41 yang secara emosional mengikat banyak orang menjadi satu bangsa.
Bangsa menjadi sumber rujukan dan ketaatan tertinggi bagi setiap individu sekaligus identitas nasional Ita Mutiara Dewi, 2008: 3.
Mohamad Mustari 2014: 155 menjelaskan bahwa nasionalis adalah cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. Menurut Winner
Silaban 2012: 1, nasionalisme merupakan suatu paham kebangsaan yang timbul karena adanya perasaan senasib dan sejarah serta kepentingan
untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu berdaulat dan maju dalam satu kesatuan bangsa, negara dan cita-cita
bersama guna mencapai dan memelihara serta mengabdikan identitas persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan negara kebangsaan
yang bersangkutan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
nasionalisme adalah suatu paham, bentuk pemikiran, cara pandang, bersikap dan berbuat yang timbul karena adanya perasaan senasib yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik bangsa, serta
menganggap bangsa sebagai bentuk organisasi politik yang ideal.
3. Unsur-unsur Nasionalisme
Nasionalisme secara konseptual memiliki makna yang beragam. Ada yang mengartikan nasionalisme sebagai 1 kulturnation dan
42 staatnation; 2 loyalitas etnis dan nasional dan keinginan menegakkan
negara; 3 identitas budaya dan bahasa, dan sebagainya Ita Mutiara Dewi, 2008: 2.
Menurut Decki Natalis dalam Winner Silaban 2012: 1, nasionalisme merupakan filsafat politik dan sosial yang menganggap
kebaikan bangsa paling utama. Konsepsi tersebut menggambarkan semangat yang lebih untuk kesejahteraan dan kemajuan nasional sehingga
menjadi suatu gerakan sosial atau aliran rohaniah yang dapat mempersatukan rakyat kedalam bangsa yang membangkitkan massa dalam
keadaan politik dan sosial yang aktif maka dengan ini negara menjadi milik seluruh rakyat sebagai keseluruhan. Secara obyektif nasionalisme
mengandung unsur-unsur seperti bahasa, ras, etnik, agama, peradaban, wilayah, negara dan kewarganegaraan. Ini merupakan faktor-faktor atau
unsur-unsur pokok nasionalisme yang objektif dan sangat kuat membentuk nasionalisme serta membantu mempercepat proses evolusi nasionalisme
ke arah pembentukan negara nasional. Soekarno dalam Winner Silaban 2012: 4 berpandangan bahwa
syarat terbentuknya nasionalisme itu adalah kehendak untuk bersatu. Dengan perkataan lain, Soekarno memahami nasionalisme itu sebagai
suatu gagasan pemersatu yang potensial yang dapat mempertemukan adanya perbedaan yang saling bertentangan dalam masyarakat Indonesia.
Adapun nilai-nilai nasionalisme menurut Abu Ahmadi dan M. Dalyono 1996:129, yaitu: a menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan
43 keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok,
dan b cinta tanah air dan bangsa Indonesia, sehingga sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa.
Sedangkan menurut Sartono Kartodirjo 1999: 60 dalam nasionalisme
memuat tentang
kesatuanunity, kebebasanliberty,
kesamaanequality, demokrasi, kepribadian nasional serta prestasi kolektif. Nasionalisme berakar dari timbulnya kesadaran kolektif tentang ikatan
tradisi dan diskriminasi pada masa kolonial yang sangat membatasi ruang gerak bangsa Indonesia. Reaksi terhadap situasi itu merupakan kesadaran
untuk membebaskan diri dari tradisi dan untuk melawan pengingkaran terhadap identitas bangsa. Sedangkan nilai yang terkandung dalam
nasionalisme Indonesia menurut Ki Supriyoko 2001: 2 seperti persatuan dan kesatuan, perasaan senasib, toleransi, kekeluargaan, tanggungjawab,
sopan santun dan gotong royong. Dari beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa nasionalisme
mengandung banyak unsur, diantaranya adalah rela berkorban, toleransi, tanggungjawab, sopan santun, serta gotong royong. Adapun penjelasannya
sebagai berikut: a.
Toleransi Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya Puskur dalam Qiqi Yuliati Zakiyah dan A. Rusdiana,
2014: 112. Sejalan dengan pendapat tersebut, pengertian toleransi
44 menurut Kementerian Pendidikan Nasional dalam Suyadi 2013: 8
adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis,
pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut.
Menurut Thomas Lickona 2012: 75 toleransi merupakan sebuah sikap yang memiliki kesetaraan dan tujuan bagi mereka yang
memiliki pemikiran, ras, dan keyakinan berbeda-beda. Toleransi adalah sesuatu yang membuat dunia setara dari berbagai bentuk perbedaan.
b. Tanggungjawab
Tanggungjawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial dan budaya, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa Puskur dalam Qiqi Yuliati Zakiyah
dan A. Rusdiana, 2014: 113. Cara menjadi seseorang yang penuh tanggungjawab adalah
sebagai berikut Muchlas Samani dan Hariyanto, 2013: 56. 1
Jadilah orang yang dapat diandalkan, jika engkau sepakat untuk mengerjakan sesuatu, kerjakanlah.
2 Jalankanlah urusanmu dengan baik. Jangan melakukan hal lain
semata-mata karena kau menganggap hal itu perlu engkau lakukan. Fokuslah.
3 Bertanggung jawablah pada apa pun yang engkau lakukan, jangan
menyalahkan orang lain, atau sekedar minta maaf karena kesalahan yang engkau perbuat.
