Rumah keluarga Briest Saran

201 panas matahari yang menghanguskan. Fontane, Effi Briest, 2008: 136-137 Roswitha war gleich bereit, trat aber noch einmal an das Grab, brummelte was vor sich hin und machte ein Kreuz. Und dann gingen sie den schattigen Gang hinunter und wieder auf das Kirchhofstor zu. Roswitha siap dengan segera, menginjak tapi sekali lagi pada makam itu, menggerutu apa yang di sana dan membuat sebuah salib. Dan kemudian ia pergi ke bawah ke gang yang teduh dan kembali ke gerbang pemakaman di halaman gereja. Fontane, Effi Briest, 2008: 141

5. Bukit Pasir di Kessin

MTP MKT MSH MS »Sei heute nachmittag wieder in den Dünen, hinter der Mühle. Bei der alten Adermann können wir uns ruhig sprechen, das Haus ist abgelegen genug. Du mußt Dich nicht um alles so bangen. Wir haben auch ein Recht. Und wenn Du Dir das eindringlich sagst, wird, denke ich, alle Furcht von Dir abfallen. Das Leben wäre nicht des Lebens wert, wenn das alles gelten sollte, was zufällig gilt. Alles Beste liegt jenseits davon. Lerne Dich daran freuen.« »Sore ini di bukit pasir, di belakang penggilingan. Dari orang tua berbakat kita bisa berbicara dengan tenang, Rumah itu cukup terpencil. Kamu tidak harus cemas akan semua itu. Kita juga benar. Dan jika kamu berkata dengan tegas, akan menjadi, pikirku, semua ketakutamu runtuh. Hidup akan tidak bernilai hidup, jika semua seharusnya berlaku, apa secara kebetulan berlaku. Semua yang terbaik terletak di seberang. Belajarlah kamu dengan senang.« Fontane, Effi Briest, 2008: 286-287

6. Hutan

MTP MKT MSH MS Ein Zittern überkam sie, und sie schob die Finger fest ineinander, um sich einen Halt zu geben Gedanken und Bilder jagten sich, und eines dieser Bilder war das Mütterchen in dem Gedichte, das die »Gottesmauer« hieß, und wie das Mütterchen, so betete auch sie jetzt, daß Gott eine Mauer um sie her bauen möge. Zwei, drei Male kam es auch über ihre Lippen, aber mit einemmal fühlte sie, daß es tote Worte waren. Sie fürchtete sich und war doch zugleich wie in einem Zauberbann und wollte auch nicht heraus. »Effi«, klang es jetzt leise an ihr Ohr, und sie hörte, daß seine Stimme zitterte. Dann nahm er ihre Hand und löste die Finger, die sie noch immer geschlossen hielt, und überdeckte sie mit heißen Küssen. Es war ihr, als 202 wandle sie eine Ohnmacht an. Rasa gemetar meyelimutinya, dan ia menyembunyikan jari tangannya bersamaan, untuk memberikan istirahat pada pikiran dan memburu gambar-gambar, dan salah satu dalam gambar-gambar itu adalah ibu muda dalam puisi, yang bernama »Gottesmauer« atau “Tembok Tuhan”, dan seperti ibu muda, sehingga sekarang ia juga berdoa, bahwa Tuhan akan membangun dinding di sekitar mereka. Dua atau tiga kali juga melewati bibirnya, tapi tiba-tiba ia merasa, bahwa ada kata mati. Ia takut, dan pada saat yang bersamaan seperti dalam pengaruh dan juga tidak ingin keluar. »Effi«, terdengar lembut di telinganya, dan ia mendengar, bahwa suaranya bergetar. Kemudian ia mengambil tangannya dan melepaskan jari-jarinya yang masih tertutup, dan menghujaninya dengan ciuman panas. Itulah Effi yang serasa mau pingsan. Fontane, Effi Briest, 2008: 200 7. Berlin MTP MKT MSH MS ...lange Zeit – sie waren schon im siebenten Jahr in ihrer neuen Stellung – vergangen war, wurde der alte Rummschüttel, der auf dem Gebiet der Gynäkologie nicht ganz ohne Ruf war, durch Frau von Briest doch schließlich zu Rate gezogen. Er verordnete Schwalbach. Weil aber Effi seit letztem Winter auch an katarrhalischen Affektionen litt und ein paarmal sogar auf Lunge hin behorcht worden war, so hieß es abschließend: »Also zunächst Schwalbach, meine Gnädigste, sagen wir drei Wochen, und dann ebensolange Ems. Bei der Emser Kur kann aber der Geheimrat zugegen sein. Bedeutet mithin alles in allem drei Wochen Trennung. Mehr kann ich für Sie nicht tun, lieber Innstetten.« ...waktu yang lama- ia sudah tujuh tahun di tempat barunya- berlalu, Rummschuttel yang tua akan menghubungi Ibu Briest dari daerahnya ginekologiilmu kedokteran kandungan dan kebidanan untuk memindahkan ke angsuran. Ia menentukan Schwalbach. Karena Effi sejak musim dingin terakhir juga mempunyai penyakit masuk angin dengan hidung berlendir dan bahkan beberapa kali sakit paru-paru, sehingga itu sebagai penutup: » Maka pertama-tama Schwalbach, Nyonya yang terhormat, kita katakan tiga minggu, dan kemudian selama Ems. Dari perobatan di Ems bisa tapi dewan penasehat hadir. Berarti dengan itu semua pemisahan dalam tiga minggu. Saya tidak bisa berbuat banyak untuk Anda, Innstetten yang baik.« Fontane, Effi Briest, 2008: 275 Dann kam der dritte Brief. »...Sei heute noch einmal an der alten Stelle. Wie sollen meine Tage hier verlaufen ohne Dich In diesem