1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Wellek dan Warren, 1990: 3. Karya sastra yang muncul tentulah bersumber dari suatu hal
yang menarik, indah, ataupun terlahir dari kejadian yang tabu sehinga membuat seseorang untuk membuat atau menghasilkannya. Wellek dan Warren 1990: 11
juga menambahkan bahwa, sastra adalah sesuatu yang tertulis atau tercetak serta dibatasi hanya pada
“mahakarya” great book, yaitu buku-buku yang dianggap “menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya”. Sumardjo dan Saini 1997: 3
berpendapat, sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran
kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Karya sastra Jerman Literarische Gattungen terbagi menjadi 3 jenis,
yaitu ; Prosa, Drama, Lyrik, atau Prosa, Drama, Puisi. Yang termasuk dalam karya sastra Prosa yaitu di antaranya; Epos, Roman, Novelle, Kurzgeschichte,
Anekdote, Märchen, Fabel, dan Legende. Kemudian yang termasuk dalam karya sastra Drama terdapat tiga jenis yaitu Tragödie, Komödie dan Tragikomödie.
Sedangkan dalam karya sastra Lyrik di antaranya yaitu; GedichtPoesie, Ballade, Sonett dan Lied Gigl, 2012.
Salah satu karya sastra yang sangat terkenal di masyarakat adalah karya sastra prosa, seperti roman, novel, cerpen, dongeng, dan fabel. Dalam hal ini
2
peneliti akan menganalisis suatu karya sastra prosa, yaitu roman. Nurgiyantoro 2013: 18 berpendapat bahwa roman menceritakan tokoh sejak dari ayunan
sampai ke kubur dan lebih banyak melukiskan seluruh kehidupan pelaku, mendalami sifat watak, dan melukiskan sekitar tempat hidup. Peneliti memilih
roman sebagai karya sastra yang diteliti karena roman merupakan karya sastra yang dapat menghibur di segala kalangan masyarakat dari anak kecil sampai
orang tua. Masyarakat juga dapat membaca karya sastra roman di setiap waktu dan tempat, sehingga tidak ada batasan. Roman mempunyai daya tarik tersendiri
untuk peneliti, karena menceritakan suatu cerita yang sangat lengkap, yaitu dari awal sang tokoh muncul sampai akhir hayatnya. Konflik yang timbul dan cerita
yang lengkap membuat pembaca ingin menyelesaikan membaca suatu roman. Karena dengan membaca roman sampai akhir, pembaca dapat mengetahui alur
cerita, konflik serta mendapatkan pelajaran moral yang baik. Salah satu roman yang terkenal dari Jerman adalah Roman Effi Briest
karya sastrawan Jerman, Theodor Fontane. Roman ini merupakan salah satu masterpiece dari Fontane dan menceritakan tentang seorang gadis remaja yang
berumur 17 tahun Effi, ia mengalami kisah cukup tragis yang diawali oleh perjodohan dari orangtuanya. Ia dijodohkan dengan lelaki yang usianya jauh lebih
tua darinya. Lelaki itu bernama Baron, usianya 38 tahun yang seusia dengan ibu Effi. Hidup Effi sangat berwarna, mulai dari bahagia bersama anak perempuannya
Annie dan suaminya hingga suatu hari terdapat masalah besar dalam hidupnya. Konflik memuncak setelah Effi bertemu dan menjalin hubungan dengan Mayor
Crampas, teman kerja suaminya. Akhirnya ia harus melanjutkan hidupnya sendiri
3
karena ditinggalkan suaminya. Ia hidup ditemani pembantu rumah tangga setianya Roswitha dan meninggal di usia yang masih muda, 29 tahun.
Cerita roman Effi Briest dibuat mulai tahun 1889 sampai tahun 1894 kemudian dicetak pada tahun 1894 sampai 1895 dan diterbitkan pertama kali di
Berlin pada tahun 1896. Alasan peneliti meneliti roman ini karena; yang pertama, peneliti terkesan saat membaca roman Effi Briest karena kisahnya sangat klasik
menggambarkan pernikahan bukan atas nama cinta tetapi karena keinginan orang tua yang dilatarbelakangi dengan derajat sosial. Cerita ini sungguh berbeda
dengan kenyataan di zaman sekarang ini. Alasan yang kedua, tokoh-tokoh yang berperan dalam roman ini sangat kuat membangun cerita dengan berbagai
karakternya, banyak tokoh pendukung yang bermunculan dan mempengaruhi jalan cerita atau alurnya. Kemudian alasan yang ketiga, setting atau latar yang
digunakan dalam roman ini juga sangat menarik, yaitu kota-kota kecil tua di negara Jerman pada zaman pemerintahan Bismarck saat Jerman masih dalam
bentuk negara Prusia. Alasan yang terakhir, permasalahan atau konflik yang muncul juga dapat memberikan pelajaran moral yang baik untuk pembaca. Selain
empat alasan di atas, roman ini adalah roman yang paling populer dari sastrawan Theodor Fontane. Roman Effi Briest telah diterjemahkan ke bahasa Inggris dan
juga difilmkan pada tahun 1974 dan pada tahun 2009 Anonym. Fontane Effi Briest. 2002. http:www.dieterwunderlich.deFassbinder_Briest.htm sehingga
membuat peneliti semakin ingin mengetahui lebih mendalam mengenai keseluruhan ceritanya. Peneliti juga ingin mengetahui lebih mendalam mengenai
4
hubungan antar unsur seperti alur, tokoh, latar serta sudut pandang dari roman Effi Briest yang membangun cerita sehingga membuat suatu kesatuan yang utuh.