4 Gunakan otakmu, pikirlah sebelum bertindak, pikirkanlah akibat-
akibat dari perbuatanmu.
45 c.
Sopan santun Muchlas Samani dan Hariyanto 2013: 51 menjelaskan bahwa
santun adalah sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang. Inti bersifat santun yaitu
berperilaku interpersonal sesuai tataran norma dan adat istiadat setempat. Selain itu, ada beberapa hal terkait perilaku santun menurut
Muchlas Samani dan Hariyanto 2013: 131 yakni sebagai berikut. Santun kepada guru kita adalah kita harus memuliakan dirinya,
menghargai kesediaannya untuk mengajari kita, menyimak dengan baik kata-katanya,
memperhatikan ajaran-ajaran
yang diberikannya,
menunjukkan kesungguhan kita dengan memusatkan pikiran kita hanya kepada dirinya, menunjukkan kepada dirinya kepahaman kita atas
ajaran-ajarannya, memurnikan hati kita dan mengosongkan pikiran kita dari keinginan-keinginan kita yang tidak ada hubungan dengan
ajarannya, serta menatapnya dengan penuh perhatian. d.
Gotong royong Gotong royong menurut Muchlas Samani dan Hariyanto 2013:
51 artinya mau bekerja sama dengan baik, berprinsip bahwa tujuan akan lebih mudah dan cepat tercapai jika dikerjakan bersama-sama,
tidak memperhitungkan tenaga untuk saling berbagi dengan sesama, mau mengembangkan potensi diri untuk dipakai saling berbagi agar
mendapatkan hasil yang terbaik, tidak egois.
46 Adapun menurut Mohamad Mustari 2011: 195-197 yang menjadi
indikasi bahwa bersikap nasionalis yaitu menghargai jasa para tokohpahlawan nasional, bersedia menggunakan produk dalam negeri,
menghargai keindahan alam dan budaya Indonesia, hapal lagu kebangsaan, memilih berwisata dalam negeri, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya
dijabarkan sebagai berikut. a.
Menghargai jasa para tokohpahlawan nasional Menghargai jasa para tokohpahlawan nasional adalah hal yang
sudah semestinya ditanamkan kepada generasi muda. Jangan sampai mereka berada atau tinggal di sebuah jalan yang bernama seorang
pahlawan, namun tidak tahu siapa dia. b.
Bersedia menggunakan produk dalam negeri Bersedia menggunakan produk dalam negeri pun harus
ditanamkan kepada kita semua. Demikian karena kita harus menghormati karya kita sendiri. Mengapa orang lain banyak
memborong pakaian yang berasal dari kita, sementara kita mau belanja dengan merk-merk asing? Orang memborong karya kita karena
memang karya kita itu berkualitas, apalagi dengan ditambah harganya yang murah. Yang terpenting adalah bahwa kita itu berpakaian,
menurut aurat, dan kualitasnya tahan lama. c.
Menghargai keindahan alam dan budaya Indonesia Menghargai keindahan alam dan budaya Indonesia juga harus
dipupuk kepada anak-anak kita, karena memang Indonesia adalah indah
47 dari segi alam dan budaya. Sebegitu hebatnya budaya kita, sehingga
negara tetangga kita Malaysia, merasa perlu untuk mengakui bahwa budaya kita itu adalah budaya Malaysia juga, seperti dalam klaim atas
Reog Ponorogo. Supaya para turis asing itu tidak hanya pergi ke Bali, mereka pun bikin iklan di National Geographic dengan disisipi Tari
Pendet, beberapa waktu lalu. Untuk itu kita perlu, misalnya, untuk mempatenkan semua khas alamiah dan budaya kita kepada dunia.
Namun untuk upaya tersebut diperlukan adanya semangat nasionalisme yang tinggi.
d. Hafal lagu kebangsaan, lagu wajib dan lagu daerah
Lagu kebangsaan, lagu wajib dan lagu daerah harus diajarkan dan dihafal oleh anak-anak kita. Sebab dengan lagu-lagu tersebut
mereka akan terbawa kembali kealam perjuangan orangtua mereka dalam memerdekakan negeri ini, mempertahankan kemerdekaan negeri
ini, dan juga dalam berjuang membangun negeri ini. Heroisme kenegaraan perlu terus diperdengarkan kepada khalayak bahwa kita
masih ada, dan akan terus ada. e.
Memilih berwisata dalam negeri Memilih berwisata dalam negeri adalah sikap terpuji untuk
menumbuhkan dan melanggengkan rasa nasionalisme kita. Kita harus mengenal, lebih dari orang asing, akan negeri kita sendiri. Orang-orang
asing berbondong-bondong ke negeri kita untuk berwisata, melakukan penelitian, membuat film, melakukan usaha, melakukan eksplorasi, dan
48 sebagainya, sementara kita lebih bangga pergi ke luar negeri. Yang
penting adalah kita mengenali negeri kita dulu baru setelah itu banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari negeri ini untuk kita sendiri dan rakyat
Indonesia pada umumnya. Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
nasionalisme mengandung beberapa unsur, yaitu rela berkorban, toleransi, tanggungjawab, sopan santun, gotong royong, menggunakan produk dalam
negeri, serta hafal dengan lagu kebangsaan, lagu wajib dan lagu daerah.
C. Pendidikan Nilai Nasionalisme dalam Pembelajaran