bentuk objektif dan uraian. Sementara pada kolom penilaian non tes penilaian unjuk kerja, produk, proyek, dan portofolio, dan kolom penilaian diri belum
digunakan guru.
Tabel 9: Format Daftar Nilai
2. Model Penilaian Berbasis Kelas
Berdasarkan hasil konfirmasi dari wawancara, pengamatan, dan analisis dokumen, model penilaian berbasis kelas yang digunakan guru Bahasa Indonesia
SMP Negeri 9 Yogyakarta beragam. Model penilaian berbasis kelas yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dan kompetensi yang diukur. Hasil
wawancara menunjukkan semua guru telah menyebutkan berbagai model penilaian yang dapat digunakan dalam kompetensi berbahasa dan bersastra. Hasil
wawancara masing-masing guru disajikan dalam transkrip wawancara pada Lampiran 4a sampai Lampiran 4c.
Sementara dari hasil pengamatan, tidak semua model penilaian berbasis kelas digunakan oleh guru. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu penelitian.
Pada hasil analisis dokumen RPP, semua guru telah mencantumkan lima model penilaian berbasis kelas. Sementara model penilaian diri dan penilaian sikap tidak
dicantumkan oleh guru dalam RPP, namun digunakan pada waktu pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara, catatan pengamatan, dan analisis dokumen, dapat
disimpulkan bahwa model penilaian berbasis kelas yang digunakan guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 9 Yogyakarta, di antaranya: 1 penilaian unjuk kerja;
2 penilaian sikap; 3 penilaian tertulis; 4 penilaian proyek; 5 penilaian produk; 6 penilaian portofolio; dan 7 penilaian diri.
3. Kendala Guru dalam Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas
Hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan menunjukkan semua guru mengalami kendala dalam pelaksanaan penilaian berbasis kelas. Kendala
guru dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 menunjukkan kendala dalam pelaksanaan penilaian berbasis
kelas dikelompokkan menjadi dua, yaitu kendala dari siswa dan waktu. Kedua kendala tersebut dialami semua guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada
waktu pengamatan, waktu menjadi salah kendala yang sering dialami guru ketika pelaksanaan penilaian berbasis kelas, seperti terbenturnya kegiatan mengajar
dengan jadwal sekolah baik agenda terpogram, tidak terporgram, dan insidental.
Tabel 10: Kendala Guru dalam Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas
No. Kode
Guru
Indikator Aspek
Kendala
1. J
Siswa Penilaian
tugas 1. Pada penilaian tertulis ditemukan
banyak penggunaan kata-kata yang tidak sesuai EYD .
2. Siswa kesulitan menentukan gagasan inti dalam paragraf.
waktu Kurangnya
waktu pengajaran
1. Waktu yang diberikan guru ketika mengerjakan tugas masih kurang,
sehingga tugas belum dapat diselesaikan.
2. KBM tidak berjalan optimal dikarenakan terkendala agenda sekolah.
2. R
Siswa Penilaian
tugas Siswa yang mengerjakan tugas asal
mengerjakan dan tidak memperdulikan hasilnya. Khususnya pada penugasan
dalam model tertulis dan produk.
waktu Terkendala
agenda tertentu
Banyaknya KBM yang sudah dirancang dan siap diajarkan, tidak dilaksanakan
sepenuhnya dikarenakan terbentur dengan jadwal diklat, rapat, panggilan dari dinas,
dan agenda yang sifatnya insidental.
Kurangnya waktu
pengajaran Untuk kompetensi tertentu, seperti
kompetensi bercerita. Pelaksanaan penilaian tidak semua siswa dapat
dilakukan penilaian, walaupun sudah masuk pada pertemuan ketiga. RPP yang
dibuat berbeda dengan penerapannya.
3. S
Siswa Siswa kurang
kondusif Pada awal pembelajaran suasana
terkadang kurang kondusif. waktu
Terbentur waktu study
banding. Hilangnya waktu selama dua minggu
dikarenakan siswa diharuskan mengikuti study banding. Dampaknya terdapat
kompentensi tertunda untuk diajarkan.
Kurangnya waktu
pengerjaan tugas
Pada pelaksanaan penilaian model proyek, terdapat beberapa siswa yang belum
selesai mengerjakan tugas, sedangkan waktu telah habis.
4. Upaya dalam Mengatasi Kendala Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas
Hasil wawancara dan pengamatan menunjukkan guru telah melakukan beberapa upaya dalam mengatasi kendala yang muncul dalam pelaksanaan
penilaian berbasis kelas. Upaya yang dilakukan guru disajikan pada Tabel 11.