Roman Effi Briest adalah karya sastra roman yang paling populer dari Theodor Fontane. Ia adalah sastrawan Jerman yang terkenal pada era Realismus
atau Realisme. Era atau epos ini terjadi pada tahun 1848-1890. Keadaan pada masa itu masih dalam negara Prusia, yaitu negara sebelum menjadi negara Jerman
seperti saat ini. Ciri khas karya sastra pada Epoche Realismus adalah sastrawan menggambarkan dan memaparkan apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada,
sehingga karya sastra yang muncul adalah keadaan yang mirip sekali dengan kenyataan yang terjadi di negara Prusia pada masa itu. Kehidupan sehari-hari
dengan segala seginya dari kerumahtanggaan dan kehidupan kerja merupakan bahan sastra terpenting dalam masa ini. Sastrawan Jerman yang hidup dan
berkarya dalam Epoche Realismus di antaranya Theodor Fontane 1819-1898, Richard Wegner 1813-1883, Friedrich Hebbel 1813-1863, Theodor Storm
1817-1888, Gottfried Keller 1819-1890 dan C.F. Meyer 1825-1898 Hardjapamekas, 1977: 167-173.
Theodor Fontane adalah sastrawan yang mempunyai daya ungkap keadaan yang luar biasa, usahanya mengungkapkan segala sesuatu secara nyata
Hardjapamekas, 1977: 173. Oleh karena itu peneliti meneliti salah satu karya dari Theodor Fontane. Berikut adalah biografi singkatnya, Heinrich Theodor
Fontane lahir pada tanggal 30 Desember 1819 di Neuruppin. Ayahnya adalah
seorang Apoteker, Fontane mengunjungi sekolah menengah di Neuruppin kemudian melanjutkan Gewerbeschule sekolah bekerja di Berlin. Setelah itu ia
5
praktik kerja sebagai Aphoteker sampai tahun 1844 di berbagai daerah seperti Berlin, Magdeburg, Leipzig dan Letschin. Kemudian pada tahun 1849 ia berhenti
bekerja sebagai apoteker dan kemudian bekerja sebagai karyawan di sebuah kantor. Tahun 1855-1859 ia tinggal di Inggris sebagai wartawan. Dari tahun 1860
sampai 1870 ia bekerja sebagai redaksi dari salah satu perusahaan koran di berlin Kreuz-
Zeitung”. Pada tahun 1870-1889 sebagai kritikus theater dari “Vosisschen Zeitung”. Kemudian ia bekerja sebagai sekertaris dari “Akademie
der Künste Berlin” dan sebagai penulis pada tahun 1876. Ia meninggal pada tanggal 20 September 1898 di rumahnya di Berlin, Jerman. Karya-karya dari
Theodor Fontane di antaranya Vor dem Sturm 1878, Grete Minde 1880, Wanderungen durch die Mark Brandenburg 1880,
L’Adultera 1882, Unterm Birnbaum1885, Irrungen, Wirrungen 1888, Effi Briest 1895, und die
Poggenpuhls1896 Anonym.
Theodor Fontane.
http:gutenberg.spiegel.deautortheodor-fontane-173. Dalam karya sastra roman pasti diceritakan siapa tokohnya, bagaimana
alur ceritanya, bagaimana konflik muncul, siapa yang menimbulkan konflik, bagaimana konflik tersebut berakhir, latarnya bagus atau tidak, serta
pengarangnya siapa. Hal tersebut karena suatu sastra terbentuk dari unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Unsur-unsur intrinsik merupakan unsur yang
terkandung di dalam karya sastra itu sendiri, seperti plot atau alur, tokoh, perwatakan, latar atau setting, tema, gaya bahasa dan sudut pandang yang saling
terkait antara satu dengan yang lainnya. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi juga berpengaruh terhadap karya sastra