3. Kendala Guru dalam Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas
Kendala yang muncul dalam pelaksanaan penilaian merupakan hal yang wajar dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan penilaian berbasis kelas yang
sudah dirancang, pada penerapannya selalu mencul beberapa hambatan. Hambatan tersebut membuat pelaksanaan penilaian berbasis kelas tidak dapat
dilaksanakan secara optimal. Kendala yang dialami guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 9 Yogyakarta dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas
umumnya beragam. Secara umum kendala tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu kendala yang muncul dari siswa dan kendala keterbatasan waktu.
Berdasarkan hasil penelitian Saputri 2015: 41 kendala yang dialami guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Ngemplak serupa dengan kendala yang
ditemukan di SMP Negeri 9 Yogyakarta. Kendala dari keterbatasan waktu dan siswa menjadi kendala yang mendominasi. Sementara, hasil wawancara dari
empat guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Ngelmpak menjelaskan turut mengalami kendala dari siswa. Adapun penjelasan kendala yang dialami guru
Bahasa Indonesia di SMP Negeri 9 Yogyakarta adalah sebagai berikut.
a. Siswa
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, diketahui bahwa guru mengalami kendala dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas walaupun
kendala yang muncul tidak mempersulit atau menghambat guru melaksanakan KBM. Kendala yang muncul dalam pelaksanaan penilaian adalah dari siswa, di
antaranya: 1 pada peniliaan tertuis ditemukan banyak penggunaan kata yang tidak sesuai EYD; 2 siswa kesulitan menentukan gagasan; 3 terdapat siswa
yang mengerjakan tugas asal mengerjakan tanpa memperdulikan hasil, dan; 4 pada awal pembelajaran suasana kelas kurang kondusif.
Hasil pengamatan menunjukkan guru mengalami kendala terutama kendala yang ditimbulkan oleh siswa. Pada pelaksanaan di kelas, kendala dari
faktor siswa tidak dialami oleh semua guru. Kendala siswa dialami guru J pada KD 11.2 pada 23 April 2016. Data disajikan dalam catatan pengamatan guru J
pada Lampiran 7C. Kendala yang dialami berupa kurang kondusifnya siswa sebelum KBM dimulai. Siswa terlihat saling berargumen secara tidak teratur,
sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif. Data disajikan dalam catatan pengamatan guru S pada Lampiran 7k. Sementara kendala siswa belum ditemukan
ketika waktu pengamatan pada guru R, dikarenakan waktu penelitian yang disediakan pihak sekolah telah selesai.
b. Keterbatasan Waktu
Kendala dari segi waktu turut menjadi hambatan guru dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas. Hambatan waktu menjadi kendala yang
paling sering terjadi selama kegiatan pengamatan. Hambatan dari keterbatasan waktu, di antaranya: 1 siswa menganggap waktu yang diberikan guru ketika
memberikan tugas masih kurang; 2 untuk kompetensi tertentu, pelaksanaan penilaian tidak sejalan dengan rancangan yang dibuat; 3 tidak terlaksananya
kegiatan belajar mengajar dikarenakan berbenturan dengan agenda sekolah tidak terprogram, terpogram, dan incidental; 4 terdapat siswa yang belum selesai
mengerjakan tugas, sedangkan waktu pengerjaan telah selesai.