11 dilaksanakan tertutama melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
PKn dan IPS. Metode yang digunakan guru untuk menanamkan nilai nasionalisme dalam pembelajaran PKn adalah permainan. Media yang
digunakan guru hanya terbatas LKS dan kertas soal atau kertas jawaban saja. Hal tersebut disebabkan karena adanya berbagai faktor sehingga menyulitkan
guru dalam mempersiapkan media yang cocok digunakan dalam menanamkan nilai nasionalisme kepada siswa.
Dalam pelaksanaannya, penanaman nilai nasionalisme di SD Negeri Mejing masih mengalami beberapa kendala dari berbagai pihak seperti
sekolah, guru yang bersangkutan, serta siswanya sendiri. Hal tersebut dapat diketahui dari beberapa usaha-usaha sekolah dan guru melalui berbagai
program untuk melaksanakan penanaman nilai nasionalisme. Salah satu program tersebut adalah menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pelajaran
dimulai. Seharusnya dengan pembiasaan tersebut, siswa setidaknya sudah hafal dengan lagu Indonesia Raya, tetapi ternyata banyak siswa yang belum
hafal. Kasus tersebut menarik penulis untuk mengetahui lebih jauh bagaimana penanaman nilai nasionalisme pada anak dalam proses pembelajaran di kelas
yang dilakukan oleh guru kelas III di SD tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Pendidikan Indonesia saat ini memiliki karakter negatif.
2. Pendidikan di era modern menitik beratkan pada pendidikan bebas nilai.
12 3.
Siswa SD banyak yang tidak hafal lagu kebangsaan Indonesia. 4.
Siswa SD banyak yang tidak hafal naskah Pancasila. 5.
Akhir-akhir ini ditemukan kasus tawuran yang melibatkan pelajar Sekolah Dasar.
6. Guru di SD Negeri Mejing khususnya guru kelas III terlihat lebih
konsisten dalam melakukan pendidikan nilai nasionalisme dalam pembelajaran dibandingkan dengan guru kelas VI.
7. Belum diketahuinya pelaksanaan pendidikan nilai nasionalisme di kelas III
SD Negeri Mejing.
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan pendidikan nilai nasionalisme dalam proses
pembelajaran di kelas III SD Negeri Mejing Kecamatan Kalibawang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan fokus penelitian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan nilai nasionalisme dalam proses
pembelajaran di kelas 3 SD Negeri Mejing Kecamatan Kalibawang? 2.
Adakah hambatan dalam pelaksanaan pendidikan nilai nasionalisme dalam proses pembelajaran di kelas III SD Negeri Mejing Kecamatan
Kalibawang?
13
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan nilai nasionalisme dalam proses
pembelajaran di kelas III SD Negeri Mejing Kecamatan Kalibawang. 2.
Mendeskripsikan hambatan pendidikan nilai nasionalisme yang dilakukan di kelas III SD Negeri Mejing Kecamatan Kalibawang.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, diantaranya:
a. Mahasiswa PGSD sebagai Calon Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa PGSD sebagai calon guru untuk menambah pengetahuan mengenai pendidikan nilai
nasionalisme pada siswa Sekolah Dasar. b.
Guru Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru sebagai masukan
untuk merancang proses pembelajaran dalam rangka pendidikan nilai nasionalisme dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat
memanfaatkannya sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki dan menyempurnakan metode dan media pembelajaran yang tepat digunakan
dalam melakukan pendidikan nilai nasionalisme.
14 c.
Peneliti Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti untuk menambah
pengetahuan, keterampilan, dan wawasan mengenai pelaksanaan pendidikan nilai nasionalisme dalam proses pembelajaran di kelas 3 SD
Negeri Mejing Kecamatan Kalibawang. d.
Pihak Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak sekolah sebagai
bahan kajian dan masukan untuk merancang program sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pelaksanaan pendidikan nilai
nasionalisme pada siswa.
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA