c. Kesiapan Pengelolaan Program
Program kerja merupakan salah satu hal pokok yang perlu direncanakan , dilaksanakan, dan dievaluasi dalam pelaksanaannya.
Dalam sebuah kegiatan, program kerja memuat apa saja hal yang akan dilaksanakan dalm kegiatan tersebut. Prakerin merupakan salah satu
kegiatan untuk siswa dalam rangka beberapa tujuan tertentu. Berdasarkan data hasil penelitian, kesiapan pengelolaan program baru
mencapai rata-rata 66,66 yaitu tingkat tinggi. Beberapa aspek yang mempengaruhi dalam kesiapan ini masih sangat perlu ditingkatkan
lagi. Dari aspek pembekalan siswa, tim pokja sudah melakukan pembekalan pada siswa mengenai gambaran prakerin, agenda
kegiatan, tata tertib, pengisian buku agenda, pelaporan, dan hal lain terkait prakerin. Namun dari tim pokja belum menghadirkan dari
pihak DUDI yang nantinya akan bertindak sebagai pembimbing di industri. Selain itu perwakilan dari industri juga dapat menyampaikan
gambaran iklim kerja di industri, tata tertib, aktivitas, dll. Diharapkan uraian yang disampaikan dapat memberikan gambaran pada siswa
sehingga akan meningkatkan kesiapan fisik dan mental serta ketrampilannya. Tentunya perwakilan yang dihadirkan berasal dari
DUDI yang berskala menengah ke atas sehingga dapat memberikan kesan tersendiri pada peserta. Selain dalam pembekalan siswa, pihak
industri hendaknya juga perlu dihadirkan dalam koordinasi persiapan pelaksanaan. Hal itu mengingat perlunya berkoordinasi dalam setiap
hal dengan pihak DUDI. Diharapkan koordinasi ini bisa terwujud mulai dari penerimaan siswa baru. Ini berkaitan dengan lulusan yang
nantinya dapat diserap oleh DUDI tersebut sehingga konsep kebijakan link and match yang telah dicetuskan mulai tahun 1994
dapat terealisasikan. Hal ini didasari pemikiran bahwa kebijakan tersebut mengharapkan perbaikan yang mendasar dan menyeluruh
tentang perbaikan konsep, program, dan perilaku operasionalnya, membuka dan mendorong hubungan kemitraan antara pendidikan
kejuruan dengan dunia usahaindustri yang pada dasarnya mendekatkan supply dan demand.
Dalam penelitian evaluasi implementasi kebijakan pendidikan sistem ganda di sekolah kejuruan yang dilakukan oleh Wahyu
Nurhadjadmo 2008 menyatakan bahwa salah satu tahap persiapan prakerin adalah pembekalan siswa yang materinya meliputi orientasi
DUDI, tugas dan kewajiban siswa selama di DUDI, petunjuk pengisian buku jurnal, pembenahan sikap, dan latihan kesemaptaan.
Sedangkan petugas yang memberikan pembekalan terdiri dari guru sekolah, instruktur dari DUDI, TNIPolri, dan Majelis Sekolah.
Melihat salah satu realita di SMK ini semakin dirasa perlu bahwa untuk pembekalan siswa memang harus menghadirkan perwakilan
dari DUDI atau pihak lain untuk meningkatkan pengetahuan, kedisiplinan, dan etos kerja siswa. Sehingga ketika sudah berada di
dunia kerja siswa sudah memilki bekal yang sangat cukup.
Program yang telah disusun dan dibuat bersama dengan pihak industri selanjutnya dapat menjadi sebuah program yang nantinya
dapat menunjang tujuan prakerin itu sendiri. Sehingga setelah selesai melaksanakan prakerin siswa benar-benar memahami iklim kerja
ketika sudah di dunia industri. Sosialisasi kepada siswa juga sangat penting seperti jadwal pelaksanaan, penugasan, kegiatan di industri,
bimbingan, dll mengingat salah satu tujuan prakerin adalah untuk meningkatkan ketrampilan siswa yang tidak dapat diperoleh di
sekolah. Dalam hal ini Depdiknas 2008 juga mengungkapkan bahwa
perancangan program prakerin tidak terlepas dari implementasi silabus ke dalam pembelajaran, yang membutuhkan metode, strategi
dan evaluasi pelaksanaan yang sesuai. Rancangan prakerin sebagai bagian pembelajaran perlu memperhatikan kesiapan Dunia Kerja
mitra dalam melaksanakan pembelajaran kompetensi tersebut. Hal ini diperlukan agar dalam pelaksanaannya, penempatan peserta didik
untuk prakerin tepat sasaran sesuai dengan kompetensi yang akan dipelajari.
d. Kesiapan Guru Pembimbing