berdasarkan perbandingan Husaini Usman dan Purnomo Setiadi, 2006:185. Jumlah anggota populasi dalam penelitian ini adalah 191 siswa yang terbagi
dalam enam kelas, sedangkan besar anggota sampel ditentukan 100 sehingga besar masing-masing sampel untuk setiap kelas adalah 15 – 16 orang.
Perhitungan untuk setiap kelasnya adalah 30 : 191 x 100 = 15,7 dibulatkan menjadi 16.
70
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, dinamakan variabel karena ada variasinya Sugiyono, 2012: 38. Dalam penelitian ini variabelnya adalah citra diri dan intensitas
penggunaan media jejaring sosial instagram. Variabel bebas x dalam penelitian ini adalah intensitas penggunaan media jejaring sosial instagram,
dan variabel terikat y dalam penelitian ini adalah citra diri.
E. Definisi Operasional
1. Citra Diri
Citra diri adalah konsepsi atau gambaran manusia mengenai orang macam apakah dirinya. Citra diri merupakan bagian dari konsep diri yang
berkaitan dengan penerimaan terhadap dirinya baik secara fisik, psikologis, ataupun sosial. Citra diri terbentuk karena pengalaman masa
lalu, lingkungan, baik keluarga, masyarakat atau pergaulan. Aspek dari citra diri ada tiga yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial.
Aspek fisik adalah penilaian individu terhadap penampilan dirinya, seperti bentuk tubuh, pakaian atau benda yang melekat pada dirinya. Aspek
psikis adalah penilaian dari dalam diri individu terhadap karakteristiknya seperti kemampuan, kecakapan, kekurangan dan keterbatasan dirinya.
Aspek sosial adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang