praktik yaitu 65 dalam kategori tinggi. Sedangkan kesiapan paling rendah adalah pada aspek kelengkapan peralatan praktik yaitu 40 termasuk dalam kategori
sedang. Kelengkapan peralatan praktik yang dimaksud meliputi jumlah peralatan yang tersedia, adanya buku petunjuk pemakain alat manual book, adanya lembar
kerja job sheet, gambar kerja atau sketsa-sketsa yang mendukung kegiatan praktik. Pihak Industri tidak menyediakan sarana khusus untuk latihan kerja siswa baik ruang,
alat, bahan, maupun sarana lainnya. Jadi latihan kerja siswa di industri didukung dengan fasilitas kerja sehari-hari yang telah ada sebelumnya sehingga beberapa
industri terbukti memiliki tingkatan kelengkapan fasilitas sangat rendah. Kelengkapan fasilitas praktek di dunia usahaindustri juga harus disesuaikan
dengan kompetensi yang ditetapkan. Peran kelompok kerja PSG dalam mencari mitra harus lebih ditingkatkan. Dunia usahaindustri yang akan dijadikan mitra usaha
tentunya harus merupakan dunia industri yang memiliki komitmen ikut memajukan pendidikan dan tentunya yang memiliki fasilitas yang cukup memadai. Berdasarkan
Keputusan Mendikbud No. 323U1997 diatur bahwa untuk dapat menjadi mitra industri sekolah yang menyelenggarakan PSG, harus memiliki tempat dan peralatan
kerja dan memiliki instruktur atau pembimbing atau tenaga yang dapat melaksanakan tugas sebagai instruktur atau pembimbing. Lebih lanjut kelengkapan fasilitas praktek
di SMK mengacu berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menegah
KejuruanMadrasah Aliyah Kejuruan SMKMAK.
6. Uji Kompetensi dan Sertifikasi Prakerin
Uji kompetensi adalah suatu proses pengukuran dan penilaian penguasaan keahlian seseorang, berdasarkan standar yang berlaku di lapangan pekerjaan tertentu
dan atau atas dasar kesepakatan kebutuhan lapangan kerja tertentu Depdikbud,
1996:4. Sertifikasi adalah pemberian sertifikat kepada tamatan atau siswa yang telah dapat menguasai kemampuan standar atau keahlian kejuruan yang diperoleh melalui
ujian kompetensi Depdikbud, 1995:8. Uji kompetensi dan sertifikasi Prakerin perlu dilakukan pada siswa yang telah melaksanakan Prakerin sebagai bentuk upaya
tingkat pencapaian kompetensi yang diharapkan. Salah satu tujuan uji kompetensi ini adalah untuk mengetahui ketercapaian kompetensi siswa selama melaksanakan PSG
di dunia industri. Apabila dinyatakan lulus atau memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan maka siswa tersebut berhak untuk mendapatkan sertifikat kelulusan
kompetensi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rohadi 1999 menunjukkan bahwa
kendala-kendala yang dihadapi oleh Jurusan Elektronika SMK se-Kotamadya Yogyakarta dalam pelaksanaan uji kompetensi antara lain adalah kurangnya
perhatian serta peran serta pihak dunia usahaindustri. Hal ini terutama dapat dilihat dari peran dunia usahaindustri yang masih kurang dalam mempersiapkan materi
ujian. Materi ujian yang seharusnya dikerjakan secara bersama oleh pihak sekolah dengan pihak industri, dalam kenyataannya hanya pihak sekolah saja yang secara
bersungguh-sungguh mempersiapkannya sehingga bobot materi yang diujikan perlu dipertanyakan lebih lanjut. Warseno 1997 dari hasil penelitian yang dilakukannya
menunjukkan bahwa pencapaian pelaksanaan sertifikasi PSG di jurusan bangunan sebanyak 2,81 , listrik 3,1 , mekanik umum 2,19 , dan otomotif 2,19 .
Sedangkan besarnya presentase rerata adalah 13,13 . Data tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan sertifikasi Prakerin di SMK 2 Klaten masih tergolong rendah. Hal
yang sama juga dilami oleh SMK se-kodya Surabaya dalam penelitian yang dilakukan oleh Joko 1996 yang menyatakan bahwa evaluasi pelaksanaan Prakerin
terkategori kurang baik.
Menurut Depdikbud 1995 pelaksanaan uji kompetensi adalah sebagai berikut : 1 materi ujian dikeluarkan oleh badan tertentu yang diakui sebagai badan yang
mengeluarkan sertifikat, 2 pihak sekolah dan tim penguji merumuskan pengajaran bahan pelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar sebagai persiapan bagi calon
peserta uji kompetensi, 3 perangkat soal ujian kompetensi disiapkan oleh unsur dunia industri, lembaga profesi, dan sekolah, 4 ujian kompetensi dilakukan bersama
oleh sekolah, dunia industri, dan asosiasi profesi, 5 ujian kompetensi dilaksanakan secara bertahap sesuai daya kesiapan dan kemampuan sekolah. Bagi peserta didik
yang dinyatakan lulus, akan diberikan sertifikat yang akan diterbitkan oleh Tim Uji Profesi. Sertifikat ini diharapkan selain menjelaskan keahlian profesional yang
dikuasai oleh pemiliknya, sekaligus mengakui kewenangan pemilik sertifikat tersebut untuk melaksankan tugas pada bidang profesi tertentu.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi Prakerin masih belum dilakukan secara optimal.
7. Monitoring dan Evaluasi