Kendala Guru dalam Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas
dan valid yang diperoleh dari setiap KD dan disesuaikan pada tiga aspek pengajaran dari beragam model penilaian. Nilai yang diperoleh diakumulasi
menjadi satu berbentuk nilai raport. Nilai tersebut dijadikan guru sebagai laporan dan evaluasi atas hasil belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar.
Penilaian berbasis kelas memusatkan penilaian kepada siswa sebagai umpan balik untuk mengetahui kamampuan siswa pada kompetensi yang
diajarkan sekaligus memperbaiki kesulitan siswa pada kompetensi tertentu. Hasil penilaian berbasis kelas memungkinkan guru membuat keputusan dan perlakuan
yang tepat pada setiap siswa. Penilaian berbasis kelas merupakan salah satu jenis penilaian yang berdasar dari Kurikulum 2006. Pada penerapannya, guru
diharuskan mampu menerapkan penilaian berbasis kelas dalam kegiatan belajar mengajar sesuai prinsip penilaian. Hasil data diperoleh dari wawancara,
pengamatan, dan analisis dokumen yang digunakan guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 9 Yogyakarta.
Hasil wawancara menunjukkan semua guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 9 Yogyakarta telah memahami konsep penilaian berbasis kelas sebagai
jenis penilaian secara terpadu untuk mengetahui serta menganalisa kemampuan siswa, dan guru telah menerapkannya pada kegiatan pembelajaran. Pahamnya
guru tentang konsep penilaian berbasis kelas ditunjukkan dengan pernyataan guru yang mampu menjabarkan maksud, konsep penilaian berbasis kelas, dan
penerapannya pada waktu wawancara. Pernyataan masing-masing guru disajikan dalam transkrip wawancara pada Lampiran 4.
Pelaksanaan penilaian berbasis kelas yang baik harus diikuti rancangan penilaian yang optimal. Rancangan penilaian diharapkan mampu menggambarkan
pelaksanan pembelajaran yang menyeluruh. Setiap pergantian kurikulum, pemerintah selalu membekali guru dengan beberapa panduan penilaian beserta
prosedur penerapannya.
Panduan tersebut
dijadikan pegangan
ketika melaksanakan pembelajaran di kelas. Untuk menyusun rancangan pelaksanaan
penilaian berbasis kelas, guru diharuskan memiliki panduan penilaian, seperti Permendiknas No. 20 Tahun 2007 2007: 5-6 yang menjelaskan perencanaan
penilaian dilakukan pada waktu penyusunan RPP berupa penjabaran dari silabus. Pada kegiatan penyusunan RPP, guru menyusun penilaian dan model penilaian
yang digunakan sesuai dengan KD yang akan diujikan. Panduan model penilaian kelas menjelaskan perencanaan penilaian
berbasis kelas meliputi kegiatan menjabarkan SK menjadi beberapa KD dan indikator pembelajaran. Setiap indikator ditentukan Kriteria Ketuntasan Minimal
KKM, selanjutnya SK, KD, dan indikator dimetakan untuk menetapkan model penilaian yang akan digunakan BSNP, 2007: 41-44. Model penilaian berbasis
kelas yang dapat digunakan beragam, seperti penilaian unjuk kerja, proyek, produk, portofolio, diri, sikap, dan tertulis Depdiknas c, 2004: 9-32. Mengacu
pada hal tersebut, semua guru telah mengaplikasikan panduan penilaian sebagai acuan dalam menyusun RPP. Hasil analisis dokumen menunjukkan bahwa
komponen dalam RPP telah mengacu pada perencanaan penilaian berbasis kelas. Evektivitas guru mengikuti pelatihan tentang penilaian turut
mempengaruhi guru dalam melaksanakan penilaian di kelas. Keterlibatan guru