6. Pelaksanaan Evaluasi Prakerin
Hal ini berkaitan dengan evaluasi pelaksanaan Prakerin dari perencanaan hingga sertifikasi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kesiapan pelaksanaan Prakerin di Program Keahlian Teknologi
Kendaraan Ringan SMK Negeri 3 Pacitan? 2.
Bagaimanakah kesiapan fasilitas praktik di Industri dalam pelaksanaan Prakerin di Program Keahlian Teknologi Kendaraan Ringan SMK Negeri 3 Pacitan?
3. Bagaimanakah pelaksanaan Prakerin di Program Keahlian Teknologi Kendaraan
Ringan SMK Negeri 3 Pacitan di dunia usahaindustri? 4.
Bagaimanakah pelaksanaan monitoring Prakerin di Program Keahlian Teknologi Kendaraan Ringan SMK Negeri 3 Pacitan di dunia usahaindustri?
5. Bagaimanakah pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi Prakerin di Program
Keahlian Teknologi Kendaraan Ringan SMK Negeri 3 Pacitan? 6.
Bagaimanakah evaluasi pelaksanaan Prakerin di Program Keahlian Teknologi Kendaraan Ringan SMK Negeri 3 Pacitan?
E. Tujuan Penulisan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1.
Mengetahui tingkat kesiapan pelaksanaan Prakerin di Program Keahlian Teknologi Kendaraan Ringan SMK Negeri 3 Pacitan.
2. Mengetahui kelengkapan fasilitas praktik Prakerin di DUDI
3. Mengetahui pelaksanaan Prakerin di Program Keahlian Teknologi Kendaraan Ringan
SMK Negeri 3 Pacitan di dunia usahaindustri. 4.
Mengetahui pelaksanaan monitoring Prakerin di Program Keahlian Teknologi Kendaraan Ringan SMK Negeri 3 Pacitan.
5. Mengetahui pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi Prakerin di Program Keahlian
Teknologi Kendaraan Ringan SMK Negeri 3 Pacitan. 6.
Mengetahui evaluasi pelaksanaan Prakerin di Program Keahlian Teknologi Kendaraan Ringan SMK Negeri 3 Pacitan.
F. Manfaat Penulisan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pendidikan kejuruan baik secara teoritis maupun praktis antara lain:
1. Teoritis, diharapkan berguna sebagai bahan untuk memperjelas konsepsi tentang
program Prakerin. 2.
Praktis a.
Bagi peserta didik: 1
Dapat memahami maksud dan tujuan dilaksanakannya Prakerin 2
Dapat mempersiapkan diri lebih matang dalam hal materi, fisik, mental, dan ketrampilan sebelum atau ketika melaksanakan Prakerin.
b. Bagi guru:
1 Guru sebagai pendamping dapat meningkatkan kualitas pengelolaan
Prakerin yang sesuai dengan peraturan 2
Guru sebagai pendamping dapat meningkatkan kualitas siswa setelah melaksanakan Prakerin
c. Bagi peneliti:
1 Sarana bagi peneliti untuk mengimplementasikan pengetahuan yang
didapatkan selama kuliah serta menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti.
2 Memberikan kesempatan untuk melihat secara langsung masalah-masalah
yang dihadapi Prakerin sekolah dalam proses pengelolaan Pendidikan Sistem Ganda di SMK Negeri 3 Pacitan.
3 Memberikan pengalaman dan pengetahuan mengenai hasil dari gambaran
pengelolaan Prakerin di SMK Negeri 3 Pacitan.
20
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teoritik
1. Pendidikan Teknik dan Kejuruan
Menurut Supriadi 2002: 1 Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak jaman sebelum penjajahan. Sejarah pendidikan di Indonesia dapat digolongkan ke dalam
dua periode utama, yaitu pendidikan pada saat sebelum kemerdekaan dan pendidikan pada masa kemerdekaan. Pendidikan pada masa sebelum kemerdekaan sendiri
meliputi tiga periode, yaitu: 1 pendidikan yang berbasis ajaran keagamaan; 2 pendidikan yang berbasis kepentingan penjajah; dan 3 pendidikan dalam rangka
perjuangan kemerdekaan .
Pendidikan pada masa kemerdekaan dapat dibagi menjadi 3 periode : 1 tahun 1945-1968 yakni sejak proklamasi kemerdekaan hingga
sebelum dilaksanakannya Pelita I; 2 sejak dimulainya Pelita I pada tahun 19691970 hingga akhir Pelita VI tahun 19971998, dan 3 periode reformasi sejak
tahun 1998 yang berlanjut dengan dilaksanakannya otonomi daerah sejak tahun 2001 hingga sekarang ketika pendidikan mengalami desentralisasi yang radikal.
Di atas telah diuraikan bahwa jauh-jauh hari sebelum bangsa Portugis dan Belanda ke Indonesia, pendidikan di Indonesia telah diawali dengan berbasis
keagamaan oleh para pemuka dan penyebar agama Hindu, Budha, dan Islam. Sistem pendidikan yang mereka gunakan lebih terstruktur dalam pelaksanaannya. Sistem
pendidikan yang menyerupai sekolah sekarang baru dimulai pada abad ke-16. Sekolah pertama di Indonesia didirikan oleh penguasa Portugis di Maluku, Altonio
Galvano, pada tahun 1536 berupa sekolah seminari untuk anak-anak dari pemuka pribumi Supriadi, 2002:7. Mulai tahun 1607 VOC mulai mendirikan sekolah-
sekolah yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia yang merupakan daerah kaya