Keterkaitan Unsur Alur, Tokoh, Latar dan Sudut Pandang Dalam

158 Innstetten baru saja kembali dari Varzin pukul enam pagi dan menangkis belaian Rollo, begitu pelan sebisa mungkin menarik mundur ke kamarnya. Ia membuatnya nyaman dan hanya menahan, bahwa Friedrich menutupinya dengan selimut untuk di perjalanan. Fontane, Effi Briest, 2008: 95 Sudut pandang yang digunakan dalam roman ini adalah sudut pandang orang ketiga. Fungsi sudut pandang pencerita ialah menceritakan dengan baik segala sesuatu yang terjadi dalam suatu cerita, hal ini di dukung oleh adanya alur, tokoh dan latar. Tanpa adanya unsur-unsur tersebut suatu cerita tidaklah menjadi kesatuan cerita yang sempurna. Kisah roman ini di akhiri dengan kejadian yang menyedihkan, yaitu meninggalnya Effi sang tokoh utama secara tragis. Darauf stand nichts als »Effi Briest« und darunter ein Kreuz. Das war Effis letzte Bitte gewesen: »Ich möchte auf meinem Stein meinen alten Namen wiederhaben; ich habe dem andern keine Ehre gemacht.« Und es war ihr versprochen worden. Dari itu berdiri »Effi Briest« dan sebuah salib. itu merupakan permintaan terakhir Effi: » aku ingin di makamku mendapatkan kembali nama lamaku; aku tidak mempunyai kewenangan untuk membuat yang lain. « dan itu yang ia katakan. Fontane, Effi Briest, 2008: 363-364 Effi meminta makamnya ditulis dengan nama lamanya karena ia merasa sudah tidak mempunyai kewenangan menggunakan nama suaminya. Ia merasa terhina karena sudah mengkhianati suaminya, sehingga terjadilah kisah yang tragis menimpa dirinya. Akhir cerita ini merupakan sebuah jawaban mengapa judul roman ini adalah Effi Briest. Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa unsur- unsur yang membangun roman ini ialah unsur alur, tokoh, latar tempat dan waktu, serta sudut pandang sehingga membuat satu kesatuan cerita. Semuanya terbentuk menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan serta saling mempengaruhi satu 159 sama lainnya. Unsur-unsur tersebut saling terkait dan koheren. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka berkuranglah daya tarik pada karya tersebut dan tentunya tidak bisa terbentuk menjadi sebuah cerita karya sastra yang baik.

G. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini tidak dipungkiri masih terdapat beberapa keterbatasan penelitian yang baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi hasil penelitian. Pertama, Roman Effi Briest karya Theodor Fontane ini berbahasa Jerman dan belum ada yang menerjemahkanya ke dalam bahasa Indonesia, sehingga peneliti menerjemahkan sendiri roman ini dengan keterbatasan bahasa Jerman yang dimiliki. Masih terdapat beberapa kata, frasa dan kalimat yang belum diterjemahkan secara baik dan benar. Kedua, terdapat kalimat-kalimat di dalam roman ini dalam bahasa Prancis, sehingga cukup menyulitkan peneliti. Ketiga, peneliti masih pemula sehingga memiliki banyak kekurangan baik dalam segi pengetahuan, penganalisisan maupun kinerja dalam melaksanakan penelitian. 160

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis struktural dalam roman Effi Briest karya Theodor Fontane dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Deskripsi Unsur Alur, Tokoh, Latar dan Sudut Pandang

a. Analisis unsur alur Handlung Berdasarkan analisis dari Marquaß, unsur alur dalam roman Effi Briest tebagi menjadi tiga bagian yaitu.

1 Bagian pertama, situasi awal Ausgangssituation yang memberikan

kemungkinan pada tokoh untuk melakukan tindakan. Ketika awal bertemunya Effi dengan Baron dan dijodohkan dengan Ibunya, hari pernikahan dan perjalanan bulan madu ke Italia. 2 Bagian kedua, tindakan atau tingkah laku Verhalten yang menjadi puncak konflik. Kehidupan Effi setelah menikah, Effi hamil dan melahirkan seorang anak perempuan, Effi dan Crampas melakukan hubungan terlarang atau berselingkuh, ketika Baron mengetahui perselingkuhan tersebut serta duel antara Baron dengan Crampas. 3 Bagian ketiga, hasil tindakan Ergebnis des Verhaltens yang menjadi penyelesaian permasalahan atau konflik. Crampas tewas dalam duel, perpisahan Baron dan Effi, dan meninggalnya Effi. 161 Dari uraian perjalanan alur di atas, maka alur dalam roman Effi Briest ini adalah alur maju. Hal tersebut dapat diketahui melalui bagian pertama, kedua dan ketiga yang merupakan suatu jalan cerita yang runtut. b. Analisis unsur tokoh Figur Unsur tokoh dan penokohan dalam roman Effi Briest sesuai dengan teori Marquaß terbagi menjadi berikut.

