Pelaksanaan Prakerin Identifikasi Masalah

siswa. Seharusnya kalau kita mengacu sesuai peraturan yang ada telah disebutkan bahwa Berdasarkan Permendiknas No 69 Tahun 2009 Tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Untuk Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah SDMI, Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah SMPMTs, Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah SMAMA, Sekolah Menengah Kejuruan SMK, Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa SMPLB, dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa SMALB, Biaya operasi nonpersonalia meliputi: biaya alat tulis sekolah ATS, biaya bahan dan alat habis pakai BAHP, biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan, biaya daya dan jasa, biaya transportasiperjalanan dinas, biaya konsumsi, biaya asuransi, biaya pembinaan siswaekstra kurikuler, biaya uji kompetensi, biaya praktek kerja industri, dan biaya pelaporan. Biaya praktek kerja industri prakerin adalah biaya untuk penyelenggaraan praktek industri bagi peserta didik SMK. Dari uraian tersebut sudah jelas bahwa tentunya segala pembiayaan operasional pelaksanaan Prakerin seperti buku panduan, buku kegiatan, surat menyurat, monitoring, evaluasi, uji kompetensi, dan sertifikat sepenuhnya diusahakan oleh sekolah dari alokasi dana yang sudah direncanakan sebelumnya sehingga tidak memberikan beban baru pada siswa calon peserta PSG.

4. Pelaksanaan Prakerin

Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan mengacu pada PP No. 17 Tahun 2010 sebagai acuan atau standar minimum yang harus dicapai. Isi program pendidikan dan pelatihan kejuruan tersebut harus disesuaikan dan diselaraskan dengan tuntutan lapangan kerja. Penyesuaian tersebut dilakukan bersama oleh SMK dengan institusi pasangannya dan hasilnya disepakati untuk dilaksanakan secara konsekuen. Kesepakatan program pendidikan dan pelatihan tersebut paling tidak meliputi : 1 standar akan dilaksanakan de dituntut dengan dunia dan pelatihan diperlu yang telah ditetapka pasangan SMK juga terdapat sinkronisasi programkurikulum p kapasitas mitra industr Menurut Direk 2008:2, Perancangan dalam pembelajaran, yang sesuai. Rancang kesiapan dunia kerja Hal ini diperlukan a prakerin tepat sasaran bawah menunjukkan a Dari diagram prakerin perlu dilaku ar kemampuan tamatan program pendidikan d dengan Prakerin harus jelas mengacu pada ia kerja, atau persyaratan profesi tertentu, 2 lukan untuk mencapai penguasaan standar ke kan. Maka dari itu kesiapan mitra industri ga harus diperhatikan. Perancangan ini per i antara kesiapan mitra industri dengan sekol pelaksanaan Prakerin yang telah dirancan stri terkait. rektorat Pembinaan Sekolah Menengah Ke an program prakerin tidak terlepas dari imple , yang membutuhkan metode, strategi dan ev ngan prakerin sebagai bagian pembelajaran pe ja mitra dalam melaksanakan pembelajaran ko agar dalam pelaksanaannya, penempatan pe ran sesuai dengan kompetensi yang akan dipe n alur kerja perancangan program prakerin. Gambar 1. Diagram Alir Prakerin di atas menunjukkan bahwa dalam pera kukan analisis terhadap kemampuan-kemam n dan pelatihan yang da pencapaian yang standar pendidikan kemampuan tamatan tri sebagai institusi erlu dilakukan agar olah. Hal ini supaya cang sesuai dengan ejuruan Depdiknas lementasi silabus ke evaluasi pelaksanaan perlu memperhatikan kompetensi tersebut. peserta didik untuk ipelajari. Diagram di erancangan program ampuan yang harus dikuasai peserta didik berdasarkan tuntutan standar kompetensi kompetensi dasar yang tertera dalam silabus. Analisis dimaksudkan untuk mendapatkan informasi kompetensi apa saja yang dapat dipelajari di sekolah dengan fasilitas yang tersedia dan kompetensi apa saja yang dipelajari di dunia kerja. Sedangkan khusus untuk pelaksanaan Prakerin di SMK materiisi pendidikan dan pelatihan meliputi lima komponen pokok Faozan Alfi, 1992:21, yaitu : 1 komponen pendidikan umum normatif, dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki karakter sebagai warga negara dan bangsa Indonesia, 2 komponen dasar penunjang adaptif, untuk memberi bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi, dan bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahun adan teknologi, 3 komponen teori kejuruan, untuk membekali pengetahun tentang dunia teknik dasar keahlian kejuruan, 4 komponen praktik dasar profesi, yaitu berupa latihan kerja untuk menguasai teknik bekerja secara baik dan benar sesuai dengan tuntutan persyaratan keahlian profesi, 5 komponen keahlian praktik profesi, yang berupa kegiatan bekerja secara terpogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja profesional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Supardi 1996 menunjukkan bahwa aspek faktor penilaian terhadap pendukung dan partisipasi pihak industri menilai baru mencapai tingkat sedang 40,00 . Artinya menurut pengetahuan pihak industri, bahwa faktor pendukung dan partisipasi terhadap program PSG baru sampai tingkat cukup dan masih harus ditambah lagi. Rendahnya penilaian pihak industri terhadap faktor pendukung dan partisipasi yang ada dapat berdampak buruk terhadap tanggung jawab dan kesediaan industri terhadap program pendidikan di waktu yang akan datang. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh Supardi menunjukkan bahwa komponen kegiatan masing-masing industri pasangan juga berbeda-beda. Ada beberapa industri hanya memberikan satu jenis komponen kegiatan saja, misalnya praktik dasar kejuruan atau praktik keahlian profesional. Ada beberapa industri yang memberikan hanya dua jenis komponen kegiatan, sedangkan beberapa industri yang lain memberikan lebih dari dua jenis komponen kegiatan, perbedaaan jenis komponen kegiatan Prakerin di industri ini dipengaruhi oleh bidang kerja industri yang bersangkutan. Industri yang melaksanakan proses produksinya dengan praktik keahlian profesional, siswa peserta Prakerin dilibatkan dalam praktik keahlian profesional juga. Berdasarkan kenyataan pelaksanaan Prakerin di lapangan dapat diketahui bahwa mitra industri masih rendah tingkat kesiapannya dalam pelaksanaan Prakerin begitu juga dengan pelaksanaan komponen-komponen materiisi pendidikan dalam pelaksanaan PSG mitra industri belum dapat melaksanakan sepenuhnya.

5. Kelengkapan Fasilitas Praktik di Dunia Usahaindustri