15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Nilai
1. Pengertian Pendidikan Nilai
Menurut Tatang M. Amirin 2011: 2 istilah pendidikan pada umumnya dimaksudkan sebagai segala bentuk kegiatan didik-mendidik
interaksi antara orang yang mendidik dan orang yang dididik, antara pendidik dan pedidik. Dalam kalimat yang lebih rinci, pendidikan
merupakan penyampaian pengetahuan, nilai, dan kecakapan oleh pendidik kepada pedidik. Sedangkan menurut Sugihartono, dkk. 2012: 3
pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun
kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Qiqi Yuliati Zakiyah dan Rusdiana 2014: 14-15 menjelaskan bahwa nilai adalah segala hal yang berhubungan dengan tingkah laku
manusia mengenai baik atau buruk yang diukur oleh agama, tradisi, etika, moral, dan kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat. Dalam kehidupan
sehari-hari, nilai
merupakan sesuatu
yang berharga,
bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Secara konseptual, pendidikan nilai merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan, karena pada
dasarnya tujuan akhir dari pendidikan sebagaimana tersurat dalam UU RI
16 No. 20 Tahun 2003 T
entang Sisdiknas Pasal 3 adalah “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertangg ung jawab.” Pendidikan nilai secara substantif melekat pada nilai
aqidah keagamaan, nilai sosial keberagaman, nilai kesehatan jasmani dan rohani, nilai keilmuan, nilai kreativitas, nilai kemandirian, dan nilai
demokratis yang bertanggung jawab Udin S. Winataputra, 2011: 2.10. Menurut Darmiyati Zuchdi 2009: 76 pendidikan karakter
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pendidikan nilai lih. Howard Kirschenbaum, 1995, juga tidak jauh berbeda dengan pendidikan moral
lih. Hamid Darmadi, 2007. Pendidikan karakter oleh para pendidik sering disebut sebagai pendidikan watak, adalah sebuah proses pembelajaran
untuk menanamkan nilai-nilai luhur, budi pekerti atau akhlak mulia yang berakar pada ajaran agama, adat istiadat dan nilai-nilai ke-Indonesiaan
dalam rangka mengembangkan kepribadian peserta didik supaya menjadi manusia yang bermartabat, menjadi warga bangsa yang berkarakter sesuai
dengan nilai-nilai luhur bangsa dan agama Darmiyati Zuchdi, 2009: 76. Dalam kondisi masyarakat seperti dewasa ini, pendidikan nilai bagi
anak merupakan hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan pada era global, anak akan dihadapkan pada banyak pilihan tentang nilai yang
mungkin dianggap baik. Pertukaran dan penurunan nilai-nilai penting dalam masyarakat akan mungkin terjadi dengan mudah, misalnya nilai
17 nasionalisme. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Darmiyati Zuchdi
2009: 76-77 bahwa nilai yang perlu dikembangkan dan ditanaman kepada peserta didik untuk membangun karakter bangsa antara lain:
keimanan, ketaqwaan, keadilan, kesetaraan, nasionalisme, patriotisme, kemandirian, jati diri bangsa, demokrasi, tanggung jawab, kearifan,
toleransi, menghormati sesama. Maka dari itu, untuk menumbuhkan dan menanamkan nilai
nasionalisme pada diri anak perlu dilakukan berbagai upaya yang dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah, pendidik maupun
masyarakat. Hal ini dilakukan agar generasi muda Indonesia tidak kehilangan identitas nasionalnya. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan nilai adalah suatu upaya secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia mengenai baik atau buruk
agar menjadi manusia yang bermartabat, menjadi warga negara yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa dan agama.
2. Metode Pendidikan Nilai