1 Karakterisasi tokoh Die Charakterisierung der Figuren

a Effi Effi Briest adalah tokoh utama wanita dalam roman ini, ia adalah anak perempuan tunggal yang berumur 17 tahun. Ciri luarnya, ia memiliki rambut pirang dan panjang serta matanya coklat. Ia pintar, berpendidikan dan bagian dari keluarga Briest yang merupakan keluarga bangsawan. Maka dari itu ia termasuk dalam strata sosial menengah ke atas. Dari perilakunya, ia terlihat memiliki sifat penurut, penolong, puitis, tetapi sering berbohong. Dari pikiran dan perasaannya ia memiliki sifat suka berangan-angan dan penakut. b Baron Baron adalah tokoh utama pria yang merupakan seorang Landrat atau pegawai tinggi negeri camat di kota Kessin. Ia adalah pria yang berumur 38 tahun yang berkarakter, berprinsip, sangat laki-laki, tampan dan baik. Baron juga memiliki badan yang ramping, berambut coklat dan bersikap militer. Terlihat dari pekerjaannya, ia termasuk dalam strata sosial menengah ke atas. Dari perilakunya, ia memiliki sifat disiplin, tanggung jawab, dan pekerja keras. Dilihat dari pikiran 162 dan perasaan, yaitu sikap dan cara berfikirnya ia memiliki sifat tegas dan penyayang. c Crampas Crampas merupakan salah satu tokoh penting dalam roman ini. Dilihat dari ciri luarnya, penampilannya begitu mempesona. Ia adalah laki-laki keturunan Polandia. Dari ciri sosialnya, yaitu pekerjaan, ia adalah seorang Mayor komando wajib militer. Pekerjaan tersebut menunjukkan bahwa ia juga termasuk dalam strata sosial menengah ke atas. Meskipun pendidikannya tidak diungkapkan dalam roman ini tetapi ia adalah laki-laki yang pintar. Dilihat dari perilakunya, ia memiliki sifat menarik dan banyak bicara. d Ibu Briest Dari ciri luar, ibu Briest berusia 38 tahun. Ia merupakan ibu Effi. Ia seusia dengan menantunya yaitu Baron. Dilihat dari asal usul keluarganya yaitu keluarga Briest, ia termasuk ke dalam strata sosial menengah ke atas. Dari perilakunya ia memiliki sifat otoriter, tetapi dilihat dari pikiran dan perasaannya ia adalah sosok ibu yang sangat penyayang. e Roswitha Roswitha adalah tokoh pembantu dalam roman ini yang berperan sebagai pembantu pengurus anak Effi. Umurnya sudah terbilang tua. Mulanya Roswitha adalah seorang Hauswirthin atau pemilik tanah yang merupakan seorang janda. Dilihat dari pekerjaannya atau ciri sosialnya, ia termasuk ke dalam strata sosial menengah ke bawah. Dari perilakunya ia memiliki sifat sopan dan setia. Dari pikiran dan perasaannya ia memiliki sifat penyayang. 163

2 Konstelasi tokoh Die Konstellation der Figuren

Hubungan antara Effi dan Baron adalah hubungan pertemanan partnerschaft. Konstelasi mereka mengalami perubahan seiring dengan jalannya cerita. Hubungan antara Effi dan Crampas adalah hubungan pertemanan partnerschaftlich dan konstelasi mereka bersifat stabil. Hubungan antara Effi dan Ibu Briest adalah hubungan pertemanan partnerschaftlich berdasarkan hubungan darah dalam keluarga dan konstelasi mereka bersifat stabil. Hubungan antara Effi dan Roswitha adalah hubungan pertemanan partnerschaftlich dan konstelasi mereka bersifat stabil. Hubungan antara Baron dan Crampas adalah hubungan sebagai lawan gegnerschaften dan konstelasi mereka mengalami perubahan seiring dengan jalannya cerita. Hubungan antara Baron dan Ibu Briest adalah hubungan pertemanan partnerschaftlich dan konstelasi mereka bersifat stabil.

3 Konsepsi tokoh Die Konzeption der Figuren

Effi adalah salah satu tokoh utama dan merupakan tokoh protagonis. Tokoh tersebut mempunyai karakter yang rumit komplex serta mengalami perubahan di dalamnya dynamisch serta bersifat terbuka offen. Baron adalah tokoh dengan karakteristik sederhana typisiert, tetapi mengalami perubahan di dalamnya dynamisch serta bersifat terbuka offen. Crampas adalah tokoh dengan karakteristik sederhana typisiert dan tidak mengalami perubahan di dalamnya statisch serta bersifat terbuka offen. Ibu Briest adalah tokoh dengan karakter sederhana typisiert, tidak mengalami perubahan statisch dan bersifat