Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menjadi sangat penting untuk dilakukan terhadap pelaksanaan Prakerin pada jurusan Teknologi Kendaraan Ringan SMKN 3
Pacitan Jawa Timur.
B. Identifikasi Masalah
Masalah–masalah yang dapat diidentifikasi dalam penyelenggaraan Prakerin antara lain:
1. Pengelolaan Administrasi Prakerin
Kesiapan administrasi sangat diperlukan dalam menghadapi pelaksanaan Prakerin. Dengan handalnya administrasi atau manajemen sekolah akan
memudahkan terjalinnya hubungan antara sekolah dan industri sebagai pasangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Supardi 1996 menunjukkan bahwa tingkat kesiapan
administrasi Prakerin mencapai rata-rata 69,33 termasuk dalam kategori sedang. Aspek kesiapan perencanaan prosedur pelaksanaan Prakerin mencapai kategori
sedang 58,33 dan aspek kesiapan pengarahan kepada siswa dalam rangka pembekalan baru mencapai tingkat sedang, yaitu 50 . Dari gambaran tersebut
seharusnya sekolah yang sudah menyelenggarakan Prakerin sejak lama dalam pengelolaan
administrasi dapat
optimal. Suharsimi
Arikunto 1988:30
mengemukakan menurut pengertian modern administrasi adalah suatu usaha bersama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan organisasi secara efektf dan efisien
menggunakan dana dan daya yang ada. Berdasarkan uraian tersebut seharusnya kesiapan administrasi Prakerin merupakan ketersediaan usaha dan kegiatan yang
meliputi pengelolaan, pengaturan, dan manajemen untuk mencapai tujuan Prakerin secara efektif dan efisien yang berhubungan dengan kegiatan kantor atau tata usaha,
yang ditandai dengan kesiapan prosedur perencanaan pelaksanaan Prakerin,
pembentukan organisasi dan penujukan personel pengelola Prakerin, adanya koordinasi pelaksanaan Prakerin, pelaksanaan pengarahan kepada siswa, dan
kesiapan dana atau biaya Prakerin.
2. Kesiapan Guru Pembimbing
Sebagai usaha untuk mencapai tujuan pendidikan dalam pelaksanaan sistem ganda pada SMK, guru merupakan petugas yang sangat vital keberadaannya. Guru
pembimbing mempunyai tugas mempersiapkan, mengarahkan, memotivasi, melatih, menilai, dan membimbing siswa peserta Prakerin dalam melaksanakan kegiatan
komponen pendidikan Dit. Dikmenjur, 1995 : 3. Untuk meningkatkan kemampuan pembimbing perlu kalangan industri membuka diri dan bersedia menerima dan
melibatkan guru SMK pada industri. Penelitian yang dilakukan oleh Supardi 1996 menyimpulkan bahwa tingkat
kesiapan guru pembimbing siswa peserta Prakerin mencapai rata-rata 73,21 , dan belum ada aspek kesiapan yang mencapai 100. Sedangkan menurut Wardiman
Djojonegoro dalam Warseno, 1997 bahwa salah satu kurang hambatan yang
dialami pada pelaksanaan program Prakerin adalah kurangnya pengalaman dan kemampuan guru pembimbing dalam membimbing siswa di industri. Jujur diakui
beberapa siswa SMK bahwa guru pembimbing Prakerin, kurang memberikan bimbingan walaupun terdapat jadwal yang sudah ditentukan. Hal ini dikarenakan
kesibukan guru pembimbing di sekolah. Uraian di atas menunjukkan bahwa kesiapan guru pembimbing belum
sepenuhnya optimal dan belum dapat melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Untuk dapat menjadi seorang guru pembimbing Prakerin, guru harus memenuhi
kualifikasi sesuai dengan ketentuan dari Depdikbud Dit. Dikmenjur, 1995:3. Kemampuan guru pembimbing yang perlu dimiliki dalam hal ini meliputi sepuluh
jenis, yaitu : menguasai bahan, mengelola program mengajar, menggunakan media atau sumber, menguasai landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar
mengajar, menilai prestasi siswa, mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
3. Pembiayaan